5- Hawa, bidadari impian

2.4K 311 86
                                    

Angan yang terlalu tinggi seringkali membuat kita berfikir untuk bisa meraih apapun tanpa memperdulikan batas kemampuan yang kita miliki.

◦ • ●★● • ◦

Bel istirahat yang sedari tadi ditunggu oleh para siswa akhirnya terdengar mengalun merdu. Seakan menjadi sebuah pertanda untuk segera mengakhiri kegiatan belajar dan segera keluar dari kelas. Bayang-bayang kantin yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman nampak menjadi tujuan utama mengapa semua siswa siswi sangat menunggu suara bel istirahat.

Di saat kantin telah penuh akibat para siswa siswi yang bertujuan untuk membeli makanan dan mengisi perut mereka, hari ini Hawa habiskan waktu istirahat pertamanya untuk menunaikan salat dhuha karena kebetulan ia tengah menjalankan puasa senin kamis tepat di hari ini, hari kamis. Seperti yang sering di ajarkan oleh sang Abi, Hawa memang kerap kali menjalankan puasa sunnah selain puasa Ramadhan yang wajib hukumnya.

"Wa, mau kemana? Ngga jajan?" tanya Amira menghentikan langkah Hawa yang akan meninggalkannya dari kelas.

"Mau salat dhuha, Ra. Aku lagi ngga jajan, kamu kalo mau jajan sama Windy aja," balasnya dengan melempar senyumannya membuat Amira mengangguk. Lepas itu Hawa segera menuju mushola yang ada di sekolahnya.

Hawa memang baru kali ini melaksanakan salat dhuha di sekolahnya karena waktu istirahat yang mepet, namun untuk salat wajib seperti salat dzuhur, Hawa pasti mengerjakannya di mushola karena pesan dari Abinya selalu terngiang di kepalanya bahwasanya Hawa tidak boleh meninggalkan salat lima waktu di manapun dan kapanpun.

Akhirnya Hawa sampai di mushola sekolahnya, perlahan Hawa mulai melepas sepatunya hingga ia bergegas menuju tempat wudu khusus wanita hingga iapun kembali ke dalam mushola dan segera menunaikan salat dhuhanya sebanyak 4 Raka'at.

Sebenarnya, salat dhuha bisa di laksanakan paling banyak sampai 12 raka'at dan minimal 2 raka'at, namun karena waktu istirahat pertama tak banyak, Hawa mungkin hanya bisa mengerjakannya sebanyak 4 raka'at.

Rasulullah SAW bersabda, "Setiap sendi tubuh setiap orang di antara kamu harus disedekahi pada setiap harinya. Mengucapkan satu kali tasbih (Subhanallah) sama dengan satu sedekah, satu kali tahmid (Alhamdulillah) sama dengan satu sedekah, satu kali tahlil (La ilaha illallah) sama dengan satu sedekah, satu kali takbir (Allahu Akbar) sama dengan satu sedekah, satu kali menyuruh kebaikan sama dengan satu sedekah, dan satu kali mencegah kemungkaran sama dengan satu sedekah. Semua itu dapat dicukupi dengan melaksanakan dua rakaat salat dhuha." (HR Muslim dan Abu Dawud).

Dalam hadis Qudsi, Allah SWT berfirman, "Wahai anak Adam, rukuklah (salatlah) karena Aku pada awal siang (salat duha) empat rakaat, maka Aku akan mencukupi (kebutuhan)-mu sampai sore hari." (HR Tirmidzi).

Selepas menunaikan salat dhuhanya, tak lupa Hawa juga bersimpuh sembari memanjatkan doa-doanya hingga ia pun kembali melepas mukena dan merapikannya, setelah itu ia keluar dari mushola dan memakai kembali sepatunya.

"Lho, Wawa?" sahut seseorang membuat Hawa mendongakkan wajahnya dan mendapati Wildan di depannya.

Kontan Hawa membalasnya dengan sebuah senyuman, ia telah menebak jika Wildan juga baru saja menunaikan salat dhuhanya sebab terlihat jelas rambutnya yang nampak basah akibat terkena air wudu.

"Eh, Kak Wildan," balas Hawa terkekeh, iapun kembali melanjutkan memakai sepatunya.

"Abis dhuhaan juga?" tanya Wildan yang dibalas anggukkan oleh Hawa.

"Iya Kak baru sempet hari ini, insyaallah kedepannya lebih rajin lagi," jawab Hawa sebelum akhirnya ia berdiri karena ia telah selesai memakai sepatunya.

HAWA untuk ADAM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang