39- Ingkar Janji

1K 190 28
                                    

Orang ngga akan dengerin apapun kalo dia lagi jatuh cinta.

-Wildan

◦ • ●★● • ◦

Gedung sekolah SMA Garuda sudah terlihat dari dalam mobil. Segera saja Hawa turun saat mobil yang dikemudikan Abinya sampai di depan sekolahnya yang hanya tinggal satu semester lagi Hawa datangi sebelum ia lulus nanti.

Waktu menunjukkan pukul 6 lebih 45 menit. Banyak siswa maupun siswi yang baru tiba di sekolah. Terlihat gerbang sekolah yang masih terbuka lebar guna mempersilakan para siswa maupun siswi memasuki sekolah.

Hawa segera turun dari mobil. Tak lupa ia berpamitan dengan sang Abi. "Nanti ngga usah jemput Hawa lagi ya Bi. Hawa bisa naik angkutan umum." ujarnya.

Ahkam mengangguk. Lepas itu ia segera melajukan mobilnya dan meninggalkan Hawa yang sudah berjalan masuk menuju gerbang sekolah.

Gerbang sekolah yang begitu ramai membuat siswa terlihat berdesak-desakkan untuk segera masuk, sampai Hawa tak sengaja menabrak bahu seorang siswa membuatnya hampir jatuh.

"Maaf ya, aku ngga sengaja." segera saja Hawa membantunya untuk kembali berdiri dengan seimbang.

"Iya Kak, ngga papa." gadis yang Hawa tebak adik kelasnya itu nampak terkejut.

"Loh, Kakak ini kok mukanya kayak ngga asing," ujarnya seraya mengamati wajah Hawa. "Kak Hawa, ya?" tanya gadis itu.

Hawa mengerutkan alisnya. Ia bingung kenapa gadis itu bisa mengenalinya padahal Hawa sama sekali tidak mengenalinya. "I-iya.  Kok kamu tau?"

"Mas Adam!" panggil gadis itu kepada laki-laki yang berada tak jauh darinya. Dan ternyata, setelah Hawa menengok, ada Adam di sebelah gadis itu. Hawa dan Adam sempat adu lirik sebelum gadis itu kembali bersuara.

"Ini Kak Hawa yang fotonya ada di kamarmu 'kan, Mas?" tanya gadis itu kepada Adam, sedang Adam nampak kebingungan dan salah tingkah.

"Hah? Eh... Anu.. I.. Iya gitu." jawab Adam sembari menggaruk tengkuknya.

"Foto?" kening Hawa berkerut.

"Oh iya Wa, kenalin ini adik sepupuku, anaknya Tante Maira." ujar Adam memperkenalkan dan Hawa terlihat mengangguk. Ternyata sepupunya. Pantas saja.

"Zizah, Kak." Gadis bernama 'Zizah itu mengulurkan tangannya.

Hawa menerima uluran tangannya. "Hawa." ujarnya seraya tersenyum.

"Kak Hawa tau ngga? Di dalam kamarnya Mas Adam itu ada fotonya Kak Hawa yang dip--"

"Zizahh!" selang Adam membuat Zizah berhenti berbicara. Adam juga terlihat memberi isyarat agar Zizah diam.

"Sana duluan," titah Adam kepadanya.

"Iya Mas, Zizah paham." goda Zizah. "Zizah duluan ya Kak, dadah Mas," Zizah melambaikan tangannya kepada mereka berdua membuat Hawa mengangguk seraya tersenyum.

"Cie cie Mas Adam," sahut Zizah yang langkahnya sudah hampir jauh.

"Zizah!" keluh Adam sebelum Zizah nampak berlari meninggalkannya.

"Foto apa, Dam?" tanya Hawa penasaran.  Sedang Adam gelagapan.

"Anu... Itu... Eh iya pulang sekolah nanti kita belajar bareng ngga?" tanya Adam mengalihkan topik.

"Em...boleh. Aku juga udah hampir selesai ikut kelas tahfidz, tinggal tunggu acara khataman aja." balas Hawa.

"Alhamdulillah..." gumam Adam.

HAWA untuk ADAM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang