Part 28/ Jungkook & Namjoon

117 20 1
                                    


Darah segar mengucur dari dahinya membuatnya sangat pusing. Suara alarmn kebakaran yang nyaring itu perlahan menghilang dari pendengarannya.

"Kurasa dia lebih baik hari ini..." suara serak itu membuat Remy terbangun, kali ini rasa sakitnya sangat hebat. Sekuat tenaga dia mencoba duduk, pandangan matanya remang. Seseorang di dekatnya memapah punggungnya, membantunya duduk.

"Nyonya bisa dengar suaraku?"

"Nyonya??"

Suara itu bersahut-sahutan memanggilnya, tidak ada sentuhan lain selain dari pada punggungnya dimana dia mencoba tetap terduduk. Mencoba membuka matanya yang masih memburam. Kepalanya yang sakit, terus berulang menusuk.


"Dimana ini?"

"Ini di tepi hutan perbatasan nyonya" mendengar ucapan orang yang ada di dekatnya membuat matanya terbuka sempurna. Di lihatnya pakaiannya dan orang-orang di sekitarnya. Hanbook berwarna biru cerah melekat padanya. Tubuhnya di selimuti selimut hangat.

"Aku ke Juseon! Aku ke Juseon lagi!" Remy kepala yang masih sakit begitu saja mencoba berdiri. "Akh!" rintihnya

"Mama, mama bertahanlah hamba mohon, mama" suara itu membuat Remy berbalik dan langsung mengenali suara itu.

"Jungkook!!" Remy memeluk orang itu dengan tiba-tiba membuat pria itu membalasnya

"Mama, hamba khawatir mama" terdengar isakan dari orang itu

"Aku baik-baik saja kau lihat"

"Mama anda koma 1 minggu, aku dan tabib mengkhawatirkan anda mama. Syukurlah mama sadar" pria tampan itu masih menangis memegangi tangan Nyonyanya.


"Saaa...satu minggu?!"

"Iya semenjak anda di bawa ke sini dengan Jendral Seokjin anda pingsan. Kami berusaha mengobati anda tapi anda koma, hamba khawatir mama"

"Min Yoongi, mama Min Yoongi?" Remy tidak dapat jawaban dari Jungkook

"Dimana Yang Mulia Putra Mahkota?" Masih terdiam pria yang ada di hadapannya

"Jungkook!"


"Hamba tidak tau keadaan Istana semenjak kudeta selir Misil, maafkan hamba mama. Hukum hamba dengan kematian" Koki kerajaan itu menunduk menempelkan wajahnya ke tanah.

"Jungkook..."

"Yang Mulia hanya di kabarkan hilang, kini hanya ada Permaisuri dan Jendral Seokjin di istana. Selir Misil di bawa paksa ke kerajaan Sila seminggu lalu. Tanpa adanya Yang Mulia Putra Mahkota kerajaan kosong pemimpin. Hanya itu yang hamba tau, tidak lebih mama maafkan hamba"

Penjelasan Jungkook membuat Remy menangis. Di tahannya rasa sesak itu dia tersenyum dengan air mata jatuh, Remy memasang senyuman "Jungkook berjanjilah padaku untuk bertahan. Kita bisa ke istana secepatnya."

Koki kerajaan itu mengangkat wajahnya dan melihat pemandangan yang cukup membuatnya kuat. Semua orang yang ada di dekitar mereka berusaha tidak mendengar itu namun melihat wajah Remy mereka memiliki perasaaan berbeda dengan ekspresi yang sama. Kagum.

"Kau terlihat lebih baik..." Hwarang Namjoon tiba-tiba muncul, dia memerintahkan bawahannya untuk pergi dari tenda itu. Koki kerajaan Jungkook juga undur diri.

"Terimakasih sudah membantuku" lanjutnya sembarin duduk di sebelah Remy, ada luka di bagian dagu bawahnya.

"Bagaimana keadaan di luar sana?" tanya Remy sembarin menatap wajah Hwarang itu, tatapan penasarannya di balas mata sayu pria kekar itu.

"Khawatirkan keadaanmu ,nyonya"

"Aku mengkhawatirkan orang lain"

"Aku tau kau mencintainya, tapi pergi keluar dan mencarinya bukan alasan bagus"

"Aku tidak bilang padamu aku akan melakukannya"

"Cepat atau lambat kau akan melakukannya, aku bisa taruhan soal itu"


Remy hanya menggeleng pelan. Dia tau kata-kata itu benar. Dia tau Namjoon akan berusaha mencegahnya, dan akhirnya dia tau mengapa Jendral Seokjin membawanya keluar dari istana. Walaupun dia ingin mengetahui keadaan Yang Mulia Putra Mahkota Yoongi, Remy lebih menahan dirinya.

"Dimana Yang Mulia Seja?" tanyanya

"Bagaimana anda...."

"Aku tidak bodoh, aku ingat kata-katamu dan Jendral Seokjin. Aku hanya koma tidak lupa ingatan"

"Apa anda ingin menemuinya?"

"Jawab pertanyaanku Hwarang Namjoon, mengapa kau melakukan itu? Menyembunyikan diri selama ini"

"Aku terima di hakimi atas keputusanku dan Yang Mulia Seja, tapi kami ada alasan"

"Apa aku terlihat akan menghakimimu?" Remy mempertegas kata-katanya

"Aku membohongi pria yang kau cintai, aku membohongi wanita yang paling ku hormati di kerajaan Juseon dan aku membohongi Hwarang Jimin. Wajar semua kerajaan membenciku"

"Badanmu saja yang besar dan menyeramkan, hatimu manis sekali. Tidak cocok"

"Astaga dia benar-benar menghakimi sisiku yang lain" pikir Hwarang Namjoon

"Katakan pada Yang Mulia Seja ,aku ingin menemuinya. Ada yang perlu ku beri tau padanya. Kau juga tidak akan mengira aku penghianat kan hanya karena aku selir dari salah satu tuanmu?"

Mendengar ucapan Remy, Hwarang Namjoon menaikan alisnya. Dia terlihat lebih menarik di mata Hwarang Namjoon saat meminta sesuatu dengan cepat. Wajah cantiknya, caranya meminta sesuatu. Kini Hwarang itu paham, mengapa gadis seperti ini bisa membuat seorang Putra Mahkota Suga jatuh cinta. Dia tidak percaya bahwa wanita ini gadis biasa yang hampir di jadikan budak oleh Tuan Daegum.

Tanpa menunggu lama, saat matahari sudah menurun dari tahtanya, seorang yang terlihat lebih muda masuk ke dalam tenda. Remy menahan nafasnya dan terkecat, Putra Mahkota Suga adalah orang yang sangat identik, hanya ada perbedaan di warna rambut dan luka di matanya.

BERSAMBUNG....

Daechwita // Masa Lalu Yang Di UbahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang