Part 38/ Pelukan

121 20 3
                                    


Mohon maaf karena author sedang dalam masa transisi pekerjaan jadi nyaris susah update.

Kali ini ada part yang sempet masuk ke mimipi author dan langsung di tulis kala itu.

Entah bagaimana nasip dua insan ini tapi yang jelas sudah di putuskan akan ada sesuatu yang sulit di terima keduanya, tenang mainin emosi memang seharusnya ada seperti di drakor-drakor, dan author berterimakasih dengan orang-orang yang sudah vote.

~

~

~

~

~

~

"ASTAGAA!!!!!" Mereka berdua ,Remy termasuk Tuan Hoseok terperanjat mendengar cerita Putra Mahkota Yoongi yang tentu saja ia sudah tau bahwa saudaranya masih hidup.

"Bagaimana kau mengetahuinya?"

"Mudah saja. Jendral ku Seokjin adalah orang paling ku percaya 100% tapi kelakuannya berubah belakangan ini. Dia jadi begitu lembut, aku menyuruhnya mengasingkanmu..."


Putra Mahkota Yoongi menyentuh hidung Remy, gerakan sekecil itu mampu membuat Hwarang Namjoon cemburu seribu tahun.


"...bukannya pergi ke tempat lain dia malah pergi ke perbatasan. Apalagi kalau bukan menuruti perkataanmu ,Hwarang Namjoon." Hwarang yang di sebut namanya itu hanya menunduk.

Mendengar cerita itu Penasihat Hoseok menatap mereka berdua dengan sangat-sangat heran. Remy mematung di sebelah Putra Mahkota, gadis itu duduk dan kepalanya terasa sangat pusing.

"Jadi?"

"Kan sudah ku bilang Seokjin sangat ku percaya, jadi semua rencana kalian dia ceritakan padaku. Itu sebabnya aku ingin turun tahta. Dan hidup dengan wanita ini." senyuman manis Putra Mahkota Yoongi itu membuat orang yang ada di ruangan itu tersenyum juga.

"Kau ingin membawaku pulang ke istana?"

"Tidak sekarang. Saudaraku dalam keadaan tidak baik karena ia memalsukan kematiannya"

"Kenapa Yang Mulia Daegu, masih memikirkan Yang Mulia Seja?" Hwarang Namjoon bertanya

"Yang aku benci ayahku, bukan saudaraku."


Mendengar itu Hwarang Namjoon mengerti bahwa sifat kejam yang di miliki Puta Mahkota Yoongin ada karena dirinya kesepian dan tertekan. Ia bisa melihat ada raut wajah sedih yang di sembunyikan tuannya satu itu.

Memang bukan hal yang umum siapa yang di pilih raja untuk jadi kawan masa kecil. Jikalau Namjoon bertumbuh dengan Putra Mahkota Suga yang selalu di sanjung raja, berbeda sengan Seokjin yang bertumbuh bersama Putra Mahkota Yoongi yang selalu berusaha dengan baik, namun tidak pernah di sanjung raja.

Raut sedih yang di sembunyikan punya arti yang sangat banyak. Tapi berbeda dengan wajah Remy yang terlihat tidak suka dengan keputusan orang ia cintai itu.

Melihat wajah yang tidak biasa tentu Putra Mahkota Yoongi bertanya padanya.


"Jangan main-main dengan tahtamu!" Jawab Remy, dan laki-laki itu wanitanya sedang dalam keadaan tidak mood.

"Ah ada yang tidak ikhlas aku di lengserkan...."

"Bukan! Kalian ber 2 bisa di anggap mempermainkan kerajaan."

"Siapa yang jadi raja di masa depan?"

"Apa?!"

"Siapa sayang?"

"Jangan menyudutkanku begitu yah."


Mendengar perdebatan ke dua orang itu, Hwarang Namjoon dan Penasihat Hoseok bertatapan bergantian. Namjoon memberi tatapan aneh ke arah Remy saat Yang Mulia Yoongi bertanya padanya soal "Raja Di Masa Depan".

Karena mereka takut dengan urusan "suami-istri" itu akhirnya mereka memilih berbincang di balkon luar.

Remy menolak kembali ke istana dan dia terlihat tidak menyukai bagaimana Putra Mahkota Yoongi yang begitu saja turun tahta. Hwarang Namjoon merahasiakan kedangan Putra Mahkota Yoongi dari tuannya.

Dia tidak ingin menambah daftar pertanyaan yang harus ia jawab.

Wajahnya juga tidak terlihat kaget saat Putra Mahkota Yoongi datang. Namjoon hanya mengira-ngira banyak hal hingga ia bisa menghadapi sesuatu yang tidak terduga.

Putra Mahkota Yoongi membiarkan Remy berdiam di sana, dengan perdebatan panjang lebar dan ia merasa bahwa wanita memang butuh waktu sendiri.


"Terserah apa katamu tapi aku akan datang seminggu sekali ke sini, di dekat sawah kaki gung ada perbatasan. Temui aku seminggu dari sekarang..." Kata Putra Mahkota Yoongi sembarin mengecup tangan Remy.

"Kenapa seminggu sekali?"

"Kan yang tidak mau ke istana kau, kenapa kau yang sedih? Harusnya yang sedih aku"

"Bukan begitu..."

"Dengar aku mempercayakan mu pada mereka. Kulihat kau lebih betah di sini ketimbang di kurung di istana, tidak bebas kemana-mana dan juga di sini kau tidak harus berdebat..."

"Ih merajuk begitu"

"Apa? Yang merajuk itu dirimu"

"Astaga"

"Dengar Inheyon, di sini kau aman tidak perlu apa-apa minta persetujuanku..."

Omongan Putra Mahkota Yoongi terpotong, Remy tiba-tiba memeluknya dari belakang.

Hoseok dan Namjoon memberi mereka waktu sebentar, tidak ada obrolan serius di antara ke dua sahabat yang sudah lama tidak bertemu.

Hoseok cukup rindu dengan Namjoon, tapi Namjoon masih merasa bersalah dan menjaga jaraknya.

"Aku suka berdebat denganmu jikalau ingin sesuatu, aku suka saat kau melarangku hal-hal sepele, kau yang tidak pernah menyapa ku sekali pun bertatap muka di istana. Tapi kalau sedang berduaan kau berbeda sekali..."

Putra Mahkota Suga memeluknya dengan erat, pelukan itu terasa berbeda. Ada yang berbeda, ada rasa yang aneh, ada gerakan yang membuat Remy buyar dari rasa bersalahnya, ada rindu di sana, ada sesuatu.


Bersambung~~



Daechwita // Masa Lalu Yang Di UbahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang