Sementara itu di kamar Yang Mulia Yoongi.
Ia hanya menatap ke arah atas langit-langit kamarnya sembarin berdeham. Tubuh atasnya ter ekspos sempurna, walaupun ada luka di bagian bahunya. Tetap saja, keindahan itu adalah hal yang luar biasa. Remy sungguh beruntung pernah bersentuhan dengan fisik sempurna seperti itu.
"Aku ingin turun tahta"
Mendengar ucapan tuannya ,Penasihat Hoseok membulatkan matanya. Ia merasa pendengarannya seperti nya salah. Hingga ia memberanikan diri membuka suara.
"Tuan, anda harus punya penerus untuk melakukan hal itu. Tidak bisa Permaisuri Daechwita, karena ia juga tidak memiliki keturunan dengan Yang Mulia Suga. Dan suaminya pun meninggal dalam peperangan. Yang Mulia tau kan peraturan kerajaan"
"Aku tidak bisa memiliki keturunan dari istrinya kakakku?"
"Iya bisa tapi.... Yang Mulia kan..."
"Permaisuri juga tidak bisa jadi Ratu karena yang memegang kendali selama ini aku?"
"Iya Yang Mulia"
"Kalau aku punya keturunan, aku bisa turun tahta?"
"Iya Yang Mulia"
"Dengan siapapun?"
"Tapi anda harus menikah Yang Mulia" pensihat Hoseok tempak sangat tertekan
"Aku ingin bunuh ayahku dan segala peraturannya"
"Tapi raja sudah di meninggal kan"
"Baiklah, aku akan tanya Jendral Seokjin"
"Anda ingin menyerahkan tugas anda padanya?"
"Kau kalau tertekan bicarnya jadi sangat tidak realistis!"
Entah apa yang di pikirkannya Yang Mulia Yoongi menyuruh pelayan paling setianya dan Penasihat Hoseok menyiapkan kuda. Ia berpikir ingin pergi sebentar keluar kerajaan tanpa ada yang tau dirinya adalah Putra Mahkota Kerajaan Juseon. Walau di larang tetap saja ia, tidak bisa di bantah.
Sementara Yang Mulia Yoongi pergi hal mengejutkan terjadi di dalam istana tanpa di ketahui siapapun. Permaisuri Daechwita menangis dalam diam di pelukan seseorang.
Ia menekan nada bicaranya dengan sangat hati-hati. Raut wajahnya nampak sangat sedih, terus di peluk orang itu. Di ciumnya laki-laki itu.
"Permaisuri, mendekatlah aku tidak akan meninggalkanmu"
"Jangan ku mohon jangan pernah pergi lagi."
"Kau percaya padaku selama ini, begitu juga aku."
"Apa yang akan terjadi nanti?"
"Kau harus punya keturunan, Putra Mahkota Yoongi punya niatan untuk turun tahta."
"Tapi bagaimana kerajaan mempercayaiku?"
"Percaya padaku"
"Apa yang akan kau lakukan agar semua ini berakhir?"
"Aku akan membunuh Missil dan merebut kekuasaan kerajaan Silla"
"Bagaimana itu terjadi?"
"Wanita bernama Remy yang ku jaga di perbatasan adalah kuncinya. Dia tau apa yang akan terjadi kedepannya dan aku akan berusaha merubah itu semua. Aku tidak ingin bayangan masa lalu menghantui mu terus."
Permaisuri mempercayai orang itu, sungguh. Ia tau orang itu mmemperhatikannya secara diam-diam selama ini. Bahkan di mata Permaisuri, semua hal yang di lakukan orang ini adalah yang terbaik. Ia tau semua kaki tangannya adalah yang terbaik
"Hwarang Tae"
"Ya?"
"Tinggalkan kami sebentar." sekali printah ,Hwarang itu meninggalkan kamar Permaisuri Daechwita, bersama laki-laki itu. Putra Mahkota, Suga.
Penasihat Hoseok dan Putra Mahkota Yoongi pergi ke pinggiran hutan. Tiba-tiba saja kudanya berhenti pada sebuah bongkahan batu besar. Ia turun dari kudanya sembarin termenung duduk di atas sana.
"Yang Mulia? Kenapa berhenti di sini?"
"Aku melihatnya di tinggalkan di sini"
"Siapa?"
"Inheyon..."
Mendengar nama selir kesayangan Putra Mahkota Yoongi, penasihat itu ikut turun dari kudanya dan duduk tepat di samping tuannya. Di lihat pandangan tuannya yang kosong itu.
Ia tau sangat, tuannya merindukan wanita itu. Tapi karena banyak hal, ia tidak bisa bertemu dengan wanita itu, entah sampai kapan.
"Jendral Seokjin mungkin mengetahui ia dimana?"
"Hoesok ah. Aku menyuruhnya menjaga wanita itu, tapi ia malah meninggalkan wanita itu di sini, saat aku membuka mataku ,aku justru di temukan kalian. Apa menurutmu ,sahabatku itu menghianatiku?"
Hoseok menelan ludahnya kasar sembarin menggeleng. Putra Mahkota Yoongi melihat dari jauh bagaimana Jendral Seokjin memukul kepala Remy. Ia hanya memberi tugas agar wanita itu di asingkan dari jauh bukan di sakiti. Tidak pernah curgia sekalipun pada sahabatnya, namun itu membuatnya sangat bingung.
"Kalau menurutmu tidak, mengapa dia meninggalkan gadis yang aku cintai di sini?"
"Hamba tidak tau"
"Aku mencintai selirku itu"
"Hamba tau itu"
"Apa dia memiliki tuan yang lain jadi memilih mengasingkan wanita itu ke tempat lain?"
"Mungkin saja, hamba tidak tau"
Mendengar jawaban "MUNGKIN SAJA" membuat Putra Mahkota Suga menatap penasihatnya dengan tatapan sangat tajam.
"Kau mau tau apa yang Inheyon katakan padaku sebelum kejadian kudeta itu?"
"Iya? Yang Mulia"
~~~NEXT NEXT NEXT NEXT PAGE buruan buruan heheheh, vote ya vote //love u all
KAMU SEDANG MEMBACA
Daechwita // Masa Lalu Yang Di Ubah
Romance{TAMAT} + (Alternatif Ending BONUS!) "Wajahmu mirip dengan istriku..." Putra Mahkota Suga menatapku nanar. Bagaimana aku memberi taunya jikalau dalam buku sejarah istrinya mati mengenaskan.