"Jadi... Tuan Daegum mengetahui bahwa Tuan Seja masih hidup, tapi tidak mau menemuinya. Kenapa?" tanya Jungkook
"Menurutmu apa bagus orang yang sudah di percaya mati 3 tahun lalu tiba-tiba muncul begitu saja, menjelaskan semuanya depan rakyat dan semua rakyat percaya?"
Jungkook diam.
"Lalu dia berkata pada semua rakyat bahwa Permaisuri hamil atas ulahnya, kemudian menobatkan anak itu sebagai raja, dan Putra Mahkota, tuanku Min Yoongi bisa turun tahta seenaknya?"
Jungkook diam. Seokjin juga diam. Ia keceplosan sesuatu.
Dan menatap koki kerajaan itu sambil memberi tatapan sinis.
"Kalau itu rencananya, kontras sekali. Seharusnya tidak seperti itu"
"Iya memang, aku butuh Inheyon"
"Kenapa?"
"Inheyon ingin di bunuh oleh Bidam, dan kudeta itu sebenarnya bukan untuk membunuh Putra Mahkota Yoongi melainkan dirinya. Misil tau bahwa ada perkamen kerajaan yang sangat rahasia itu bisa membangkitkan jiwa orang mati hanya dengan darah seorang anggota kerajaan."
"Gadis asing itu bukan anggota kerjaan kan" ucap Jungkook santai
"Marganya adalah Min, ada di tas yang ia bawa."
"Lalu?"
"Buku, tas dan apa itu namanya sepatu bukan dari zaman kita. Aku pergi berkelana dan melihat semua tamu kerjaan datang seumur hidupku. Baru pertama aku lihat seperti apa gadis itu."
"Ya dan kau mau bilang bahwa dia datang dari masa depan?"
"Menurutmu?"
"Kalaupun benar berarti dia tau kejadian di masa depan"
"Bahaya bukan kalau dia jatuh ke orang yang salah?"
"HYUNG! Aku menguping selir Cheonin membicarakan ini pada Tuan Seja beberapa hari lalu. Jadi menurutmu Inheyon mengetahui apa yang sebenarnya akan terjadi di kerajaan ini?"
"Cheonin?"
"Iya selir itu dia membunuh Bidam. Dan berkata bahwa Bidam ingin menculik Inheyon, tapi Bidam tidak pernah di temukan setelahnya."
"CHEONIN?!"
"DIAM JANGAN BERISIK"
"KAU SENDIRI TERIAK"
"IH HYUNG"
"Permisi tuan ,apa hidangan utamanya boleh kami bawa masuk?"
Seorang pelayan mengangetkan mreka. Jungkook dan Seokjin ,yang masih menyamar jadi rakyat biasa mengangguk setuju.
Mereka memberi siyarat agar meneruskan pembicaraan ini di tempat lain.
Jungkook menatap pintu masuk dengan tatapan aneh, tatapan jijik, takut dan terpsesona.
Sementara Seokjin sepersekian detik menatap ke arah yang sama dengan wajah, mesum, bingung dan takut.
2 orang gadis manis berdiri di depan pintu dengan hanbook ketat yang meng ekspos bagian tertentu tubuh mereka.
Gincu yang merah, riasan rambut yang cantik, wangi tubuh yang sangat manis dan tentu saja, senyuman dengan paras luar biasa cantik.
"Hyung? Aku pikir mereka membawa makanan"
"Aku juga berpikir demikian, tapi ini privat. Ini juga tidak masalah"
"Aku masih mencintai panci dan bumbu dapur kerajaan" Jungkook menatap takut ke arah kedua wanita yang kemudian mengunci pintu.
"Permisi tuan boleh aku duduk di sini?"
Seorang yang terlihat lebih tinggi menghampiri Seokjin dan mulai duduk di pangkuannya. Tidak bisa menolak Seokjin bingung harus apa.
Gadis yang lebih muda menghampiri Jungkook, tapi ia begitu saja menghindar dan bersembunyi di balik tirai.
Gadis yang muda menemukan koki itu dan terjadi kejar-kejaran yang lucu, tetap saja Jungkook ketakutan sungguhan.
Tetap saja keja-kejaran kecil itu terlihat sangat manis, iya kasihan Jungkook tidak ada pengalaman dengan wanita manapun.
"Tuan tampan sekali, sepertinya aku pernah melihat anda"
"Di...dimana?" Kata Seokjin bercucuran keringat dingin
"Mirip saja, dengan Jendral Besar Kerajaan Juseon"
"Jendral?"
"Iya dia tampan sekali" mendengar itu jantung Seokjin dugem
"Ah..kau bisa saja, tapi lebih tampan dia kan hehe"
"Iya tidak juga, hamba belum pernah melihatnya lagi"
"Kau mau bertemu dengannya?"
"Tuan kenal?"
Seokjin tidak menjawab. Ia memperhatikan Jungkook yang akhirnya menyerah main kejar-kejaran, dan memilih duduk di temani minum. Tapi dia memberi jarak 1 meter dengan wanita tadi, walaupun sebenarnya kelihatan seperti musuhan.
Mereka ber 2 di pisahkan dengan sebuah tirai tipis & koki kerajaan itu memilih tidak mengintip ke arah hyungnya karena takut melihat hal yang tidak-tidak.
Walaupun dia tau jikalau Seokjin juga tidak ada pengalaman dengan wanita.
"Kenapa kau mau bertemu dengan Jendral?"
"Dia menyelamatkan keluargaku."
"Dari?" Seokjin berubah serius, gadis itu masih duduk di pangkuannya dengan wajah menunduk. Terlihat manis sekali.
"Hwarang Bidam dulu merebut paksa tanah ayahku karena berbatasan langsung dengan kerajaan Silla, dan Jendral lah yang mengadukan hal itu pada yang Mulia Daegum"
"Lalu?"
~
~
~
~
~
~
Bersambung!
KAMU SEDANG MEMBACA
Daechwita // Masa Lalu Yang Di Ubah
Roman d'amour{TAMAT} + (Alternatif Ending BONUS!) "Wajahmu mirip dengan istriku..." Putra Mahkota Suga menatapku nanar. Bagaimana aku memberi taunya jikalau dalam buku sejarah istrinya mati mengenaskan.