Part 71/ Surat Terakhir

99 19 7
                                    


Remy tertegun melihat Lee bertanya, dan senyuman remaja tampan itu menghilang mengikuti sosoknya yang keluar gedung HYBE. Jadi siapa Lee sebenarnya?

"Kok..." Remy membeku.

"Remy?"

"Remy?!"

"YA! MIN REMY"

"Papa apa sih teriak kenceng banget?!!"

"Ini udah mau jam 7, pulang duluan yah."

"Papa mau kemana?"

"Makan malam perusahaan, nanti kamu bosen lagi, gak ada anak seumuranmu."

"Hmmm. Okeh"

"Di anter supir kantor papa yah."

"Eh...sebentar, pinjem ponsel papa buat telfon mama, ponselku low"

"Jangan lama-lama, kita beda 13 jam sama mama, takutnya mama belum bangun."


                                                            *papa Remy / Suga mode kerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                                                            *papa Remy / Suga mode kerja


Remy diam-diam mengsingkronkan GPS ayahnya dengan smart watch nya.

Ia juga menyingkron kan CCTV ayahnya, memasukan tanda darurat yang bisa melakukan panggilan 2 arah ke 1 telfon kepolisian terdekat. Suga tau itu tapi ia biarkan anaknya, di pikirannya sekarang, Remy memang lebih overpotective saat ibunya tidak ada.

Di rumah Remy merasa tidak karuan saat di tanya "Bagaimana rasanya terjebur sumur?"

Pertanyaan yang di ketahui hanya, oleh ia sendiri yang mengalaminya.

Tidak mungkin Lee mengalami hal yang sama dengannya. Di saat yang bersamaan Remy merasa bahwa penyakitnya mengganggunya.

Ia terus menerus melihat ke arah ponselnya dan memperhatikan wallpapper lukisan Putra Mahkota Daegum. Ia ingat bahwa sempat memotret isi perkamen yang di tulisakan untuknya dari Yoongi.


ISI SURATNYA: (saya mendrokemdasikan kalian baca sambil denger lagu Day6 yg You're Beautiful)

Aku mungkin bukan yang baik di awal pertemuan.

Aku bukan berasal dari keluarga yang orangtuanya memperhatikan perkembanganku, aku di tuntut menjadi sempurna tidak seperti kebanyakan orang di sekitarku. Karena aku putra mahkota dari dinasti yang sangat besar.

Aku menuntut balik, melindungi diriku dengan bersikap kasar, menggunakan semua kuasaku untuk menghindari orang lain lebih menekanku. Aku tau dimana batasanku, pada kenyataanya aku sendirian, aku selalu sendirian, tanpa Suga.


Suga memberiku ruang untuk menjadi saudara yang baik. Dia memperhatikanku lebih dari pada manusia lain, bahkan aku selalu memeriksanya saat ia ingin tidur, karena aku takut sekali kehilangan seorang seperti Suga.

Sampai saat dia pergi, aku berpikir di dunia ini, memang diwajarkan aku bersikap buruk demi menjaga pertahananku yang rapuh. Menebalkan topengku.


Tapi kau, datang seenaknya, membuatku semalaman tidak bisa tidur.

Saat pertama melihatmu di kerumuman orang, saat keretaku di berhentikan orang tak di kenal, dan aku melihatmu berlari. Mata yang cantik itu mengunciku sesaat.


Aku berpikir apakah di lain hari ada mata yang sama yang bisa memperhatikanku?

Mata itu, mengingatkanku pada ibuku. Bahkan di hari yang sama, aku berpikir apakah itu ibu?

Kau tertangkap, di situ aku bimbang apakah melepaskanmu adalah hal yang benar?

Kau malah ikut permainanku, menjadikan dirimu tawananku sengan sukarela.



Saat aku menyentuhmu dan kau membiarkannya, hanya demi secarik kertas aku marah pada diriku sendiri dan semalaman aku memperhatikanmu tidur. Merasa bahwa aku melakukan kesalahan sangat besar.

Mengutuk diriku sendiri untuk pertama kalinya, dan berjanji menjagamu. Membalas semua perlakuan burukku, tapi kenapa sikap tempramenku tidak bisa aku terapkan padamu, kau lebih keras kepala dari perkiraanku.


Tapi, ku rasa caraku banyak yang salah saat mengerti orang sepertimu ,wanita sepertimu. Bahkan aku berpikir aku bukan pria yang baik.

Aku bertanya pada semua dayang bagaimana menyenangkan hati wanita, bertanya pada para selir dan ibu suri. Mereka mengatakan hal yang sama dan konyol, tapi mendengarkan wanita adalah jawaban yang sama dari mereka, dan detik itu aku mulai mendengarkanmu, memujimu. Dan itu berhasil.



Hari dimana aku kehilanganmu atas pilihanmu, aku merasa dunia memang bukan untukku.

Tidak ada rasa sakit, dari pada semua rasa sakit, selain berpisah darimu untuk waktu yang aku tidak tau kapan. Udara di sekitarku tidak sehangat dulu.

Di kehidupan selanjutnya, hiduplah dengan lebih baik, aku pernah kehilangan semua yang aku cintai, tapi tidak denganmu. Wanita yang mencintaiku setelah ibuku.

Pergilah, tapi jangan lupa mengawasiku.

Di gerbang ini aku menunggumu kembali.



Remy meutup laptopnya dan merasa apa yang ia lakukan cenderung tidak adil, kalau mencintainya, meminggalkannya bukan pilihan, tapi ia harus.

Pikirannya mendadak kosong, dan ia tertidur begitu saja.

Remy kembali mengingat apa yang ia alami dulu, tempat dimana pertama kalinya ia tidak merindukan rumahnya.

Remy ingin menangis, tapi ia tidak menyesal, pernah mencintai orang yang mungkin tidak akan ia dapatkan di kehidupannya yang sekarang.

~

~

~

~

~

1 PART LAGI TAMAT. //aku monangis doloo

Ini cerita yang aku tulisa pas pertengahan 2020, dan sudah aku kerjakan selama setahun. Happy anniversarry 1 tahun untuk cerita ini yang di laptop ya bukan yg d upload hehe.

Terimakasih selama setahun ini selalu jadi cerita andalan yang buat semua orang mau baca secuil sejarah di awal part cerita. terimakasih kepada semua yang memberikan vote, karena menjadi individual penulis itu sulit.

Selamat berjuang, dan hidup dengan baik di kehidupan yang ini atau yang selanjutnya

-Author Zee Nov 2021.

Daechwita // Masa Lalu Yang Di UbahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang