Part 50/ Missil & Putri Kerjaan Seberang

101 17 12
                                    


"Kalau kau tidak bisa memenangkan keputusan nenekku, aku akan memenggal kepala mu ingat itu!!!"

Missil dengan amarahnya menghampiri nenek asuhnya, putri Deokman.

Dengan raut wajah yang di buat sedih, ia masuk ke ruangan neneknya.

Kebiasaan buruknya, memanipulasi neneknya. Yang sebenarnya sang Ratu punya pendirian sendiri, namun karena Misil sangat pandai menipu, dia bisa menyetir orang-orang penting di kerjaan.

 Yang sebenarnya sang Ratu punya pendirian sendiri, namun karena Misil sangat pandai menipu, dia bisa menyetir orang-orang penting di kerjaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan tidak tau kelakuan jeleknya, hanya saja Putri Deokman tidak bisa menghukumnya karena ia pewaris tunggal kerajaan Silla.

Putri sedang mencari pengganti Missil untuk menjadi raja, sementara ia mengulur waktu penobatannya menjadi Ratu karena belum menikah.

Sebenarnya ia ingin sekali punya keturunan, hanya saja Putri tidak menikah.

Putra Mahkota Suga sudah terlebih dahulu, di nikahkan dengan Permaisuri Daechwita.

Dan itu cukup membuat keduanya lepas dari kekangan aturan kerjaan yang sangat ketat.

"Ada apa nyonya muda menemuiku malah-malam begini?"

"Nenek, aku gusar"

"Sifat mu itu, gusar alasan apa?" Putri Deokman sebenarnya tau kalau cucu angkatnya ini sedang mencari alasan. Namun jikalau tidak di ladeni ,nanti akan ada hal yang di luar nalar yang dia lakukan.

"Apa nenek tidak curiga, mengapa Permaisuri Daechwita tidak mau menyambut nenek langsung saat nenek ke sana?"

"Nenek ke sana juga hanya sebentar untuk mengecek kematian Bidam."

"Tidak curiga?"

"Soal?"

"Dia berubah, tidak lagi rama seperti dulu"

"Aku curgia tapi aku tidak se jelek itu, untuk menuduh petinggi negara. Kau sendiri apa sudah berperilaku baik? Sampai-sampai di pulangkan seperti ini?!"



Missil merasa neneknya merendahkannya. Ia merasa ingin sekali menggerakan neneknya lebih jauh dari sekarang.

Dia mencurigai sesuatu, hal yang tidak biasa, tidak mungkin keramahan Permaisuri Daechwita hilang.

"Kalau aku gegabah dan menuduh yang bukan-bukan, Yang Mulia Daegun tidak akan segan segan melancarkan serangan kemari."

"Kenapa di biarkan?"

"Hukum persatuan kerajaan, penuduhan tanpa bukti adalah hal yang tidak bisa di maafkan!"

"Bagaimana dengan pemalsuan kematian?"

"Missil?"

"Aku hanya bertanya, aku curiga soalnya..."

"Sudah Missil! Kembali ke kamarmu. Perbaiki sikapmu."

"Aku sudah bersikap baik dan diam saja masih di tuduh yang bukan-bukan"

"Missil, aku tau kau melakukan kudeta yang hampir merenggut nyawa Putra Mahkota Yoongi, hanya karena kau cemburu pada selir barunya."


Missil menatap neneknya dengan sangat takut, ada emosi dan takut yang dia sembunyikan. Persona "aku tidak tau" keluar untuk menutupi semua itu.

Sebenarnya Putri hanya menebak, tetapi Missil membawa dugaan itu ke hal yang buruk.

"Nenek menuduhku?"

"Tidak ada mantan Hwarang sehebat itu di kerajaan Juseon, hanya kerjaan Silla yang memiliki pembunuh bayaran hebat. Mereka tak lagi bertugas untukku & ku asingkan sangat jauh."

"Nenek menuduhku pergi ke gunung untuk menemui mereka dan menyelinap ke istana Juseon??"

"Aku tidak pernah memberi tau siapapun mereka tinggal di gunung. Tidurlah"

Mata Putri mengikuti Missil yang keluar ruangan dengan emosi.

Ia mendidih dalam hatinya, ternyata cucunya memang seburuk yang di laporkan Bidam.

"Missil! Aku menginginkan Hui bukan dirinya, sialnya aku kalah strategi dengan Yoongi." Putri menggebrak mejanya dengan keras.

Daechwita // Masa Lalu Yang Di UbahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang