4 pria bertatap tatapan di bawah rembulan.
Jungkook terkejut melihat Putra Mahkota Yoongi langsung menunduk hormat.
Yoongi tidak percaya mendengar bahwa selirnya membunuh kaki tangan kerjaan sebelah.
Seokjin terkejut melihat Jimin.
Dan Hwarang Jimin terkejut melihat Jendral Seokjin.
Kini mereka ber 4 duduk berhadapan, sebuah selendang wanita jatuh dari balik kuda Seokjin. Mata Putra Mahkota Yoongi menatapnya curiga.
"Kau duluan" Tunjuknya pada Seokjin
"Cheonin...."
"Jangan bawa-bawa selirku. Jelaskan kenapa kau lama?"
"Hamba...bertemu dengannya di perjalanan menuju kemari, tapi karena larut malam memutuskan untuk menginap semalam."
"Kenapa tiba-tiba bawa Cheonin?"
"Dia...." Seokjin maupun Jungkook hanya bisa menatap tanah yang mereka pijak
"Baiklah, dia urusanku di istana nanti, tapi Park Jimin kalau sampai besok sore kau tidak datang pulang ke istana, kau tau konsekuensinya?"
"Kumohon Yang Mulia Daegum, jangan sakiti kekasihku"
"Dan kau Kim Seokjin, perhatikan orang ini, kalau sampai dia lari kau tau harus apa, ingat jangan kecewakan aku!"
"Baik Yang Mulia"
Seokjin menatap Jimin dengan tatapan ber api-api.
Karena Hwarang itu sudah menghamili adiknya, ia ingin laki-laki itu bertanggung jawab. Tentu Jimin akan melakukannya.
Yoongi yang sangat pintar itu memutar rencana lamanya, dia mendapat ide yang terkesan gila ,Seokjin yang tidak ingin menerawang perlakuan Tuannya lebih memilih diam. Kalau tuannya tau ia tidur dengan seorang wanita, ia mungkin bisa di interogasi.
Bagaimana dengan Jungkook? Akhirnya ia bergabung dengan Jimin dan Namjoon untuk menyembunyikan bahwa Yoongi sering kemari.
Jimin pun hidup dengan kekasihnya, ia di bebastugaskan menjadi Hwarang.
"Dimana Hwarang Jimin aku tidak melihatnya?"
"Jungkook"
"Y....Ya?" kaget namanya di panggil Hwarang Namjoon, koki tampan itu nyaris menjatuhkan sup di kuali.
"Iya aku juga tidak melihatnya" timpal Remy
"Inheyon, apa kau melihat hal yang aneh sekembalinya dari istana?" tanya Namjoon
"Apaa...tidak"
"Baiklah, kita cari dia nanti. Mungkin ia harus pergi sementara" ucap Yang Mulia Seja.
Jimin di hadapkan dengan sesuatu yang sangat-sangat sulit di hindari.
Hui menolak menemuinya beberapa kali, ini cukup membuatnya frustasi.
Putra Mahkota Yoongi mengatakan pada semua penasihat kerajaan bahwa ia akan melepas salah satu selirnya, karena upacara pelepasan ini cukup tertutup.
Rakyat berspekulasi bahwa selir Hui membuat kesalahan.
Tapi itu di bantah Jendral Seokjin, akhirnya Jimin dan Hui menikah di tempat kelahirannya. Mereka hidup tersembunyi dan Jimin mendapatkan lahan besar untuk di kelola dari ayahnya Hui, Putra Mahkota Yoongi juga menjamin keselamatan dirinya.
Hui berterimakasih pada tuannya dan berjanji akan memberikan anaknya untuk menjadi Hwarang di istana kelak, tentu saja Jimin setuju dengan itu.
Jimin, memang tidak sempat berpamitan dengan Putra Mahkota Suga & Hwarang Namjoon. Jungkook memberitahu Remy pagi-pagi buta, jadi keduanya sempat berpamitan.
Putra Mahkota Yoongi menyudutkan Cheonin di kemudian hari dengan menginterogasinya habis-habisan. Hwarang Taehyung ada di sisi wanita itu dari siang sampai malam, dan tentu saja keduanya terseret.
Selir Cheonin menyesali emosinya, tapi di sisi lain Putra Mahkota Yoongi senang karena pria bernama Bidam yang selalu berusaha membunuh Remy sudah mati.
Ia hanya perlu menyudutkan Missil untuk tidak bertindak kejauhan, sebelum rencana aslinya ia jalankan.
Kim Taehyung maupun Kim Namjoon ,2 Hwarang itu tidak memberi tahu taunnya Putra Mahkota Suga bahwa kenbarannya, Putra Mahkota Yoongi tau semua yang terjadi.
Mungkin ini terdengar klasik. Tapi tidak untuk Missil. Secara mengejutkan ia datang ke kerajaan dengan Putri Deokman. Putri meminta maaf kepada Putra Mahkota Yoongi, dan berkata bahwa ia tidak akan mencari tau soal keamatian Bidam, asal Missil di terima kembali.
Jendral Seokjin yang menyadari hal ini langsung memberitaunya pada Permaisuri Daechwita.
"SIAPA?!" Permaisuri tentu terkejut
"Iya ,nona Missil ada di aula istana"
"Yang Mulia Daegum, bagaimana dia nanti?"
"Hamba akan tetap melindunginya, Yang Mulia juga tidak begitu saja akan menerima wanita itu kembali ke sini."
Keadaan ruang utama menjadi tegang sekali.
Putri Deokman mengunjungi dengan maksud meminta Missil kembali ke kerajaan lagi.
"Permaisuri mengapa tidak keluar kamar?"
"Perduli mu?"
Emosi orang hamil yang tidak biasa terlihat jelas dari suara Permaisuri Daechwita, perutnya yang membesar cukup membuat Missil terkejut bukan main.
Dan iblis itu sempat-sempatnya tersenyum.
Putri Deokman yang melihat hal itu benar-benar tidak kepikiran, baru kali ini ia kehilangan arah. Missil memaksanya untuk merayu Yang Mulia Yoongi, sayang keadaan ini jadi boomerang untuk mereka.
"Kau hamil besar, pasti sulit sekali ya menahan beban" Misil menekan kata-katanya di bagian "beban" dan itu membuat permaisuri tidak nyaman.
"Yang Mulia, aku ingin sekali menghajarnya dengan kursi" bisik Permaisuri
"Kau ini hamil tapi malah emosian sekali?" Putra Mahkota Yoongi terkejut mendengar itu.
~
~
~
~
~
Maafkan updatenya agak lama karena pekerjaan mulai menumpuk, semoga bisa update langsung 2 chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
Daechwita // Masa Lalu Yang Di Ubah
Roman d'amour{TAMAT} + (Alternatif Ending BONUS!) "Wajahmu mirip dengan istriku..." Putra Mahkota Suga menatapku nanar. Bagaimana aku memberi taunya jikalau dalam buku sejarah istrinya mati mengenaskan.