Part 62/ "Hoseok!"

76 13 3
                                    


Kebakaran yang di sebabkan Hoseok mulai membuat inspektur dan penjaga perbatasan mundur untuk melindungi istana.

Permaisuri Daechwita di bawa ke bagian belakang kamar, Remy meniru cara jendral Seokjin membawanya keluar dari istana, sementara Hoseok menyiapkan kereta kuda.

Dinding belakang istana sudah mulai bsia di tembus warga. Mereka membantu memadamkan api, dan membuat barikade menelusuri istana.


Tapi justru di sini bahayanya.

Karena tidak di jaga ketat beberapa Hwarang asing dan pembunuh bayaran masuk dan mulai membakar desa dan juga balai warga.

Kekacauan yang tidak bisa di elakan, akhirnya dengan sisa pasukan yang masih ada beserta warga yang tetap tinggal. Keadaan istana mulai bisa di netralkan.

Hoseok membantu Remy menyelusup keluar istana menyelamatkan Permaisuri Daechwita.

Melewati beberapa warga yang tidak tau bahwa dalam kereta kuda ada Permaisuri.

Mereka malah di hadang pasukan asing.

"Hoseok!"

"Mama, cepat ke rumah ibu suri di sana aman"

"Kau gila aku tidak..."

"Selamatkanlah Permaisuri, hamba mohon"


Remy memekik ketika melihat penasihat kerjaan turun dari kuda dan mulai bertarung dengan 4 orang yang menghadang kereta kuda tersebut.

Matanya terus menghadap ke depan, tapi hatinya tertinggal di belakang. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana seorang Hoseok....

Semoga dia tidak mati.

"Arrghh!" terdengar rintihan dari dalam kereta kuda

"Permaisuri?"

"Inheyon...aku..ergh!!"

Remy yang sedang panik menengok sebentar ke arah dalam.

Rupanya permaisuri mengalami kontraksi.

"Ah! Yang Mulia bertahanlah"

"Inheyon...."



Di tengah kegaduhan itu, suara lemah permaisuri menyita 100% pandangan Remy.

Remy menghentikan kereta kudanya di sebuah gang dekat pasar.

"Permaisuri?"

"Inheyon, jika aku tidak selamat malam ini tolong kau jaga bayiku ya"

"Yang Mulia, jangan..."

"Aku banyak berdosa dengan Putra Mahkota Daegum..." permaisuri menangis "...anak ini adalah anak dari kakanya, tapi yang menanggung curiga adalah dia. Aku tau, dia mengetahui bahwa saudaranya masih hidup."

"Sewaktu tau anda hamil apa yang ia tanyakan?"

"Dia tanya...kau mau makan apa siang ini?"

"Yoongi..."

"Dia tidak bertanya hal lain...hiks- dia perduli pada anakku hiks-"

"Jangan tegang Yang Mulia ku mohon, santai dulu"

"Aku....sakit..hiks-"



Remy menahan sedihnya, tapi air matanya jatuh.

Pria yang ia cintai tiba-tiba bahkan tidak menaruh curiga pada diri seorang Permaisuri.

Bukan pertanyaan anak hasil siapa atau dimana saudaranya, tapi Putra Mahkota Yoongi lebih memilih pertanyaan yang manusiawi.

Permaisuri nampak stress karena kontraksinya, Remy yang tidak mau hanyut begitu saja, tau bahwa keadaan genting. Kembali memacu kudanya menuju rumah ibu suri.

Daechwita // Masa Lalu Yang Di UbahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang