Part 19/ Kudeta Kecil

150 22 5
                                    


 "Pergi!" Putra Mahkota Yoongi mendorong Selir nya yang bergelar So-Yeong itu.

"Aggashi..." Inwo menghampiri Cheonin yang masih berusaha bangkit

"Aku kepala Hwarang di kerajaan ini, meskipun aku selir. Aku berhak mengetahui kesalahan mereka semua, kenapa kau menodai gelar yang kau berikan padaku Yang Mulia?!" Cheonin menaikkan nada bicaranya!

Sebuah tamparan keras bersarang di pipinya hingga kulit pipi wanita itu memerah. Inwo masih menahan agar Agashi nya itu tidak sampai terjerembab. Aku melihat tubuh Inwo bergetar hebat, matanya menghadap ke bawah, dia menahan rasa takutnya.

"Yang Mulia cukup!" aku merentangkan tanganku di antara mereka berdua.

"Kau! Kau mau melihat kematian penjagamu itu?" Putra Mahkota Yoongi menatap ku dengan tatapan mengerikannya, tatapan yang sama sewaktu dia menahanku di penjara.


"Kesalahan apa sehingga kau seperti ini?"

"Kau!" dia menarik daguku dengan kasar, aku ingin berontak tapi tatapannya mengerikan sekali. Tubuhku lunglai, masih menahan sakit di daguku.

"Hwarang Jimin di ketahui memberi pasokan makanan kepada mantan bangsawan kerajaan ini, siapapun mereka mereka bukan dari kerajaanku. Pemberontak harusnya mati!" ucapnya dengan datar dan dingin.


Dia menarik tanganku dengan kasar, mendorongku sedikit ke ujung bakon tempat ia menyaksikan semua orang di penggal. Kini aku bisa melihat lokasi kesukaan Yang Mulia Yoongi saat membantai semua orang.

"ARGHH!!!" Hwarang Jimin berteriak kesakitan mana kala bekas luka cambuknya di tetesi air garam. Pemandangan itu menyayat hatiku, aku memutar pandanganku ke Hwarang Taehyung yang menahan tangisnya dengan jelas.

"Bagaimana jikalau dia hanya memberi pasokan pada rakyat miskin? Bukankah itu bisa menjadi tawaran baik untuk mu, kau bisa mendekati rakyat Silla dengan cara seperti itu" dan aku memang membaca itu di buku. Dia merenggangkan cengkraman tangannya.

"Kau merencanakan sesuatu?" curiganya

"Sejauh ini aku sangat percaya pada mu, mengapa Yang Mulia mencurigaiku?"

"Kata-katamu menyat hatiku" sorot matanya berubah jadi kecewa

"Maafkan aku...tapi aku percaya Jimin tidak bersalah, kau bisa lihat itu kan. Dia setia padamu, bahkan pada kakakmu, kau lihat di pertempuran itu kan." aku menatap matanya dalam.

Putra Mahkota Yoongi menatapku tanpa ampun, mengintimidasiku meminta penjelasan mengapa aku mengetahui soal kakaknya sejauh itu. Aku merasakan hawa kekecewaan di matanya.


"Lepaskan dia" perintah Putra Mahkota ,algojo mengangkat golok ke udara, memotong tali yang mengikat Jimin. Atsmosfir di sana menjadi sangat kacau.

"Yang mulia, hamba mohon ampun..." Hwarang Tae berlari ke arah tengah-tengah arena. Aku bisa melihat bagaimana dia berani menunduk menghadap Yang Mulia Putra Mahkota "...Hwarang Jimin hanya memberi pasokan makanan untuk orang-orang di penjagaan perbatasan dan tidak ada sangkut pautnya dengan kerajaan Silla"


Melihat Hwarang Tae seperti itu ,Inwo menjadi sangat gusar, aku bisa melihat sorot mata ketakutannya di sana. Bahunya bergetar mana kala Putra Mahkota Yoongi melemparkan tatapan sekilas kepadanya. "Berpikir dari mana kah kau bahwa Hwarang Jimin melakukan hal buruk padamu?"

"Ini...." Putra Mahkota menggeser sebuah kotak yang cukup besar di sampingnya. Entah apa isi kotak yang lain karena bercak darah di beberapa kotak lain sangat membuatku mual, aku hanya ingin membuka kotak yang ia geser kehadapanku.

Daechwita // Masa Lalu Yang Di UbahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang