Terkadang kebenaran yang dilihat bukanlah kebenaran yang sebenarnya.
-AKSARARINDU
•••
PINTU lift terbuka, membuat Aileen takjub saat memandangi ruangan mewah di depannya. Ia melangkahkan kakinya keluar dari lift, setelah itu pintu lift kembali tertutup.
Meja-meja memanjang, yang di depannya duduk orang-orang berpakaian rapi dan elegan tampak menikmati makanannya. Bisa Aileen simpulkan, ada acara makan malam bersama di sini.
"Sebentar lagi kita akan mengumumkan pertunangannya, kalau Papa sama Mama kamu sampai."
"Hm, kenapa mereka lama, yah? Padahal tamu sudah banyak yang datang. "
Aileen menoleh ketika mendengar suara samar-samar yang membahas tentang pertunangan. Ia ber'oh riah saat mengetahui acara apa yang ada di sini, sebuah acara pertunangan rupanya. Tapi, tiba-tiba matanya berbinar saat pandangannya tidak sengaja melihat angka sembilan di meja itu.
Gadis itu berjalan semakin mendekat ke arah meja, mencoba mengatur napas agar rasa canggungnya bisa ia hilangkan. Pasalnya, ini kali pertama ia mengantarkan buket bunga langsung ke sebuah acara.
"Permisi, ini bunga pesanan and..."
Ucapan Aileen terpotong, ia terkejut bukan main saat orang yang duduk di meja itu menoleh kepadanya. Sosok yang ia kenal itu tengah duduk bersama seorang gadis asing.
"Ga-Galang?!"
"Aileen?!"
Seperti Aileen yang terkejut, begitu juga Galang. Ia langsung beranjak dari duduknya, seakan wajahnya menggambarkan bahwa ia ingin menjelaskan sesuatu.
Hati siapa yang tidak akan kembali hancur? Saat kamu berusaha melupakannya sepenuh hati. Saat kamu berusaha keras menjauhkan ingatanmu tentangnya. Saat kamu telah belajar mengikhlaskan dan menikmati kehidupanmu yang baru. Demi menyembuhkan luka. Demi menghapus rindu. Tiba-tiba, dia kembali hadir dan berdiri tepat di depanmu.
"Hei, terima kasih bunganya." Gadis di samping Galang berdiri dan langsung mengambil bunga itu dari tangan Aileen. "Bunga ini indah, pacarku yang memesannya." Gadis itu tersenyum dan menunjuk ke arah Galang dengan bangga.
"Lin," panggil Galang, hingga membuat Aileen menoleh ke arahnya.
"Iya sayang," jawab gadis itu dengan cepat, membuat Aileen bergeming. Bukan ia, tapi gadis di depannya.
"Kamu teman sekolah Galang 'kan? Kenalin aku Lilina, panggil saja Lilin." Lilina mengulurkan tangannya kepada Aileen.
Dengan berat, Aileen menjabat tangan gadis itu.
Apa maksudnya? Apa Galang sengaja ingin memperlihatkan kepadanya kemesrahannya dengan kekasihnya? Apa tujuannya?
Tunggu! Aileen baru menyadari satu hal. Perihal alasan Galang memanggilnya dengan nama Nata bukan Lilin. Apa karena nama panggilan mereka sama?
Sudah sangat lama, tapi rasa kecewanya masih terasa.
Dada Galang naik turun, tiba-tiba saja atmosfer di sekitarnya menjadi panas. Ia mendekat dan menarik lengan Lilina dengan sedikit kasar. "Kamu yang merencanakan semuanya 'kan?"
"Sayang, kenapa tiba-tiba galak begini." Lilina melepas dengan lembut tangan Galang dari lengannya, "Eh, kamu masih di sini? Oh, bayarannya."
"LILINA!!!" bentak Galang, membuat semua tersentak bahkan para tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA RINDU (SELESAI)
Художественная проза"Perihal Persahabatan, Luka, dan Cinta." Kupersembahkan AKSARA RINDU Aileen Nathania memiliki Ragaskara Daniel sahabatnya yang selalu berada di sisinya sejak kecil. Gadis itu selalu bergantung kepada laki-laki itu, bahkan hal kecil seperti mengikat...