Terlihat biasa, namun sangat berarti.
-AKSARARINDU
•••
"TERIMA kasih, Kin. Kamu sudah mau jenguk aku," ucap Aileen pada Kinan yang duduk di tepi ranjangnya.
"Apaan, sih, lo? Pakai terima kasih segala!" Kinan tersenyum, lalu menggenggam tangan Aileen. "Kalau berteman itu, gak ada kata maaf dan terima kasih."
Aileen ikut tersenyum, lalu berusaha mendudukkan dirinya. Gadis itu dengan lemah berusaha bangkit dibantu oleh Kinan. Ia bersandar pada beberapa bantal yang sudah ditumpuk Kinan tepat di belakang punggungnya.
"Kin, Galang pindah ke sekolah aku," ujar Aileen.
"Iya, gue juga denger gitu."
"Kamu dekat banget ya sama Galang?"
Kinan tampak terdiam sejenak, "Lumayan."
Mendengar jawaban Kinan, Aileen mengulum senyumnya. Ia kembali teringat dengan kata-kata Galang di Laboratorium siang tadi.
"Takut itu harus dilawan. Kalau ngga, kamu akan terus-menerus merasa takut."
"Lin?!" suara itu membuat Aileen tersentak dari lamunannya, "mikirin apa, sih?" tanya Kinan.
Aileen tampak gugup. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Ngga, aku gak mikirin apa-apa."
"Bohong! Dari tadi gue panggil-panggil, lo gak nyahut! Mikirin Galang, ya?" tuduh Kinan.
"Ng-nggak!" elak Aileen, namun pipinya merona. Kinan sebenarnya tahu, Aileen pasti punya rasa terhadap Galang.
•••
Sekarang Raga berada di depan kamar Aileen. Ia berdiri sembari memegang paper bag di tangan kanannya.
"Udah makan malam, Ga?" tanya Cindy yang baru saja keluar dari kamar Nia.
Raga langsung mencium punggung tangan ibunya, "Raga baru pulang Bunda."
"Kalau gitu ayo pulang, kita makan sama-sama di rumah."
"Raga ketemu Lilin dulu Bunda," ujarnya, sembari memutar knop pintu kamar gadis itu.
"Ga, Bunda tunggu di bawah!"
"Iya, Bunda!"
"Jangan lama-lama, Lilin mau istrahat!"
"Siap, Bunda!"
Raga memijakkan kakinya dengan kaku masuk ke dalam kamar Aileen. Matanya langsung menyorot gadis yang duduk di depan meja belajar, yang tengah menoleh ke arahnya.
"Baru pulang kerja, Ga?" tanya Aileen sembari menutup buku yang di bacanya.
"Lo kenapa gak istrahat?" Tanpa menjawab pertanyaan Aileen, Raga langsung balik bertanya.
"Besok 'kan masih MID, Lilin mau mempersiapkan bekal buat jawab soal." Gadis itu senyum sumringah.
"Lo udah makan?" tanya Raga, yang langsung diangguki kepala oleh Aileen.
"Iya, tadi Kinan bawain makan malam buat Lilin."
Raga tampak kaku, sedari tadi ia menyembunyikan sesuatu di belakangnya. Membuat Aileen memasang wajah penasaran dengan benda apa yang ada di belakang Raga.
"Ini buat lo," Raga menyodorkan paper bag itu, "jangan dibuka! Ntar kalau gue udah nyampe rumah!"
Aileen menatap aneh paper bag yang Raga berikan, "Apa ini? Bukan bom 'kan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/218255584-288-k732595.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA RINDU (SELESAI)
Ficção Geral"Perihal Persahabatan, Luka, dan Cinta." Kupersembahkan AKSARA RINDU Aileen Nathania memiliki Ragaskara Daniel sahabatnya yang selalu berada di sisinya sejak kecil. Gadis itu selalu bergantung kepada laki-laki itu, bahkan hal kecil seperti mengikat...