Tidak semua orang membutuhkan solusi untuk keluar dari masalahnya. Di antaranya hanya butuh uluran tangan untuk menggenggam, telinga untuk mendengar, dan hati untuk mengerti. Tidak butuh banyak, cukup satu orang saja.
-AKSARARINDU
•••
PAGI-PAGI sekali, keluarga Raga sudah bertamu di rumah Aileen. Membuat gadis itu mengeryitkan alisnya setelah membuka pintu. Baru kali ini Raga tidak masuk begitu saja ke dalam rumahnya, biasanya laki-laki itu mengetik password sendiri dan menyeleneng masuk ke dalam rumah Aileen.
"Aunty? Uncle? Raga?" Aileen heran saat satu keluarga itu sudah berdiri di depan pintu rumahnya.
"Emmm, begini..." Daniel menjeda ucapannya, "boleh Uncle masuk?"
Aileen tersentak, ia lupa mempersilahkan mereka masuk. "I-iya, silahkan masuk!"
Daniel, Cindy, dan Raga masuk setelah Aileen mempersilahkan mereka. Mereka langsung duduk di sofa ruang tamu, tampak kaku.
Aileen menatap mereka satu persatu, lalu tatapannya berhenti pada laki-laki berseragam sekolah itu. Ia memicingkan matanya pada Raga, seakan meminta penjelasan.
"Lilin sudah makan?" Tiba-tiba Cindy bertanya, membuat sorotan mata Aileen beralih, "sini duduk di samping Aunty." Cindy menepuk tempat duduk di sampingnya.
Aileen segera duduk di samping Cindy. "Iya Aunty, Bi Inem tadi sudah masak." Aileen tersenyum kaku. Entah mengapa rasanya terlalu kaku.
"Lin," panggil Daniel pelan.
"Iya, Uncle."
"Kamu harus sekolah," ujar Daniel, sontak membuat ekspresi wajah Aileen berubah.
"Iya, Sayang. Kamu harus sekolah, nanti pelajaran kamu tertinggal." Cindy menimpali.
"Ta-tapi Momm..."
"Lin, lo kek orang yang baru kenal kita aja." Tiba-tiba Raga memotong ucapan Aileen, "Bunda gue bakal jagain Nyokap lo!"
Mendengar itu, Daniel dan Cindy serentak menganggukkan kepala mereka.
"Iya, benar kata Raga. Ada Aunty yang bisa jagain Mommy-nya Lilin. Bi Inem sama Aunty akan gantian jagain Mommy-nya Lilin," ujar Cindy sembari meraih tangan Aileen dan menggenggamnya, "Lilin harus sekolah!" sambungnya.
"Tapi, Aunty..."
"Jangan merasa tidak enak, Nak. Keluarga kamu juga sudah seperti keluarga kami juga. Apa kamu lupa? Kita sudah saling bergantung sejak lama. Kita sudah saling mengenal sejak kamu kecil," jelas Daniel, membuat mata Aileen berkaca-kaca.
"Sekarang, kamu siap-siap. Supaya bisa ke sekolah bareng Raga." Cindy membelai lembut pipi gadis itu, "jangan melaluinya sendiri, ingat masih ada kami."
Aileen merasa begitu terharu, masih ada orang yang peduli terhadap dirinya dan mamanya. Mengingat Nia hanya seorang anak yatim piatu yang tidak memiliki saudara, membuat Aileen tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa.
Aileen segera memeluk Cindy, "Aunty, terima kasih."
"Iya, Sayang. Kamu itu sudah Aunty anggap sebagai anak sendiri," balas Cindy, seraya membelai puncak rambut Aileen.
Daniel melirik arlojinya, sudah pukul 06.30 am. "Kalau begitu, Uncle juga mau kerja dulu. Kamu harus semangat!" ujarnya, lalu beranjak dari duduknya, "Uncle pamit dulu,ya," sambungnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA RINDU (SELESAI)
Ficción General"Perihal Persahabatan, Luka, dan Cinta." Kupersembahkan AKSARA RINDU Aileen Nathania memiliki Ragaskara Daniel sahabatnya yang selalu berada di sisinya sejak kecil. Gadis itu selalu bergantung kepada laki-laki itu, bahkan hal kecil seperti mengikat...