16. Ka-Kamu?

574 48 0
                                    

Kuterpikat pada tuturmu, kutersihir jiwamu. Terkagum pada pandangmu, caramu melihat dunia.

-'Jatuh Hati-Raisa'


•••

SEORANG bocah kecil tengah bermain robot-robotan di depan rumahnya. Ia sesekali mengangkat tinggi robotnya seakan melayang di udara.

"Aku adalah penyelamat duniaaa!" teriaknya sembari meliuk-liukkan tangannya.

Ia asik bermain sendiri, terlihat begitu menyenangkan. Meski terik matahari membakar kulitnya, bocah kecil itu tidak peduli.

Tiba-tiba sebuah mobil silver berhenti tepat di depan rumah mewah yang berada di samping rumah bocah itu, membuat perhatian bocah itu teralihkan. Matanya menyorot seorang laki-laki dewasa keluar dari mobil itu, langsung mengeluarkan koper dari bagasi mobil.

Ia masih memperhatikan, hingga matanya membulat saat seorang wanita dewasa keluar disusul oleh seorang gadis kecil.

"Sayang, itu rumah baru kita," ujar wanita dewasa itu sembari menunjuk rumah mewah itu.

"Besar banget, Mom!" Gadis kecil itu tampak terkagum.

"Kang, masukin barang-barangnya ke dalam," suruh wanita dewasa itu. Bisa ditebak sekarang, kalau laki-laki dewasa itu adalah supirnya.

"Siap, Bu!"  Supir itu segera mengangkat koper itu masuk ke dalam rumah.

Gadis kecil itu masih tersenyum, mengedarkan pandangannya ke sekitar rumah barunya. Hingga pandangannya berhenti pada bocah kecil yang mematung di sana.

"Mom, ada anak-anak juga!" seru gadis kecil itu sambil menarik-narik ujung baju mamanya.

Wanita itu menoleh, lalu tersenyum. "Sana main!"

Gadis kecil itu langsung berlari menghapiri bocah itu, "Hei, namaku Aileen Nathania." Aileen kecil itu menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Aku Ragaskara Daniel," balas bocah laki-laki itu.

Raga masih duduk di kursi belajarnya, menatap lekat Aileen yang masih tidur di atas ranjangnya. Ia semalam tidur di sofa ruang tamu, membiarkan gadis di depannya menguasai kamarnya untuk sesaat.

Laki-laki itu menoleh ke arah jam yang ada di atas meja belajarnya, sudah pukul 05.30 am. Ia berdiri, lalu berjalan ke arah jendela. Menggeser tirai jendela itu, hingga cahaya pagi menembus masuk ke dalam kamarnya.

Ia kembali melangkah, mendekati Aileen yang terlihat begitu pulas. Laki-laki itu menghentikan langkahnya tepat di sisi ranjang. Senyuman mengembang di wajahnya, kemudian tangannya terulur untuk membelai rambut gadis itu. Tapi tunggu... Bukan membelai! Melainkan menarik dengan kasar bantal tempat kepala gadis itu bersandar.

"Bangun lo!"

Aileen mendengus kesal, lalu mendudukkan dirinya. Matanya masih sesekali menutup, membuktikan bahwa gadis itu masih ingin tidur. Ia berusaha mengumpulkan nyawanya kembali.

"Ngapain lo tidur di kamar gue?!"

Mata Aileen terbuka dengan sempurna, lalu menatap laki-laki yang berdiri di hadapannya. "Bisa gak, sih, kamu bangunin orang baik-baik?"

"Pulang! Ganti baju! Kita olahraga!"

"What? Olahraga??? Tumben banget, Ga."

Tanpa menjawab, laki-laki itu segera menarik lengan Aileen untuk turun dari ranjangnya. Semalam ia sempat mencari cara-cara menghilangkan kesedihan di google, dan ternyata salah satunya adalah olahraga. Itu sebabnya, mulai hari ini  gadis itu harus berolahraga.

AKSARA RINDU (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang