33. Jauh

340 37 3
                                    

Rasa sakit dalam hidup dihadirkan karena dua alasan. Pertama, rasa sakit yang menyakitimu. Kedua, rasa sakit yang mengubahmu.

-AKSARARINDU

•••

AILEEN menghentikan langkahnya, membuat Amel menubruk punggungnya, karena sedari tadi gadis itu pokus pada ponsel di tangannya.

"Aduh, Lin! Main rem dadakan aja, kejedot 'kan pala Amel!" pekik gadis kesayangan Andrew itu.

Aileen berdiri mematung dan tidak menjawab Amel, membuat gadis itu melangkah ke samping Aileen. Ia mengikuti ke mana arah pandangan Aileen. Sontak matanya membulat saat menangkap tiga sosok di depan sana yang berjalan ke arahnya.

"WHAT! Trio jahat itu lagi!" ujar Amel sembari menunjuk ke arah Melani dan kawan-kawannya.

Ketiga gadis itu semakin mendekat, membuat Aileen menelan salivanya. Masalah apa lagi kali ini?

Melani, Jesika, dan Gea, berhenti tepat di depan Aileen. Mereka menatap Aileen dengan tajam. Suasana terasa mencekam.

Sedangkan Amel, yang melihat situasi sedang tidak baik-baik saja dengan cepat melangkah ke tengah-tengah mereka. Ia menyembunyikan Aileen di belakangnya.

"Heh! Maklampir, Nenek Sihir, dan Ratu Iblis!!! Mau ngapain kalian? Jangan berani-beraninya sakitin Lilin lagi, ya! Atau gue depak kalian dari sekolah!" cerocos Amel, membuat ketiga gadis itu memundurkan langkahnya. Bukan karena takut, melainkan karena air liur Amel yang muncrat memerciki wajah mereka.

Terlihat Aileen mencoba mengintip di balik punggung Amel, namun Amel berusaha menyembunyikannya di belakangnya. "Pergi gak!" ujar Amel sembari mempelototi ketiga gadis itu.

Melani menggeleng, ia maju selangkah lebih dekat. Wajahnya terlihat lesu, matanya sembab. "Mel, izinin gue bicara sama Lilin dulu. Gue janji gak bakal jahatin dia lagi," ujar Melani memelas.

Amel menoleh ke Lilin, seakan meminta jawaban atas itu. Lilin mengangguk, seketika Amel memberi ruang untuk Lilin dan Melani.

"Lin," Melani tiba-tiba memeluk Aileen, dan menangis, "maafin gue yang selama ini jahat sama lo." Suara isak tangis Melani semakin terdengar.

"Mel, kamu kenapa?" tanya Aileen dengan hati-hati.

Amel melepas pelukannya, ia mengusap air mata yang membasahi pipinya. "Gue ingin minta maaf karena jahat sama lo," ujar Melani.

Amel dan Aileen saling pandang, mereka merasa aneh dengan perubahan Melani yang secara tiba-tiba. Apa hukuman dari pak Bambang membuat mereka sadar?

"Kami ingin berdamai, Lin." Jesika dan Gea mendekat, "Maafin kami karena sudah jahat, bahkan mengata-ngatai Nyokap lo. Gue rasa, itu adalah hal yang paling kejam ketika kami tertawa di atas penderitaan lo."

"Kesambet apa kalian? Apa ini bagian dari drama kalian lagi?!" tanya Amel dengan suara meninggi.

Melani yang masih menangis meraih tangan Aileen, "Hari Minggu lalu, orang tua gue kecelakaan. Mereka meninggal, Lin." Derai air mata Melani semakin deras, "Se-Sekarang gue gak punya orang tua lagi," sambungnya.

Seketika suasana mencekam itu berubah menjadi suasana sedih. Jesika dan Gea memegang pundak Melani, seakan menstransfer kekuatan pada temannya itu.

"Innalillahi wainna ilahii rojiun, aku turut berduka. Aku juga sebenarnya sudah lupa masalah itu, jadi sebaiknya jangan diungkit lagi, ya? Aku tidak apa-apa kok." Aileen menggenggam tanga Melani erat, "Kamu yang sabar, Mel."

AKSARA RINDU (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang