Penampilan dari luar saja tidak cukup membuatmu menjadi cantik.
-Galang Abishar
•••
"SERIUS? Kamu tidak suka sama aku?" tanya Galang sambil tersenyum, "coba kita lihat, apa benar kamu tidak menyukaiku?"
Galang mengikis jarak di antara mereka, matanya menatap bibir merah gadis di depannya. Ia memajukan wajahnya, membuat jarak itu semakin dekat.
Deg!
Deg!
Deg!
Jantung Aileen berdegup kencang, ia meremas rok sekolahnya. Wajah Galang semakin mendekat menyisikan beberapa cm saja, membuat wajah Aileen memanas. Apa Galang akan menciumnya? Aileen memejamkan mata dengan cepat. Oh, tidak! Rasanya ia ingin berteriak sangat kencang sekarang.
Sementara Galang, semakin mengikis jarak di antara mereka. Matanya tidak lepas memandangi bibir merah mungil gadis di depannya, membuatnya tidak tahan untuk... Ahk, sial! Apa yang ia pikirkan? Gerakannya terhenti saat jarak mereka sisa 3 cm saja. Galang mengamati Aileen dengan jelas, gadis itu memejamkan matanya tampak gugup, jari jemarinya meremas kuat rok sekolahnya. Apa ia belum pernah berciuman?
Galang tersenyum melihat tingkah lucu Aileen. Ia memandangi lekat wajah Aileen yang masih menutup mata itu, setelah puas Galang memundurkan tubuhnya. Niatnya untuk mencium gadis di depannya terurungkan. Lain kali saja, wkwkwk.
"Kamu kenapa?" tanya Galang tanpa dosa, membuat Aileen segera membuka mata.
"Ka-Kamu?" Aileen yang masih berada di kurungan Galang terlihat salah tingkah.
"Jangan bilang kamu berpikir aku mau nyium kamu?"
Pertanyaan Galang berhasil membuat wajah Aileen memerah. Gila! Apa yang ia pikirkaan?
Galang sangat puas menggoda Aileen kali ini. Ia tersenyum jail melihat wajah merona gadis itu, "Dasar otak kotor!" ujar Galang sembari mengacak-acak rambut Aileen, lalu pergi begitu saja. Meninggalkan gadis yang berdiri mematung itu.
Mata Aileen masih membulat. Ia mengangkat kedua tangannya dan menempelkannya di pipi, terasa panas. Setelah itu ia menurunkan tangannya memegang dadanya, mengapa detaknya kencang sekali?
"Apa yang aku pikirkan? Aaakh! Aku benci pikirankuuu!" ujar Aileen pada diri sendiri, sembari mengetuk-ngetuk kepalanya.
•••
"PERHATIAN!" Joko berdiri di depan kelas bersama dengan Fatimah, "KITA SEBAGAI TEMAN KELAS AILEEN HARUS MENDISKUSIKAN INI!"
"Apaan, sih, Joko? Buruan! Bentar lagi jam olahraga, nih!" ujar Bimo yang hendak ke ruang ganti.
"Assalamualaikum, teman-teman." Fatimah mengambil alih pembicaraan.
"Waalaikumsalam!"
"Begini, teman-teman. Kita 'kan juga tahu kalau setiap pagi di setiap kelas pasti ada tulisan yang sama mengenai Lilin dan orangtuanya. Bagaimana kalau kita lapor ke Pak Arham selaku wali kelas kita?"
Aileen yang memasukkan bukunya ke dalam tas menghentikan gerakannya, ia menatap kedua temannya yang sedang berbicara.
"Maaf, Lin. Bukannya kita mau ikut campur urusan kamu, tapi kita sebagai teman ingin membantu." Joko menatap Aileen di pojok belakang sana.
"Bagus juga! Supaya yang menulis berita hoax itu ketangkap!" ujar Ipang antusias, yang diangguki oleh teman lainnya.
Galang menoleh, menatap Aileen yang tidak mengucapkan apa-apa. "Lin? Are you, ok?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA RINDU (SELESAI)
Ficção Geral"Perihal Persahabatan, Luka, dan Cinta." Kupersembahkan AKSARA RINDU Aileen Nathania memiliki Ragaskara Daniel sahabatnya yang selalu berada di sisinya sejak kecil. Gadis itu selalu bergantung kepada laki-laki itu, bahkan hal kecil seperti mengikat...