Sesuai janji, kali ini double up. Hehe.
Sebelum dibaca, cuci mata dulu 😍
Anggap saja dia Raga 😁
Happy reading
❤❤❤Kamu harus tahu kalau gelap, tidak selamanya menakutkan.
-Galang Abishar
•••
DARI jendela kamar Raga menatap bulan di atas sana, tampak begitu cerah bersinar. Ia memandang lekat, merasa ada kedamaian di hatinya.
Di atas rooftop sekolah, Raga menatap Aileen di bawah sana. Gadis itu berjalan bersama Amel di tengah lapangan. Entah apa yang mereka bicarakan? Tapi Aileen tampak kesal.
Tiba-tiba Galang datang, berjalan di samping Aileen. Laki-laki itu memasukkan tangan di saku celana sembari menyenggol Aileen sesekali.
Hanya hal sederhana, namun Aileen terlihat kembali ceria. Ia mengejar Galang untuk memberinya pelajaran. Sementara Amel, hanya tertawa melihat tingkah mereka.
"Awalnya, gue juga cemburu melihat mereka."
Suara itu membuat Raga menoleh. Melani sudah berdiri di sampingnya. Raga mengerjap, namun berusaha terlihat tenang. Ia ingat gadis ini, gadis yang dipeluk Galang di malam ia kecelakaan.
"Suatu malam, gue bertemu Galang dan memohon untuk kembali. Meski gue menangis dan ia memberi gue pelukannya, bahkan mengantar gue pulang. Namun... Galang tidak memberi gue kesempatan kedua."
"Gue cemburu karena Aileen mengambil Galang dari gue." Melani mengamati Aileen dan Galang dari tempat tinggi itu, "tapi, setelah gue pikir-pikir. Gadis itu melalui banyak kesulitan selama ini. Tuhan mengirimkan Galang untuk membuatnya kuat." Melani tersenyum, menoleh ke arah Raga, kemudian pergi.
Raga kembali teringat dengan ucapan Melani. Ia mencerna setiap kata yang gadis itu ucapkan. Meski ia tidak tahu, selama ini Aileen melalui kesulitan apa saja? Namun ia menyadari bahwa Galang telah berhasil membuatnya merasa nyaman.
Kali ini, Raga harus mengalah. Bukan karena ia menyerah. Hanya saja, terkadang ada hal-hal yang tidak seharusnya dipaksakan. Misalnya, perasaan.
Laki-laki itu masih memandang bulan, perlahan ia menarik senyum di bibirnya. Selama ini, ia melupakan satu hal.
Rembulan di atas sana hanya untuk dikagumi, bukan untuk dimiliki.
•••
Fatimah masih berdiri di tempat, ia menunduk diam di depan semua teman-teman kelasnya. Tatapan tajam para murid kelas III IPS2 yang duduk di bangkunya masing-masing tertuju kepadanya.
"Tim, lo kok tega banget ngelakuin itu?"
"Tim, selama ini gue kira lo SubhnaAllah banget. Nyatanya lo Astaghfirullah banget!"
"Salah Lilin apa, sih, sama lo?"
"Lo yang selalu ingetin kita kalau Allah maha melihat, nyatanya lo yang lakuin hal buruk diam-diam!"
Fatimah masih diam, ia mengepal kuat tangannya. Detik berikutnya, kepalanya terangkat. Memandang tajam ke arah teman-temannya satu per satu.
"Aku lakuin ini semua karena aku benci lihat Lilin yang pura-pura tegar di depan kita semua! Nyatanya, dia diam-diam menangis di toilet sekolah!" ungkap Fatimah sembari menunjuk Aileen yang duduk di pojok belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA RINDU (SELESAI)
Fiction générale"Perihal Persahabatan, Luka, dan Cinta." Kupersembahkan AKSARA RINDU Aileen Nathania memiliki Ragaskara Daniel sahabatnya yang selalu berada di sisinya sejak kecil. Gadis itu selalu bergantung kepada laki-laki itu, bahkan hal kecil seperti mengikat...