42. Pergi

362 30 3
                                    


Orang yang pergi adalah orang yang selalu berjuang, namun tidak pernah dihargai

-AKSARARINDU

•••

SINAR mentari pagi menembus kaca helmnya, menyilaukan mata gadis itu. Dengan hati-hati ia turun dari motor lalu melepas helmnya. Suara riuh-riuh murid-murid sekolah mulai terdengar, mereka tampak semangat karena memang masih dibilang pagi.

Ia yakin, bukan karena tidak sabar untuk belajar penyebab mereka terlihat bersemangat, 95% pastinya karena bertemu dengan teman yang menyenangkan.

"Gimana kalau lo jujur aja ke Galang masalah Nyokap lo?" saran Kinan saat menghentikan motornya di depan sekolah Aileen.

Aileen mematung, ia sebenarnya sangat ingin menceritakannya. Hanya saja ia butuh waktu yang tepat. Ia sibuk mengurus mamanya kemarin, yang harus dikembalikan ke rumah sakit jiwa. Hingga ia tidak ada waktu dengan Galang yang berada di sisinya.

Untung saja luka mamanya tidak cukup serius, hanya butuh suntikan penenang dan perawatan beberapa hari.

"Aku akan jujur, Kin. Tapi aku butuh waktu." Aileen mengeratkan pegangan tangannya pada tali tas slempangnya, "Kamu berangkat sana, ntar telat sampai sekolah."

"Ok, gue cabut, ya!" Kinan melajukan motornya menjauh dari jangkauan pandangan Aileen.

Setelah tidak masuk sekolah tiga hari karena mengurus mamanya, Aileen merasa canggung datang ke sekolah. Ia takut jika Galang akan mengabaikannya nanti saat bertemu. ia juga tidak pernah menghubunginya karena ia rasa bukan saatnya menjelaskan melalui via telepon.

Aileen berjalan kaku masuk ke dalam kelas, semua teman kelasnya menatapnya dengan tatapan intimidasi. Tatapan mereka seaakan menggambarkan kekecewaan yang mendalam terhadapnya.

Apa yang salah ? Mengapa mereka menatap seakan tidak suka?

Aileen terus berjalan ke arah bangkunya, dan menduduki kursinya. Terasa sangat canggung diberi tatapan seperti itu oleh mereka, namun ia enggan bertanya.

"Bebh, tunggu..." Terdengar suara Andrew, siapa lagi kalau bukan Amel yang ia panggil.

Bersamaan dengan itu, Amel muncul dari ambang pintu bersama dengan Andrew yang menyejajarkan langkahnya dengan Amel. Aileen mengangkat tangannya sembari tersenyum kepada Amel, namun... Sepersekian detik, Amel menatapnya dengan tatapan kesal lalu membuang muka.

Senyuman Aileen perlahan memudar, tangannya perlahan diturunkan. Ia mengikuti Amel yang berjalan dengan pandangannya. Bahkan ketika Amel duduk di tempatnya, ia sama sekali tidak ingin melihat Aileen.

Ada apa? Apa yang salah denganku?

Tiba-tiba pak Arham selagi wali kelas masuk ke dalam kelas, dan berdiri di depan. Semua murid mengarahkan pandangan ke arahnya.

"Sebentar lagi Ujian Nasional, kalian harus belajar dengan giat supaya bisa lulus dan masuk ke perguruan tinggi yang kalian inginkan." Pak Arham memandangi siswanya satu persatu, "Siapa yang tidak masuk hari ini?"

Joko mengamati bangku teman sekelasnya dan melihat tempat Raga dan Galang kosong, "Galang dan Raga, Pak."

"Iya, bapak mendapat pesan bahwa Galang sakit. Jadi harus istrahat dulu," jelas pak Arham.

Sakit?

Aileen langsung merasa khawatir, ia sama sekali tidak tahu kalau Galang sedang sakit. Pantas saja Galang tidak terlihat di rumah sakit setelah hari itu.

AKSARA RINDU (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang