14. Pura-Pura Tegar

622 67 0
                                    

Caraku melihatmu berbeda, bagiku kau yang terindah.

-Ragaskara Daniel

•••

AILEEN menghentikan langkahnya tepat di samping kelas, ia meremas tali ransel miliknya saat suara riuh kelasnya mulai terdengar. Ada perasaan gelisah di dalam hatinya.

"Lo kenapa?" tanya Raga yang melihat raut wajah gadis itu berubah.

Aileen menundukkan kepalanya, raut wajahnya berubah sendu. "Lilin takut mereka jauhin Lilin karena keluarga Lilin udah hancur," ujarnya.

Laki-laki itu menghelah napas berat, ia merasa kesal saat gadis di depannya sampai berpikiran hal yang seperti itu. Ia berjalan mendekati Aileen yang masih menundukkan wajahnya.

Raga menepuk belakang Aileen, membuat gadis itu menegakkan tubuhnya. "Hidup yang lelah adalah hidup yang memikirkan apa kata orang. Angkat kepala lo! Buktikan kalau lo lebih kuat dari yang mereka kira."

Aileen mengangkat kepalanya, menatap wajah Raga yang juga menatapnya dengan tatapan penuh arti. Semburat senyuman terukir di wajah gadis itu, ia berjinjit dan menepuk puncak kepala Raga dengan pelan.

"Anak baik," ujarnya.

Aileen menghelah napas panjang, lalu melangkah masuk ke dalam kelasnya.

"Lilin?"

Semua kepala reflek menoleh, yang tadinya sibuk dengan kegiatan masing-masing beralih menatap Aileen.

"H-Hai, Guys!" sapa Aileen. Ia tampak kaku.

Penghuni kelas itu terlihat bingung dengan tingkah aneh Aileen.

"Lin, lo kenapa? Tiga hari gak datang sekolah buat kepribadian lo berubah, ya?" Ipang menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Aileen cengingisan, ia merasa malu dengan ulahnya barusan. Mengapa harus melakukan seperti itu? Terlihat aneh saja. Ia memilih berjalan menuju bangkunya.

"Lin, Raga bilang lo sakit. Sakit apa?" tanya Ramadhan yang menghampiri Aileen di tempat duduknya.

Aileen melirik Raga, laki-laki itu ternyata tidak menceritakan yang sebenarnya kepada teman-teman kelasnya.

"I-Iya, cuma deman doang." Aileen tersenyum getir.

"Maaf ya, Lin. Aku gak datang jengukin kamu." Fatimah memiringkan kepalanya agar bisa melihat langsung Aileen dari bangkunya.

"It's Ok!" Aileen tersenyum sumringah sembari mengangkat tangannya dengan simbol OK.

Tiba-tiba dari ambang pintu, masuk Joko dengan napas memburu.

"Jok, napa kamoh? Abis dikejar Wulan?" tanya Amel.

"Brisik, Mel! Emang lo kate ini sinetron Dibalik Jendela Tetangga?" cerocos Ipang.

"Ipang! Kamoh kok sensi banget sama akoh?!"

Ipang menutup telinganya, "Suara kamu kek kambing lagi lahiran, Mel. Jadi gak usah ngomong!"

"Pe-Perhatian! Kerjakan tugas di halaman 204. Nanti dikumpul Bu Wiwik!" ujar Joko dengan suara ngos-ngosan.

"Lin, sini! Mumpung belum ada Guru!" Ipang menarik lengan Aileen untuk bergabung dengan mereka.

"Apa, sih?" Aileen mengerutkan dahinya saat melihat kumpulan laki-laki itu tengah bermain ular tangga.

"Mau main?" tanya Bimo.

Aileen langsung menganggukkan kepalanya, "Iya!"

•••

"Tebak Lilin dapat berapa?" Gadis itu terlihat begitu ceria.

AKSARA RINDU (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang