Sebagai pacar, aku bisa jadi pacar yang manis dan juga bisa menjadi pacar yang kejam. Itu tergantung sikap kamu.
-Galang Abishar
•••
AILEEN melangkah keluar dari pekarangan sekolah bersama Fatimah. Kini, setiap berangkat dan pulang sekolah Aileen akan selalu bersama Fatimah menaiki bus. Sebab, letak rumah mereka yang searah.
"Lin, tadi Galang yang gendong kamu ke UKS," ujar Fatimah, "waktu kamu pingsan, Galang panik banget. Udah ketebak, dia peduli banget sama kamu."
Aileen yang mendengar itu refleks menoleh ke arah Fatimah. Yang benar saja? Galang mengkhawatirkannya? Laki-laki itu peduli padanya?
"Kenapa kamu tidak melawan saat mereka melemparmu bola?"
Aileen menggeleng, "Lilin tidak apa-apa kok."
Fatimah menghelah napas berat saat melihat gadis itu tersenyum. Padahal di kedua lubang hidungnya masih menempel tisu untuk menyumbat mimisannya.
"Alhamdulillah kalau kamu merasa tidak apa-apa. Lagian mereka udah dikasi hukuman sama Pak Bambang. Mendapat nilai 0 di mata pelajaran olahraga. Itu ganjaran buat mereka."
Tiba-tiba langkah kedua gadis itu terhenti, saat mobil merah berhenti pas di depan mereka. Aileen mengerutkan dahinya, sepertinya mobil ini tidak asing.
"Bukannya ini mobil Galang?"
Benar seperti dugaan Aileen, ketika pintu mobil itu terbuka dan keluarlah sang empunya. Galang Abishar, laki-laki yang akhir-akhir ini selalu mengganggu Aileen.
"Galang?" Fatimah mengerutkan dahinya saat Galang berjalan menghampiri mereka.
Aileen yang melihat senyum jail laki-laki itu segera menarik tangan Fatimah untuk pergi dari sana. Ia memiliki firasat buruk mengenai laki-laki itu.
"Timah, buruan! Ntar kita ketinggalan bus."
Namun, belum juga Aileen dan Fatimah beranjak jauh. Galang sudah berhasil menghalangi jalannya.
"Lin, kamu ada urusan sama Galang?" bisik Fatimah yang melihat Galang menatap lekat wajah Aileen.
"Tidak! Tidak ada urusan sama sekali!" bantah Aileen dengan cepat.
Galang yang mendengar itu menyeringai, lalu berjalan semakin mendekat ke arah Aileen. Membuat gadis itu memundurkan langkahnya.
"Timah, kamu harus bangga. Karena kamu orang pertama yang tahu," ujar Galang sembari menarik tangan Aileen dan menggenggam jemarinya, "kami pacaran."
Jleb!
Mata Fatimah terbelalak saat mendengar apa yang dikatakan Galang, ia menoleh ke arah Aileen yang menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ka-Kalian pacaran?" tanya Fatimah tampak shock.
"Iya," jawab Galang.
Sementara Aileen berusaha melepas genggaman Galang di sela jemari tangannya, "Apaan sih kamu?!" Tapi Galang semakin menggenggamnya dengan erat. Sedangkan Fatimah masih melongo, menatap Aileen dan Galang secara bergantian.
"Kalau begitu... Gue bawa Nata dulu, ya?" Galang menarik paksa Aileen masuk ke dalam mobilnya, meninggalkan Fatimah yang masih melongo di tempatnya. Fatimah masih tidak percaya kalau Aileen memiliki pacar, karena setahunya gadis itu hanya dekat dengan Raga sahabatnya.
Detik berikutnya, Fatimah baru sadar dari lamunannya. "Lilin? Lilin ke mana? Ini pencurian! Galang curi Lilin!"
Tapi mobil itu sudah melaju menjauh dari pandangan Fatimah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA RINDU (SELESAI)
Ficción General"Perihal Persahabatan, Luka, dan Cinta." Kupersembahkan AKSARA RINDU Aileen Nathania memiliki Ragaskara Daniel sahabatnya yang selalu berada di sisinya sejak kecil. Gadis itu selalu bergantung kepada laki-laki itu, bahkan hal kecil seperti mengikat...