Perihal persahabatan, luka, dan cinta.
-AKSARARINDU
Dimulai...
•••
SEMESTER akhir, tahun kedua.
"Yuhuuuu! Pemandangan di atas sini keren banget, Njir!" Terlihat seorang siswa laki-laki tengah berdiri di atas pohon di pekarangan sekolah. Membuat para penghuni sekolah kaget melihatnya.
"Woah, sedang apa dia di atas?!"
"Siapa itu? Dia ingin bunuh diri?"
Cekrek!
Cekrek!
Cekrek!
Siswa laki-laki itu senyum sumringah, sembari berselfy. Ia sama sekali tidak menghiraukan orang-orang yang kaget melihatnya di bawah sana.
"Hei! Ramadhan! Sedang apa kamu?!" Tiba-tiba seorang guru laki-laki berteriak dari bawah. "Turun! Di situ bahaya!" teriaknya.
"Bapak tua itu benar-benar brisik!" Ramadhan mengumpat di dalam hati. "Pak! Di sini menyenangkan! Apa Bapak tidak mau mencobanya?"
"Hei, Rama! Turun sini! Kamu bukan monyet yang suka manjat sembarangan! Kalau kamu jatuh, gak bakal ada Sinta yang nangisin kamu!" teriak guru laki-laki itu.
Ramadhan mengeryitkan dahinya, "Emang dia kira ini sinetron Rama dan Sinta apa?!".
"Pak, kalau Sinta tidak ada. Setidaknya ada Aileen Nathania, Pak!"
Gadis yang tengah berjalan di koridor sekolah menoleh saat namanya disebut. Ia membelalakkan matanya saat melihat Ramadhan tengah melambaikan tangan padanya dari atas pohon.
"Hei, Aileen Nathania." Laki-laki itu mengedipkan matanya.
Aileen meringis, lalu membuang muka. "Gila! Apa yang dia lakukan?!" umpatnya, lalu melangkah dengan cepat menyusul laki-laki di depannya.
"Raga, kalau jalan jangan cepat-cepat dong!" Gadis berusia 16tahun itu menghentakkan kakinya kesal, ia berhenti di koridor sekolah.
Laki-laki di depannya mendengar, namun enggan untuk berbalik. Ia terus melangkahkan kakinya menuju kelas.
"RAGASKARA DANIEL!!!" teriakan itu menggema di seluruh penjuru sekolah. "Tungguin Lilin, atau Lilin bilangin Aunty Cindy!"
Laki-laki berusia 16tahun namun lebih tua sembilan bulan dari Aileen itu menghentikan langkahnya tanpa menoleh. "Tukang ngadu!" batinnya.
Sementara gadis di belakang sana kini mengukir senyum tipis di wajahnya. Kali ini takdir kembali berpihak kepadanya.
"Ga, tali sepatu Lilin leppasssh." Gadis itu mengembungkan pipinya, membuat balon pipi di sana.
Laki-laki itu memutar bola matanya malas. Mendengus kesal sembari memutar haluannya, dan berjalan ke arah gadis itu.
"Lo punya tangan 'kan?" tanya Raga, menusuk balon pipi itu dengan telunjuknya. Kempes.
"Tangan lo masih berfungsi 'kan?" Jari telunjuknya kemudian beralih mendorong dahi Aileen, hingga kepala gadis itu terdorong ke belakang.
"Ikat sendiri!" cetus Raga dan berbalik, hendak meninggalkan gadis itu.
Namun Aileen dengan cepat menahan lengannya. "Aa' Raga," panggilnya dengan manja, "Aa' Agaaaku."
Laki-laki itu berhenti, kemudian berbalik dengan wajah tanpa ekspresi. Ia kembali menyorot wajah gadis di depannya. Gadis yang tengah memasang wajah memelas, membuat Raga tidak tahan ingin menjitak keningnya. Namun ia segera mengurungkan niatnya, saat Aileen kembali membuka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA RINDU (SELESAI)
Beletrie"Perihal Persahabatan, Luka, dan Cinta." Kupersembahkan AKSARA RINDU Aileen Nathania memiliki Ragaskara Daniel sahabatnya yang selalu berada di sisinya sejak kecil. Gadis itu selalu bergantung kepada laki-laki itu, bahkan hal kecil seperti mengikat...