9. Terlambat

771 64 1
                                    

Kita tidak bisa memilih hati kita untuk jatuh cinta pada siapa.

-Ragaskara Daniel

•••

DENGAN napas ngos-ngosan, Aileen dan Raga berlari ke arah pagar sekolah yang akan tertutup itu. Mereka menambah kecepatan larinya agar tidak terlambat. Raga yang melihat Aileen tertinggal di belakang menghentikan langkahnya. Tidak peduli pak Kardi- satpan sekolah sudah siap untuk menutup rapat gerbang itu.

"Lin, lo bisa?"

"Ga, buruan lari! Jangan tungguin Lilin! Bisa-bisa kamu terlambat." Aileen memegang lututnya sembari mengatur napasnya.

Tapi mustahil bagi seorang Raga untuk membiarkan gadis itu terlambat dan dihukum sendiri. Ia tidak peduli jika gerbang di depan sana tertutup, asal dirinya selalu berada di sisi Aileen.

"Gerbang udah ketutup. Nyantai aja kali!" Tiba-tiba sebuah motor sport berhenti tepat di dekat mereka.

Aileen dan Raga menoleh, "Andrew?"

"Tumben kalian terlambat?" tanya Andrew yang dengan santainya melihat gerbang sekolah itu ditutup oleh pak Kardi. Padahal, ia bisa sampai lebih awal jika tidak menghentikan motornya.

"Motor Raga mogok, jadi kita nungguin angkot yang datangnya lama banget." Aileen kembali menegakkan tubuhnya. Tangannya terangkat untuk menghapus pelu yang menetes di pelipisnya.

"Tenang aja, dihukum gak bikin nyawa lo melayang, kok!" Andrew tersenyum lebar ke arah Aileen dan Raga, "malah bikin sehat, karena lo bisa lari-larian, kan?" sambungnya.

"Ck! gila!" umpat Raga yang berjalan meninggalkan Andrew yang disusul oleh Aileen.

"Woy! Emang bener yang gue bilang!" teriak Andrew dari belakang, berusaha menyalakan motornya.

Sementara Aileen dan Raga sudah pasrah dengan hukuman apa yang akan mereka dapatkan nanti. Jelasnya, mereka berusaha untuk segera sampai di depan gerbang sekolahan. Sesekali Raga menarik tangan Aileen untuk membantunya cepat sampai tujuan. Sedangkan Andrew bersiul-siul di atas motornya melihat kedua teman sekelasnya kelelahan. "Semangat sekali kalian, nak!" ujar Andrew.

"Dari mana kalian?!" tanya Pak Kardi saat mendapati dua siswa itu berdiri di luar pagar.

"Pak, Pak, tolong bukain, Pak! Motor Raga mogok,Pak!" Aileen tampak memohon pada Pak Kardi yang menatap mereka dengan tatapan intimidasi, "motornya masih di bengkel."

"Kalian tahu ini jam berapa?" Pak Kardi melirik jam tangan impornya, "kalian terlambat lima menit!"

"Pak, kasi keringanan, dong, Pak! kita kan gak sengaja mogokin motornya." Aileen masih memohon.

Sepertinya Pak Kardi mulai luluh, sembari mempertimbangkan akan memberi mereka hukuman atau tidak. Aileen dan Raga menatap Pak Kardi dengan penuh harap. "Baiklah, karena hari ini universary pernikahan saya. Maka kalian saya..."

"Yaelah, Pak! baru juga lima menit. Biasanya saya terlambat sampai jam pertama selesai," ujar Andrew yang bersandar santai di pagar, memotong ucapan Pak Kardi.

"Kamu!" Pak Kardi menunjuk ke arah Andrew, "kamu lagi, kamu lagi!" Pak Kardi baru menyadari keberadaan Andrew.

"Good morning, Pak. Sehat?" sapa Andrew tanpa dosa.

Aileen dan Raga menoleh ke arah Andrew yang gila itu. Tidak habis pikir dengan pola pikirnya. Mereka kesal, mengapa tiba-tiba Andrew muncul membuat kebaikan Pak Kardi jadi buyar. Sial!

AKSARA RINDU (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang