Ga, Lilin mau minta sesuatu. Jauhin Lilin, ya?
-Aileen Nathania
•••
"NICE!" puji pak Bambang di akhir latihan.
Mereka mendudukkan diri di pinggir lapangan, beristrahat untuk menghilangkan lelahnya latihan.
"Ga, lo jago banget!" puji Ipang yang terlihat mengibas-ibaskan leher bajunya.
"Kalau gak jago, gak bakalan dipilih jadi Kapten Basket, dodol!" umpat Arwana.
"Sudah, jangan mulai lagi. Gue bosen liat lo berantem mulu," ujar Edward yang menghapus keringatnya.
Raga tidak menggubris, ia memilih meneguk air putih yang disediakan pak Bambang.
"Kalau tiap hari kita latihannya begini terus. Kita bakal menang!" seru Leonardo yang terlihat begitu antusias.
"Gue cabut duluan!" Raga bergegas meninggalkan lapangan itu. Ia teringat akan Aileen yang menunggunya.
"Hati-hati di jalan, Ga!" teriak pak Bambang. Raga tidak menjawab, ia terus berjalan sembari maengangkat tangannya tinggi-tinggi. Membentuk simbol Ok.
Raga langsung menuju depan kelas, dimana Aileen selalu duduk menunggunya. Namun kali ini, ia tidak melihat gadis itu di sana.
Laki-laki itu merogoh ponsel di sakunya, melihat 1 pesan baru.
Mulut Mercon
Ga, Lilin duluan. Lilin naik taksi.Raga mengeryitkan alisnya. Pasti ada apa-apa dengan gadis itu. Tanpa pikir panjang, ia segera menuju motornya.
•••
"Non, sebelumnya kami mohon maaf." Bi Inem dan Jukiman terlihat gugup.
"Ada apa, Bi?"
Aileen mengeryitkan keningnya, menatap dua orang itu. Tampak bi Inem dan Jukiman saling senggol. Mereka seperti takut berbicara.
"Ada apa? Gak usah sungkan sama Lilin." Aileen tersenyum menatap mereka satu per satu.
"Kumaha atuh ngomong na," Jukiman menggaruk tengkuknya.
"Kenapa, Mang?"
"I-ini Non Lilin," Jukiman Meringis, "ka-kami mau mengundurkan diri. Soalnya sudah 2 bulan kami tidak di gaji."
Bi Inem menarik tangan Aileen dan menggenggamnya, "Non Lilin, kami minta maaf banget."
Aileen duduk di meja belajarnya, ia terlihat gelisah. Masalahnya satu-persatu datang.
Kali ini, Bi Inem dan Jukiman mengundurkan diri. Keuangan keluarga Aileen benar-benar krisis, karena tidak ada lagi seorang ayah yang setiap bulannya mengirimkan gaji kepada mereka.
Selama ini, Aileen dan mamanya bergantung dengan hasil kerja ayahnya. Itu yang membuat mereka kini dalam kesulitan, karena sosok ayah itu sudah tidak ada sekarang.
"Lilin harus cari kerja," gumamnya.
Ia meraih ponselnya, dan langsung menelpon Kinan. Temannya itu pasti bisa membantu.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA RINDU (SELESAI)
Художественная проза"Perihal Persahabatan, Luka, dan Cinta." Kupersembahkan AKSARA RINDU Aileen Nathania memiliki Ragaskara Daniel sahabatnya yang selalu berada di sisinya sejak kecil. Gadis itu selalu bergantung kepada laki-laki itu, bahkan hal kecil seperti mengikat...