11. Pecundang

750 62 1
                                    

Roda kehidupan terus berputar, tidak ada yang abadi di dunia. Terkadang, baru saja kita merasa yang paling bahagia. Sekejap kemudian, kita merasa yang paling menderita.

-AKSARARINDU

•••

MID semester semakin dekat. Sebagai murid berprestasi, tentunya Aileen sudah mempersiapkan bekal untuk semester kali ini. Ia mulai memperbanyak waktu untuk belajar. Jika pulang sekolah, ia selalu menyempatkan untuk belajar bersama Kinan di warkop 77.

"Teman-teman di sekolah lo baik-baik, ya?" tanya Kinan, yang mengeluarkan buku-buku dari dalam tasnya.

"Iya, mereka care banget sama Lilin," jawab Aileen.

"Gue sampai iri sama kehidupan lo, benar-benar sempurna."

"Ah, Kinan! kamu berlebihan banget!"

Untuk yang kesekian kalinya Aileen belajar bersama Kinan di tempat ini, tapi ia tidak pernah melihat Galang lagi. Terakhir, saat hari itu. Ia juga enggan untuk menanyai Kinan, takutnya gadis itu meledekinya habis-habisan.

Pintu terbuka, Aileen dengan cepat menoleh ke arah pintu warkop. Namun detik berikutnya, gadis itu menghela napas berat. Sangat jelas jika dia mengharapkan kedatangan seseorang.

"Hei, Aileen!" sapa laki-laki yang baru saja datang.

Aileen tersenyum kecut, "Hei, Roby."

Roby dengan senyum khasnya segera melangkahkan kaki menuju meja tempat Aileen dan Kinan duduk. Ia menarik satu kursi lalu ikut bergabung dengan mereka.

"Warkop sunyi banget, pada ke mana?" tanya Roby yang tidak melihat teman-teman nongkrongnya.

"Mereka kan temen lo, kenapa tanya kita?" Kinan mulai mengerjakan soal-soal MID semester tahun lalu yang ia dapatkan dari kakak kelasnya.

"Oh, bener juga." Raga menyorot satu per satu buku di atas meja, "buku mulu, otak gue rasanya tsunami padahal cuma lihat sampulnya doang!"

"Lo curhat?" Kinan mendelikkan matanya pada laki-laki di sampingnya.

"Kin, gue ngomong sama Aileen. Bukan sama lo," ujar Roby ngegas.

"Kamu mau belajar juga?" tanya Aileen.

Sontak Roby yang tadinya menoleh ke sana-sini menghentikan pandangannya pada Aileen, "What?! Belajar? Kata itu tidak ada dalam kamus gue."

"Jangan ngomong sama dia, Lin. Ntar ketularan begonya." Kinan menghentikan kegiatannya, rasanya mood belajarnya menghilang saat Roby datang.

"Kin, gue lagi gak mau debat, ya. Jadi gue baik hati dan bakal pergi kalau Aileen mau ngasi nomor whatsap-nya ke gue." Roby cengar-cengir menatap Aileen. Sedangkan gadis yang ditatap terlihat kaku.

"Gini, nih, kalau playboy gak ada otak. Modusnya jelas banget," gerutu Kinan yang dari tadi ingin mengusir Roby dari dekatnya.

"Kin, keknya jiwa lo mau di-instal ulang, deh. Rasanya gue gak ada salah sama lo, tapi aurah dendam dan kebencian dari dalam diri lo terang banget," ujar Roby tidak mau kalah.

"Sana! Pergi sana! Sebelum gue tabok lo pakai buku tebal ini!" Kinan mengangkat buku paket tebal yang ada di atas meja, ingin segera melayangkannya ke kepala Roby.

"Kin, Kin, keknya lo sirik sama Aileen. Soalnya gak ada cowok yang berani minta nomor whatsap lo. galak banget, sih. Kalau lo gitu mulu, bakal jadi gadis tua lo, Kin !" Roby mengambil ancang-ancang dan segera kabur.

AKSARA RINDU (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang