CHAPTER 33 (18+)

44.8K 522 12
                                    

Selesai mengemasi semua novel-novelnya, Aletta pun beralih pada lemarinya, ia membukanya dan mengambil semua pakaiannya.

Meletakannya pada koper besar dan segera mengemasi semuanya, ia tak meninggalkan satupun pakaian disana.

Dan satu koper besar itu penuh dengan pakaiannya. Untuk novelnya telah dimasukan kedalam tiga kardus indomie.

Seusai itu, aku dan Aletta segera turun kebawah dan pulang, pergi ke supermarket lebih tepatnya.

Perjalanan kali ini sangat menyenangkan, karna Aletta mulai ceria dan mengajak ku mengobrol. Ya walaupun obrolannya sangat tak berbobot namun aku tetap senang.

Kunci kebahagiaan adalah bersyukur, anjay wkwk.

Setibanya kami di supermarket, Aletta langsung melepas seatbeltnya. Ia hendak turun namun segera kutahan pergelangan tangannya, "dianter nggak?" tanyaku, Aletta menggeleng, "nggak usah, lo disini aja" balas Aletta menolak aku untuk ikut.

Aku mengangguk, tak berniat untuk bertanya 'kenapa' karna selesai memarkir aku akan tetap menghampirinya, mana bisa aku membiarkannya masuk dan berbelanja sendiri. "Yaudah" balasku.

Aletta mengangguk, mengecup bibirku singkat lalu segera turun dari mobil dan segera masuk kedalam.

Setiap kali Aletta mengecup bibirku, entah kenapa selalu kurasakan panas di kedua pipiku. Ternyata semudah ini membuatku salah tinggah dan blushing.

Selesai Aletta turun, aku segera memarkir mobil, setelah itu aku langsung turun dan menyusul Aletta.

Aku tak langsung menghampirinya, aku berjalan dibelakangnya, berusaha tak menampakkan diri didepannya.

Namun berberapa saat kemudian, kulihat Aletta kesusahan mengambil tepung yang berada di slot paling atas. Aletta memang tak terlalu tinggi, jadi tak heran jika ia kesusahan mengambil benda itu.

Aku yang melihat Aletta mulai frustasi pun segera menghampirinya, berdiri dibelakangnya dan mengambil benda itu lalu meletakannya ke troli belanjaan Aletta.

Sesaat tanganku mengambil tepung itu, Aletta langsung diam. Ia berbalik secara perlahan dan betapa terkejutnya ia saat melihatku yang mengambilkannya.

Selesai kuletakan tepung itu ke troli, Aletta langsung tersenyum, mengecup bibirku singkat lalu menatapku dengan tatapan bodoh dan senyum yang terlihat tolol.

"Kalau gak bisa tuh minta tolong, jangan diem aja" ucapku mengomelinya, "minta tolong kesiapa, kan gak ada mas-mas yang jaga" balas Aletta dengan wajah masam.

"Ke gue lah, kan gue suami lo" balasku dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Aletta terkekeh, lalu berjalan meninggalkanku.

Aku mendecih kasar dan segera mengikutinya, awalnya aku tak ingin berjalan di sampingnya.

Namun saat kulihat ada seorang pria yang melihati Aletta dengan tatapan aneh dan bibir yang tersenyum lalu mata yang mengedip.

Membuatku naik pitam dan segera berjalan kesamping Aletta, ku lingkarkan tanganku kepinggang Aletta dan menarik Aletta mendekat kearahku lalu mengecup pipinya.

Pria tadi langsung menghela nafas panjang dan berpaling kearah lain, "macam-macam saja, apa ia tak tau bahwa Aletta milikku. Belum saja kucongkel mata jelalatannya itu, dasar lelaki menyebalkan" umpatku dalam hati.

Aletta yang terkejut denganku langsung menghindar, "kenapa?" tanyanya dengan wajah khawatir, "tadi ada cowok jelek ngeliatin elo, mana pakai kedip lagi. Kan asu" balasku dengan umpatan diakhir kalimat.

Aletta terkekeh dan memukul lenganku lalu mendorongku hingga tanganku terlepas dari pinggangnya, "cemburu nih ceritanya?" ucapnya meledek.

Ku tarik tangan Aletta dan ku hempaskan ke dinding yang ada disini, ku kurung Aletta dengan kedua tanganku yang berada di samping kanan dan kirinya. Aletta menatapku dengan tatapan panik, dan aku hanya bisa menyeringai melihatnya.

HE IS MY HUSBAND 18+ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang