Ku buntuti mereka dan ku pantau mereka dari jauh, kulihat lelaki itu menarik tangan Aletta hingga membuat Aletta menabrak tubuhnya, namun dengan cepat Aletta langsung mendorong tubuh lelaki itu dan menatap lelaki itu tajam. "Apa!" sentak Aletta marah
Kulihat lelaki itu meraup wajahnya kasar, "kenapa sih, Tha? Kenapa lo setuju? Coba pikirin lagi, ini nyangkut masa depan lo, Tha" balas lelaki itu tampak frustasi
jujur aku tak tau ada apa diantaranya keduanya, bahkan aku sendiri juga tak tau siapa lelaki itu. Namun nampak sekali bahwa memang ada apa-apa diantara keduanya.
"Apanya yang perlu dipikirin? Masa depan gue yang mana yang lagi lo omongin?-- lo lupa masa depan gue hancur karna lo? Lo lupa gue kaya gini karna lo? LO LUPA SEMUANYA KACAU KARNA LO, HAH!" sentak Aletta diakhir kalimatnya
"Gue tau gue salah, gue sadar, gue gak lupa sama itu. Tapi ini masih bisa diperbaiki, Tha.-- lo bisa ngomong ke mereka kalau lo gak setuju sama pernikahan ini, dan mungkin semuanya bisa batal. Kalau lo gak berani, biar gue yang ngomong. Tapi gue butuh lo, gue butuh lo buat ada dipihak gue-" pria itu terlihat menggebu-gebu.
Mendengar ini aku menjadi semakin bingung, aku sama sekali tak faham dengan apa yang mereka bicarakan.
"Oh iya? Lo punya wewenang apa atas itu semua? Lo yakin suara lo bakal di denger sama mereka-- gak usah gila, usaha lo gak akan berbuah apapun, Zidan" sela Aletta
"Lo gak bisa ngomong gitu, karna faktanya kita belum nyoba buat lakuin itu. Gimana lo bisa simpulan apa yang lo sendiri belum lakuin?" kekeh lelaki itu.
Sekarang aku tau satu hal, aku tau siapa nama lelaki malang itu. Sungguh miris sekali aku melihatnya, ingin rasanya kudatangi ia dan ku ajaknya untuk pergi agar tak lagi mengemis seperti itu kepada Aletta si gadis menyebalkan. Aku baru tau bahwa sikapnya memang sebrengsek itu, entah disekolah atau dimanapun sikapnya tetaplah brengsek.
"Buat apa? Buat apa kita nyoba sesuatu yang kita tau itu gak akan berhasil, buat apa kita lakuin hal yang sia-sia! Buat apa!" bentak Aletta terlihat sangat marah
"Setidaknya kita nyoba dulu, Tha. Toh-"
"Sampah, gue gak suka kekalahan. Gue lebih baik gak nyoba sama sekali dari pada nyoba dan harus kalah" sela Aletta.
"Kenapa sih pemikiran lo sempit banget?! Ini bukan tentang kekalahan atau kemenangan, Tha. Ini tentang masa depan lo" ucap lelaki itu mulai menampakkan emosinya
"Masa depan gue yang mana sih yang lo omongin!? Lo lupa gue udah gak punya masa depan?-- GUE UDAH GAK PUNYA MASA DEPAN KARNA ELO, ZIDAN!" triak Aletta murka diakhir kalimatnya, aku benar-benar terkejur mendengar triakkannya.
"GUE TAU ITU, MAKANYA GUE MAU RUBAH ITU BUAT LO, THA!" sentak lelaki itu tak kalah marah.
Aletta menarik nafas dalam-dalam dan melepas cepolan rambutnya kasar, ia meraup wajahnya kasar sebelum akhirnya kembali membuka suara, "oh iya? Lo yakin itu buat gue?-- lo yakin ngelakuin itu buat gue, bukan buat diri lo sendiri?" tanya Aletta terlihat meremehkan.
"Lo ngomong apa sih, Tha? Ya yakinlah buat lo, gue mau nebus kesalah gue ke elo-"
"Bullshit-- omongan lo tuh bullshit" sela Aletta
"Gue benci sama lo, Dan" lanjut Aletta lirih dan setelah itu Aletta pun langsung melangkah pergi.
Kulihat suasana semakin keruh, apalagi saat kulihat pria itu kembali menarik tangan Aletta dan membawa Aletta kedalam dekapannya.
Kulihat Aletta meronta-ronta minta dilepaskan, namun pertahan pria itu terlihat sangat kuat, karna sekeras apapun Aletta meminta dilepas, lelaki itu sama sekali tak goyah.
![](https://img.wattpad.com/cover/249713259-288-k915608.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MY HUSBAND 18+ (END)
Fiksi RemajaCerita kali ini mengkisahkan tentang Alvaro dan Aletta, sekelas selama tiga tahun tak berarti menumbuhkan interaksi serta kedekatan diantara keduanya. Hingga akhirnya sebuah kejadian yang sangat mendadak, membuat hubungan keduanya berubah.