Aletta sedang dibawah bersama mama, jadi mau tak mau aku pun harus turun kebawah untuk meminta izin meminjam ponselnya, sesampainya dibawah, kulihat Aletta tengah sibuk memasak bersama mama.
Ku lihat ada tepung menodai pakaiannya. Dan dengan segera aku pun menghampirinya, berdiri dibelakangnya dan mengusap tepung itu agar hilang dari pakaian Aletta.
Selesai dengan itu aku pun langsung membisiki Aletta, "pinjem hp boleh ndak?" tanyaku dengan nada yang lembut, takutnya tak akan dipinjamkan jika dengan nada ngegas.
"Boleh, ambil aja di tas" balasnya, "passwordnya?" sebelum aku terjebak dengan password, aku pun dengan gercep menanyakannya, "gak pakai password" balasnya. Baru kali ini aku menemukan perempuan tak mempassword ponselnya.
"Srius?" tanyaku tak percaya dengannya, "iya" balasnya masih sibuk dengan adonan kue di tangannya. "Okay, thanks" balasku, mengecup piponya dingkat, lalu pergi meninggalkannya.
Aku berjalan kearah tas Aletta, mencari ponselnya disana, dan setelah menemukannya akupun segera membukanya, dan ternyata benar saja bahwa ponselnya memang tak di kunci.
Aku tersenyum simpul dan segera mencari aplikasi instagram disana, aku tau bahwa aplikasi chat lainnya adalah hal yang privasi, oleh karna itulah aku memilih untuk menghubungi Andra di instagram saja.
Aku tak menghubungi Andra menggunakan akun Aletta, melainkan dengan akunku sendiri. Aku memasukan akunku di ponsel Aletta dan setelah itu segera mencari id Andra, setelah menemukannya aku segera menelfonya.
Di aplikasi instagram ada vitur untuk menelfon kan, jadi kugunakan saja vitur itu. Terlalu malas untuk mengetik wkwk.
Andra ini sibuk, ia adalah ketua kelas yang sangat bertanggung jawab dan baik hati, oleh karna itulah para guru selalu memanfaatkannya dengan menyuruh-nyuruhnya untuk mengerjakan tugas yang bukan tugasnya.
Telfonku tak langsung diangkat olehnya, butuh dua panggilan untuk telfonku diangkat olehnya, "kemana aja sih tod, lama bener angkatnya" kesalku.
"Sabar cok, nih tugas banyak bener anjing, kagak kelar-kelar dari kemarin jing" ya aku tak kaget jika ia sibuk kerja tugas.
Hidupnya memang selalu di penuhi dengan tugas, untung pintar. Coba kalau bodoh, mungkin sudah gila karna banyak dan sulitnya tugas itu.
"Kenapa? Tumben telfon lewat sini?" tanyanya, "lo lagi sibuk banget nggak?" tanyaku, aku sengaja tak langsung meminta tolong.
Karna aku takut merepotkannya, siapa tau ia masih memiliki tugas yang lain untuk dikerjakan, "enggak sih, tinggal ini doang. Kenapa?" balasnya.
"Kalau gue minta tolong sesuatu, kira-kira lo bisa nggak?" tanyaku sudah berusaha merangkai kata agar enak didengar, "tolong apaan?" balasnya, "bisa-bisa aja sih" tambahnya.
"Hp gue kan ilang, jadi gue mau minta tolong beliin gue hp di Marina, pilihin yang bagus, gak pa-pa mahal. Yang penting bagus-- lo kan ngerti spek-spek hp, jadi gak akan ketipu sama sales, kalau gue yang beli mah pasti jelas ketipunya" balasku.
"Gak mungkin ilang, pasti sengaja lo ilangin kan" Andra memang tau segalanya, tanpa kuberi taupun ia sudah tau bahwa ponselku memang sengaja kuhilangkan.
Oleh karna itulah sulit sekali berbohong padanya, karna Andra itu pandai menebak, dan sialnya tebakannya itu selalu benar.
"Ya gimana, orang gue lagi emosi. Gak sengaja kebuang deh" balasku dengan nada tolol, ya aku memang tolol sih. "Tolol" umpatnya
"Emang lo butuh buat apaan? Ngegame atau apapun yang penting bagus?" tanyanya mengenai kebutuhan apa yang akan kuperlukan, agar ia bisa mencari ponsel yang cocok dan bagus untukku.
![](https://img.wattpad.com/cover/249713259-288-k915608.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MY HUSBAND 18+ (END)
Dla nastolatkówCerita kali ini mengkisahkan tentang Alvaro dan Aletta, sekelas selama tiga tahun tak berarti menumbuhkan interaksi serta kedekatan diantara keduanya. Hingga akhirnya sebuah kejadian yang sangat mendadak, membuat hubungan keduanya berubah.