ALVARO POV :
Aku bangun pagi, dan kulihat disebelah ku kosong tak ada Aletta. Jujur aku langsung panik, namun berberapa saat kemudian aku ingat bahwa semalam aku memintanya untuk tidur dikamar sebelah karna saat itu aku sedang marah dengannya.
Aku langsung menghela nafas lega begitu mengingat itu, ku raup wajahku kasar berusaha kembali menormalkan detak jantungku yang sempat berdetak tak normal tadi.
Selesai itu aku langsung bangkit dari ranjang dan bergegas untuk mandi, hari ini masih hari Jum'at yang dimana artinya ini masih hari sekolah. Jadi aku harus bangun pagi, mandi, sarapan, dan berangkat ke sekolah.
Mandiku tak terlalu lama bahkan tak lama sama sekali, hanya memakai shampo, sabun, gosok gigi, cuci muka dan selesai. Selesai mandi aku segera mengganti pakaian, ku ambil baju pramukaku dan aku segera menganakanya.
Kulihat keranjang disamping lemariku dan kulihat pakaian kotor mulai menumpuk disana, aku menghela nafas panjang mengingat bahwa tak ada lagi pembantu yang akan mencucikan pakaian-pakaian itu.
"Sudahlah, nanti pulang sekolah ku laundry saja" ucapku dalam hati.
Dirumah ada mesin cuci namun aku tak bisa mengunakannya, jadi mau tak mau aku harus melaundrynya.
Karna tak mungkin jika aku menyuruh Aletta yang mencuci semua pakaian kotor itu, dari wajahnya saja tampak bahwa ia bodoh dalam pekerjaan rumah tangga.
Tak ada yang bisa diharapkan darinya jika menyangkut urusan rumah tangga.
Kembali ku hela nafas panjang sebelum akhirnya memutuskan untuk berjalan kearah tas sekolah dan mulai memasukan berberapa buku tulis kedalamnya, aku jarang bahkan hampir tak pernah membawa buku paket karna tak berguna dan sebagian besar buku paketku memang berada di kolong meja sekolahku.
Aku terlalu malas untuk membawanya setiap hari karna membuat tasku berat, toh aku pun jarang membukanya.
Selesai dengan urusan menata buku aku lanjut turun kebawah untuk membuat sarapan. Hari ini Aletta tak sekolah jadi kemungkinan besar ia akan bangun siang, namun walaupun begitu aku harus tetap membuatkannya sarapan karna kasihan jika ia bangun tak ada makanan sama sekali.
Aku berjalan melewati kamar Aletta, dan pintunya masih tertutup. Sebenarnya aku ingin masuk kesana dan menengok Aletta, namun aku tak bisa karna aku masih dimode marah dengannya. "Sudahlah, tahan dulu saja"
Kuraup wajahku kasar dan segera turun kebawah, kuletakan tasku di sofa dan aku mulai berkutik dengan bawang merah, bawang putih, cabai, dan daun bawang. Ku kupas kulit bawang merah dan bawang putih lalu ku potek ujung cabai, kuletakan bawang merah, bawang putih dan cabai kedalam cobek lalu segera menguleknya kasar. Selesai dengan itu aku lanjut memotong daun bawang kecil-kecil lalu kusisihkan ke mangkuk kecil.
Aku berjalan kearah lemari es untuk mengambil 2 butir telur.
Ku ambil wajan dan kuletakan diatas kompor, ku nyalakan api kompor yang paling kecil dan kumasukan sedikit minyak goreng untuk menumis bumbu dan telornya.
Pertama-tama ku masukan telornya dan ku orak-arik acak, setelah telur sudah teracak-acak, aku pun lanjut memasukan bumbu yang telah ku ulek tadi.
Ku tumis sampai harum lalu kumasukan nasi sisa kemarin dan daun bawang. Ku tumis semua hingga tercampur rata lalu ku masukan garam dan penyedap rasa.
Ku tumis lagi hingga tercampur rata dan terakhir kucicip sedikit untuk menyesuaikan rasanya, setelah rasanya pas langsung kumatikan kompornya dan ku pindah ke dua piring yang telah kusediakan.
Ku cuci wajan, cobek, spatula yang ku gunakan tadi dan berberapa alat lainnya.
Selesai dengan acara cuci-cuci akupun segera membawa kedua piring itu kemeja makan, "ambil minum sekalian aja deh" lirihku, setelah itu aku langsung berjalan kelemari es dan menuang air putih kedalam gelas dan kubawa mereka kemeja makan.
![](https://img.wattpad.com/cover/249713259-288-k915608.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MY HUSBAND 18+ (END)
Novela JuvenilCerita kali ini mengkisahkan tentang Alvaro dan Aletta, sekelas selama tiga tahun tak berarti menumbuhkan interaksi serta kedekatan diantara keduanya. Hingga akhirnya sebuah kejadian yang sangat mendadak, membuat hubungan keduanya berubah.