Tidurku terasa sangat nyenyak, hingga akhirnya kurasakan orang disampingku banyak tingkah dan membuatku terbangun.
Kulihat Aletta memasang wajah masam, begitu ia melihatku terbangun ia langsung mengecup bibirku, "morning" ucapnya dengan senyum merekah diwajahnya. Wajah masamnya langsung musna.
"Hm" balasku berdehem kecil, Aletta mengecup pipiku lalu memelukku erat, menduselkan wajahnya keceruk leherku dan mengecupnya singkat.
"Maaf, semalem ketiduran" ucapnya masih berada diceruk leherku. "Gak pa-pa" balasku sembari mengelus punggungnya.
Kulihat jam di dinding, dan ternyata masih pukul sembilan pagi. "Kebangun kenapa?" tanyaku, "gak kenapa-napa, emang pingin bangun aja" balasnya.
"Laper nggak?" tanyanya, "laper" balasku. Nyawaku masih belum terkumpul semua, masih malas terlalu banyak membuka suara, "mau makan apa? Biar gue masakin" ucapnya menawariku masakan, aku terkekeh, kembali mengingat apakah ia benar-benar bisa memasak.
"Emang bisa masak?" tanyaku, "bisa lah, kan gue punya you tube" balasnya dengan nada polos. Aku kembali terkekeh, ku kecup puncak kepalanya dan kulepaskan pelukannya, aku bangkit dari ranjang, "yok" ucapku sembari merentangkan kedua tangan. Aletta menghampiriku dan memelukku.
Sebenarnya bukan itu maksudku namun yasudah, balas saja pelukannya.
Aletta melepaskan pelukannya, ia bangkit dari ranjang dan berjalan kearahku. Menggandeng tanganku dan membawaku turun kebawah untuk ke dapur.
Sesampainya didapur Aletta langsung melepaskan tangannya dari tanganku, "mau masak apa, hm?" tanya Aletta, "sup?" saranku. "Oke" balasnya.
Aletta berbalik hendak membuka lemari es, namun dengan cepat kucekal tangannya, belum sempat Aletta membuka suara, sudah lebih dulu ku tarik tangannya dan kuangkat tubuhnya lalu kududukkannya dimeja.
Ku kikis jarak diantara kami dan kucium bibirnya singkat.
Aletta tersenyum simpul, dan tanpa aba-aba Aletta langsung menarikku dan melumat bibirku.
Ia tekan tengkuk leherku dan ia mulai memiringkan kepala guna mencari posisi ternyaman dalam adegan kissing kali ini.
Kali ini kubiarkan dia untuk memegang penuh kendalinya, kuberinya kesempatan untuk memandu ciuman kali ini.
Aletta melingkarkan kakinya ke pinggangku dan menenakannya, guna menghilangkan jarak diantara kami, ku lingkarkan tanganku kepinggang Aletta dan kuimbangi ciumannya.
Ciuman kami berjalan dengan lancar hingga akhirnya kudengar suara bel rumah berbunyi.
TING TRINTING TING TING TING TING TING TING.
Dengan spontan Alett mendorongku dan turun dari meja, "siapa?" tanyanya dengan wajah panik, "gak tau" balasku masih santai. Ku usap bibir Aletta karna basah akibat salivaku. "Yaudah biar gue bukain dulu" ucapnya lalu pergi meninggalkanku.
Kesal sekali rasanya, padahal kami sedang panas-panasnya, kenapa orang itu malah datang. Ah entahlah, merusak moodku saja.
Kuusap bibirku dengan baju lalu segera kuhampiri Aletta, betapa semakin kesalnya aku saat melihat Alea lah yang datang. Alea adalah adik perempuan ku yang baru saja kembali dari Amsterdam.
"Elo yang siapa? Salah masuk rumah lo ha?" sengak Aletta, ah sepertinya mereka salah paham. "Ya elo yang siapa, orang ini rumah kakak gue. Sinting lo ha?!" balas Alea tak kalah sengak.
Aku datang dari belakang, Alea memelototkan matanya begitu melihatku, "lo kumpul kebo bang?" tanya Alea terdengar sedang menuduhku, "kebo pala bapak lo, ini istri gue jing" balasku menarik Aletta ke sampingku.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MY HUSBAND 18+ (END)
Ficção AdolescenteCerita kali ini mengkisahkan tentang Alvaro dan Aletta, sekelas selama tiga tahun tak berarti menumbuhkan interaksi serta kedekatan diantara keduanya. Hingga akhirnya sebuah kejadian yang sangat mendadak, membuat hubungan keduanya berubah.