Felix memberhentikan motornya di depan rumahnya, ia berhenti karna melihat motor cbr berwarna merah dan hitam di tempat parkiranya, ia tau bahwa motor itu adalah milik Leo dan Andra.
Ia sedikit terkejut, takut lebih tepatnya. Ia takut kedua temannya itu melihat wajah bonyoknya dan bertanya yang macam-macam.
Felix menghela nafas panjang, turun dari motor dan menuntun motornya untuk di parkirkan disebelah motor Andra.
Selesai memarkir itu, ia pun segera masuk kedalam, dan benar saja ternyata Andra dan Leo ada disini, tengah bermain ps miliknya.
"Ngapain lo disini?" tanya Felix berjalan kearah dapur untuk mengambil segelas air putih, sedangkan kedua temannya berada diruang tamu yang letaknya tak jauh dari dapurnya.
"Nunggu lo lah, lama banget sih nggak pulang-pulang" gerutu Leo tanpa menoleh kebelakang, karna ia tetap fokus pada permainan didepannya.
"Tumben banget kesini gak bilang-bilang?" tanya Felix sembari berjalan kearah kedua temannya, dan duduk di sofa belakang Leo. Sekarang Andra dan Leo tengah duduk dilantai membelakanginya, hingga mereka tak sadar dengan luka lebam di wajah Felix.
"Apaansi alay, orang biasanya juga gak pernah bilang" balas Leo mengomel, "taik, lo kesini cuman mau ngegame doang apa gimana sih tod?" kesal Felix, "numpang ngegame doang sih, yakali nemuin elo" balas Leo lagi, entahlah.
Leo memang sangat brisik dan suka sekali berbicara, tak peduli penting atau tidak, jika batrainya full maka ia akan sangat aktif, aktif mulut dan tingkahnya.
"Dahlah, gue mandi dulu, bye" ucap Felix, bangkit dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan kedua temannya yang tengah asik bermain game.
Leo dan Andra adalah dua orang yang gila game, tugas Andra memang banyak. Namun ia selalu menyempatkan untuk bermain, jika ditanya 'kenapa' maka jawabannya untuk 'refreshing'.
Felix berjalan kearah kamarnya, melatakan tasnya diatas ranjang. Melepas bajunya lalu segera masuk kedalam kamar mandi, ia kembali merasakan nyeri begitu air dingin itu menyentuh lukanya.
Ia mematikan showernya dan menjauh dari sana, ia memejamkan mata dan menarik nafas panjang, ia kembali menormalkan rasa sakitnya, dan setelah itu barulah ia kembali melanjutkan acara mandinya.
Felix sudah lama tak merasakan sakit seperti ini, hingga saat merasakannya lagi, terasa sangat menyakitkan untuknya. Maklum Felix yang dulunya begundal nan suka tawuran, sudah tak pernah melakukan itu lagi semenjak mengenal Aletta.
Aletta benar-benar merubah banyak hal untuk Felix, tak heran jika Felix begitu mencintai Aletta hingga rela menentang Al dan menolak untuk mengalah dengan Al.
Selesai mandi, Felix segera mengganti pakaian dengan kaos oblong berwarna coklat dan celana pendek berwarna hitam.
Felix mengambil ponselnya dan mencasnya, setelah itu ia kembali keruang tamu untuk menemani teman-temannya.
Felix duduk ditempatnya yang tadi, menonton pertandangian antara Andra dan Leo. Sebenarnya tanpa di tontonpun ia sudah tau bahwa Leolah yang akan kalah, karna sudah tak perlu diragukan lagi keahlian Andra dalam bermain game.
"Ah anjing, mosok kalah neh se cok" umpat Leo, "makanya gak usah belagu. Baru menang satu kok langsung koar-kaor, taik lu" balas Andra.
"Kon curang anjeng, mosok menang teros cok" ucap Leo tak terima, Leo ini selalu kalah jika bertanding dengan Andra, namun ia tetap saja mengajak Andra untuk bersaing. Dan berakhir dengannya yang kembali kalah dan mengamuk karna tak terima kalah terus.
"Wes lah cok, gak taek-taek an. Mosok kalah teros cok" umpat Leo dengan bahasa yang kasar, jika sudah menggunakan bahasa seperti ini maka dapat dipastikan bahwa emosi Leo mulai tersulut.
![](https://img.wattpad.com/cover/249713259-288-k915608.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MY HUSBAND 18+ (END)
Teen FictionCerita kali ini mengkisahkan tentang Alvaro dan Aletta, sekelas selama tiga tahun tak berarti menumbuhkan interaksi serta kedekatan diantara keduanya. Hingga akhirnya sebuah kejadian yang sangat mendadak, membuat hubungan keduanya berubah.