CHAPTER 8

18.4K 553 10
                                    

"Wes dandan e lama, hasil e tetep ae-- dekil" cibir papa lalu melenggang pergi dari hadapanku, "lek aku dekil papa apa? Gak kerawat?!" kesalku sembari berlari menyusulnya.

Papa tak pernah memuji ketampananku, padahal jelas sekali bahwa aku ini lelaki tertampan didunia. Namun si pria satu itu terus saja mengataiku jelek, padahal aku tampan. Dasar menyebalkan

"Kamu bareng kita aja, jangan bawa mobil sendiri" ucap mama lembut, "tapi seruan bawa motor sendiri ma" rengekku yang langsung dihadai pelototan menyeramkan dari papa.

"Gak usah ngebantah-- kamu lek bawa motor sendiri malah ngeluyur karep e dewe" ucap papa mengomeliku.

"Suuzon" lirihku, namun dapat terdengar jelas di telinganya, "wes gak usah nggerutu, ndang naek sana" ucap papa, menyuruhku untuk segera masuk kedalam mobil.

Ku manyunkan bibirku kedepan dan kuhentakan kakiku untuk memberi tau papa betapa kesalnya aku padanya, "gak usah kek bocah, wajahmu wes tua" cibir papa membuatku semakin kesal. "Lek aku tua papa apa? Bangkotan?" ucapku berhasil membuatnya kembali memelototkan matanya kesal.

"Gak usah melotot, nanti matanya lepas nanges" setelah mengucap itu aku pun buru-buru masuk kedalam mobil, namun sebelum aku masuk sempat kudengar gerutuan papaku, "dasar anak kampret, bikin orang emosi aja-- heran" gerutuan papa.

Aku terkekeh pelan dan segera duduk, puas sekali rasanya setelah berhasil menjaili papa. Karna selama ini akulh yang selalu dijailinya.

Tak lama setelah itu mama dan papa pun ikut masuk ke dalam mobil, kulihat dari spion dalam atau biasa disebut rear-vision mirror bahwa papa terus menatap tajam kearahku, aku yang mulai takut dengan tatapan tajam itu memilih untuk menunduk.

Aku membuka ponsel dan mencari nama Leo dikontakku, setelah aku menemukan nama Leo aku pun langsung mengiriminya pesan

Alvaro tampan :"nanti pulang dari sini gue kerumah lo ya"

Sebenarnya namaku di ponsel Leo adalah 'Alvaronakanj' ,tapi karna aku malas melihatnya akhirnya akupun mengganti nama itu 'Alvaro tampan' dan bertahan sampai sekarang, karna jika aku melihatnya diganti oleh Leo maka aku akan mengamuk.

Leonardo dekaprio kw :"emng lo beneran nikah?"

Alvaro tampan :"sepercayaan lo aja"

Leonardo dekaprio kw :"gue si gk percaya"

Alvaro tampan :"yaudah"

Leonardo dekaprio kw :"yg bnr begok"
Leonardo dekaprio kw :"gue kepo"
Leonardo dekaprio kw :"masa cowo modelan elo nikah si"
Leonardo dekaprio kw :"siapa yg mau nikah sama lo?"
Leonardo dekaprio kw :"perlu dikasi apresiasi sih"

Alvaro tampan :"taik"

Balasku lalu segera meng-off kan ponselku.

-

Setelah berberapa menit perjalanan akhirnya kamipun sampai di restoran tempat kamu janjian dengan keluarga calon istriku, aish kenapa menyebutnya calon istri terdengar aneh dibibirku? Menajiskan

Papa turun dari mobil diikuti oleh mama dibelakangnya, aku menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya ikut turun dari mobil juga.

Namun sebelum turun aku sempat membisiku mang Dedeng, "mamang jangan kemana-mana, jaga-jaga kalau saya bosen mau pulang hehe" bisikku dengan kekehan pelan diakhir kalimatku.

"Ndak boleh den, aden teh harus didalem" balas mang Dedeng, supirku.

"Bosen ah mang" balasku, "harus dibetah-betahin atuh" kekeh mang  Dedeng. "Udah ah, mamang mah nggak asik, saya pergi aja" ucapku dengan nada ngambek, "ih ngambekan" ledek mang Dedeng. "Wle" ledekku lalu turun dari mobil dan berlari menyusul mama papa.

HE IS MY HUSBAND 18+ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang