CHAPTER 12

17.9K 559 4
                                    

"Keluar" ucapku saat mendapatinya tak kunjung keluar dari dalam mobilku, "itu rumah kita?" tanyannya dengan wajah kebingungan. Aku hanya mengangguk sebagai balasanya, melihatku mengangguk Aletta pun langsung keluar dan menungguku disamping mobil dengan wajah yang tampak lelah.

Aku menghela nafas panjang sebelum akhirnya ikut keluar menyusulnya, ku ambil kunci rumah dibalik saku celanaku dan segera kubuka kunci pintu rumah ini. Aletta tak tampak menampakkan ekspresi apapun, mungkin ia sudah lelah hingga tak sanggup menampilkan ekspresi apapun.

"Cape?" tanyaku sebelum membuka pintu itu, "buruan, gue ngantuk" balasnya acuh. Aku menghela nafas kasar lalu segera membuka pintu ini, melihat pintu yang sudah terbuka dengan sempurna, Aletta pun langsung masuk kedalam dan masuk kesalah satu bilik kamar yang ada disana.

Melihatnya yang asal masuk seperti itu tentu saja terlihat sangat menggemaskan, aku terkekeh pelan tanpa ada niatan untuk menghampirinya dan membawanya ke kamar yang sebenarnya.

Hingga akhirnya Aletta keluar dari kamar yang baru saja ia masuki barusan dengan wajah masam, "mana kamarnya?" tanyanya ketus.

Aku menggeleng pelan sebelum akhirnya menutup dan mengunci pintu ini lalu pergi menghampirinya, ku gandeng tangannya dan membawanya berjalan naik ke lantai atas dan membawanya masuk ke kamar dengan pintu berwarna putih, "ini" balasku sembari melepaskan tamgannya.

"Oke, thanks" ucapnya lalu pergi meninggalkanku, ia pergi ke meja rias dan duduk disana. Ia mengambil micellar water beserta kapas dari tasnya dan segera mengaplikasikan kedua benda itu keatas wajahnya. Ia membersihkan semua make up yang ada diwajah nya dengan lemas dan mata yang mengerjap-ngerjap.

Aku kasihan melihatnya, aku menghampirinya dan mengambil kapas ditangannya. Ia tampak terkejut melihatku namun aku mengabaikannya begitu saja, ku putar tempat duduknya menghadapku dan kubantu ia membersihkan make up diwajahnya.

"Ini perih, tutup mata lo kalau gak mau sakit mata" ucapku, aku tau bahwa micellar water ini akan terasa perih jika terkena mata. Entahlah aku hanya asal tebak saja sebenarnya, namun Aletta tak membantah ucapanku, ia benar-benar menuruti ucapanku dengan memejamkan mata.

Oleh karna itulah aku menyimpulkam bahwa ucapanku barusan itu benar.

Ku hapus make upnya dengan perlahan, aku tak mau terlalu kasar karna takut melukainya. Ku buang kapas ditanganku karna sudah terlalu kotor dan ku ganti dengan kapas yang baru, sekitar lima kapas dan akhirnya make up diwajah Aletta bersih.

Ku pegang dagunya dan ku angkat sedikit, "bangun, make upnya udah bersih. Buruan mandi baru tidur" ucapku berniat membangunkannya, ia tertidur sesaat aku sibuk membersihkan make upnya tadi.

Aletta mengerjap-ngerjapkan matanya sejenak sebelum akhirnya memilih untuk menguceknya, ia menguap sejenak lalu bangkit dari tempat duduknya dan segera berjalan kearah kamar mandi yang berada dikamar ini.

Namun baru saja ia melangkah masuk, tiba-tiba berbalik kearahku, "ngelepas gaun ini susah, tangan gue gak akan nyampe buat ngelepas resletingnya-- bantuin gue, ya" ucapnya masih dengan wajah mengantuk.

Aku mengangguk pelan dan membawanya untuk masuk kedalam kamar mandi, ku putar badannya membelakangiku dan ku suruhnya untuk memejamkan mata, "pejemin mata lo dan gue bakal ngelepas ini-"

"Kenapa harus merem? Kan harusnya elo yang merem, bukan gue" protesnya sembari menyela ucapanku, "nurut aja kenapasih!" kesalku.

"Iya-iya ah riweh lo" balasnya lalu memejamkan mata persis seperti perintahku. Melihatnya telah memejamkan mata akupun mulai mengatur nafas, alasan aku menyuruhnya menutup mata adalah agar ia tak tau bahwa saat ini aku sedang gerogi. Akan memalukan sekali jika ia sampai mengetahui aku gerogi dan tremor saat akan melepas resleting gaunnya.

HE IS MY HUSBAND 18+ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang