Bel sekolah telah berbunyi dan itu tandanya sebentar lagi pelajaran akan segera dimulai, aku dan Caca menyudahi acara mengobrol kami dan segera bersiap mengeluarkan buku dan alat tulis.
Tak lama setelah itu, guru pun masuk dan pelajaran benar-benar dimulai. Untuk hari ini dan seterusnya semua guru hanya akan memberi inti materi tanpa embel-embel lain karna sebentar lagi ujian akan datang. Sudah tak ada lagi waktu untuk membahas materi yang diperibet karna ujian sudah dekat.
Semua siswa mencatat materi dari guru dengan rapi karna catatan itu akan dikumpulkan dan dinilai. Bu Ria tak terlalu ribet, cukup tulisanya bisa dibaca dan terususun rapi sudah dapat nilai dan tak perlu mengulang. Namun jika catatannya tak bisa dibaca dan amburadul maka dapat dipastikan akan mengulang.
Selesai mencatat aku dan Caca langsung maju kedepan untuk menyerahkan catatan kami agar segera dinilai. Karna bosan menunggu Bu Ria yang lama memberi nilai aku pun iseng menatap sekitar dan aku baru sadar bahwa Felix dan Leo tak ada dikelas.
Sontak dengan spontan aku berbalik dan berbisik ke Caca, "Felix sama Leo gak masuk, Ca?" bisikku, "ha?" bingung Caca. Caca berbalik kebelakang dan menoleh kearah tempat duduk Felix dan Leo, namun ternyata memang tak ada. Alias kosong.
Caca kembali padaku dan berbisik, "iya jir, kemana ya? Tumben banget bolos" aku mengangkat bahu acuh.
Tak lama setelah itu Bu Ria pun memberikan buku kami dan mempersilahkan kamu untuk kembali duduk, sesampainya di kursi, Caca langsung membuka ponsel dan mengirim Leo pesan
Caca :"gak masuk?"
Tak butuh waktu lama untuk pesan itu dibalas oleh Leo
Leo :"telat"
Leo :"ini lagi nunggu jam selanjutnya sama felix"Caca :"oke"
Caca menyodorkan ponselnya kepadaku, "telat katanya" ucap Caca sembari menyodorkan ponselnya padaku. Kubaca lalu segera kukembalikan padanya lagi. "Kemarin Felix ngajak jalan, lo ikut ya" ucapku, "bertiga?" tanyanya, "iya" balasku. "Gue ajak Leo boleh?" tanyanya. "Kenapa harus sama Leo?" tujuanku adalah untuk mendekatkan Felix dan Caca, jika Leo ikut maka akan berantakan.
"Kalau gak boleh juga gak pa-pa" balasnya, "gak usah lah ya, bertiga aja. Sama Leonya besok-besok aja" tolakku. "Oke" balas Caca sembari memasukan ponselnya kedalam saku.
Bu Ria keluar dan tak lama setelah itu Felix dan Leo pun masuk kedalam kelas, Leo berjalan kearah kursinya sedangkan Felix malah berjalan kearahku, "nanti jadi?" tanya Felix yang langsung kubalasii anggukkan kepala. "Lo ikut?" tanya Felix ke Caca, "ikut" balas Caca singkat, "yaudah terserah" balas Felix acuh.
Felix tersenyum simpul, "aku balik kursi dulu ya, bye" ucap Felix sebelum akhirnya pergi menyusul Leo.
Setelah Felix berjalan jauh, tiba-tiba Caca mendekat kearahku, "lo yakin mau ngajak gue?" tanya Caca terdengar ragu-ragu. "Yakin, kenapa? Lo lagi ada masalah sama Felix?" tanyaku, tak biasanya Caca dan Felix pendiam seperti ini.
Caca menggeleng dan kembali keposisi awalnya, aku menghela nafas panjang lalu segera mengambil ponsel untuk bermain sebentar. Hanya sebentar karna tak lama setelah itu guru pun masuk dan pelajaran kembali dimulai.
Jam pelajaran telah berlalu dan sekarang saatnya istirahat, aku dan Caca bangkit dari tempat duduk hendak pergi ke kantin untuk membeli sesuatu.
Namun saat aku akan pergi, tiba-tiba kulihat Al menghampiri meja Felix, berbincang sejenak sebelum akhirnya menarik tangan Felix pergi bersamanya.
Aku dan Caca saling menatap, Caca yang tau maksud tatapanku langsung mengangkat bahu acuh, "entah" lirihnya. Aku mengangguk, "yaudah, biarin aja" bukan karna apa-apa, tapi kulihat kilatan amarah dari mata Al saat menarik tangan Felix tadi.
![](https://img.wattpad.com/cover/249713259-288-k915608.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MY HUSBAND 18+ (END)
Teen FictionCerita kali ini mengkisahkan tentang Alvaro dan Aletta, sekelas selama tiga tahun tak berarti menumbuhkan interaksi serta kedekatan diantara keduanya. Hingga akhirnya sebuah kejadian yang sangat mendadak, membuat hubungan keduanya berubah.