89. Jawaban I

89 21 10
                                    

Happy Reading🤍
Jangan lupa vote:")

Mata hazel yang sembab nan sendu sedang memandangi rintik hujan yang kian mereda. Ia duduk di balkon rumah yang megah dengan memeluk kedua lututnya. Rambutnya terurai berantakan dengan setengah basah. Seragam yang tadinya basah kuyup, telah digantikan dengan hoody kebesaran dan training laki-laki

"Ra, gue bawain susu coklat panas," ujar laki-laki dari arah belakang.

"Makasih," sahut Ara menerima segelas susu coklat itu.

Mereka berdua duduk berdampingan sambil menikmati pemandangan langit yang sebentar lagi akan menampakkan pelanginya. Hening dan tenang, tidak ada yang membuka suara di antara mereka.

Setelah meminum setengah dari segelas susu coklatnya, ia letakkan di meja. Ara menghadap pada laki-laki yang ada di sampingnya. Ara tidak bicara, hanya memandangnya penuh tanya. Lelaki itu sadar bahwa ia sedang diperhatikan, maka ia pun menoleh pada Ara.

"Kenapa?" tanya lelaki itu?

"Tell me the turth. Whatever you know, please. Gue tahu lo tahu semuanya, 'kan?" ujar Ara.

"Gak semua, cuma sebagian," jawabnya ikut menghadap Ara.

Ara menatap mata lelaki itu penuh harap. Lelaki yang ditatap menelan salivanya susah payah, lalu menghembuskan napasnya kasar.

"Alvano Eros Smith... Gue mohon..." pinta Ara menautkan dua tangannya.

Terdengar suara helaan napas berat dari orang yang ternyata adalah Vano itu.

"Okeh..." putusnya kemudian.

Flashback On...

Dua sejoli yang menjalin kedekatan ini sedang menikmati waktu berdua dengan menongkrong di café sambil berincang-bincang hangat.

"Oh jadi orang tua lo jarang pulang karena sibuk kerja?" tanya Vano menanggapi cerita Via.

"Yah gitu deh," jawab Via yang menyuapkan spaghetti ke mulutnya. Vano mengangguk-ngangguk saja.

"Yaudah, kalau lo kesepian bilang aja, gue pasti langsung meluncur ke rumah lo," ujar Vano dengan kekehan.

"Beneran?" tanya Via.

"Yah... Nginap pun juga boleh, kan enak tuh gak ada orang," lanjut Vano.

"Yeee, sembarangan lo," timpal Via.

Tiba-tiba ponsel Vano berbunyi, Vano merogoh ponselnya lalu melihat siapa si penelepon itu. Vano kaget dan langsung meminta ijin pada Via untuk mengangkat telepon itu.

Flashback of.

"Kenapa lo kaget?" tanya Ara memotong cerita Vano.

"Jelas gue kaget, Ra. Nomer dia itu udah lama gak aktif. Yah gue heran lah... Orang yang El cari selama ini, nelfon gue. Yang ada di pikiran gue saat itu, gue pengen cepet tanya dia ada di mana, dan gue mau hubungin El buat ngasih tahu ini," jelas Vano.

"Kapan dia terakhir kali menghilang?"

"Pas kita baru naik kelas 9," jawab Vano. Perlahan-lahan Ara mulai memahami alur cerita panjang yang rumit ini.

"Oke lanjutin cerita lo," pinta Ara pada Vano.

Flashback on.

Vano mengusap wajahnya kasar, mengapa Agys membuatnya berada di posisi yang begitu sulit?

Long Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang