23. Menjelajah Jejak

108 36 18
                                    

LLS comback!
Jangan lupa vote yah:)
Happy reading💛

"Itu bukannya pita ya? Iya itu pita, ayok kesana." Ajak Ara yang melihat satu pita menggantung di ranting kecil pohon.

Sontak teman-temanya mengikuti langkah Ara. "Gak nyampek gue." Ujar Ara sambil meloncat-loncat ingin mengambil pita merah itu.

"Pendek." Ucap El yang kini mengambil pita itu. Semua teman Ara pun tertawa. Ara hanya mendengus.

"Coba gue baca kertasnya." Bagas merebut gulungan kertas itu dari El.

"Wangi, bisa menjadi bahan herbal, daunnya berbentuk elips, dan batang bulat bewarna coklat." Ujar Bagas memabaca petunjuk dari kertas itu.

"Tumbuhan apa anjir. Gue kira langsung nama tumbuhannya." Ujar bagas.

"Coba gue liat anak tumbuhannya." El melihat enam tumbuhan yang dibawa oleh teman-temannya. Mata tajam El meneliti satu persatu.

"Ini daunnya bentuknya elips kan?" Tunjuk El pada tumbuhan yang di pegang Fatih teman sekelasnya. Lalu Fatih mencium batang dari tumbuhan itu.

"Nah ini juga harum, itu tuh. Apasih namanya tumbuhannya gue lupa." Ujar Fatih.

"Udah yang penting pasti ini tumbuhannya. Ayo kita tanam!" Titah Bagas. Bagian lelaki membantu menanam pohon kecil ini.

"Ra lo catat tumbuhan di sekitar sini, sama namanya, dan sama keadaannya. Lo tahu kan?" Ucap Bagas lagi.

"Iya iya, nasib sekertaris mah gini. Guys, untuk ceweknya bantuin gue yah..." pinta Ara pada temannya. Para teman perempuannya pun setuju dan membantu Ara mengumpulkan informasi yang harus di catat. Sedangkan para lelaki menanam tumbuhan itu.

"Eh guys nama tumbuhan yang dimaksud di kertas itu apa sih?" Tanya Ara pada teman-temannya.

"Gak tau gue kalo masalah nama-nama tumbuhan." Jawab Via yang juga kebingungan.

"Nasib anak ips mah gini." Sahut Syela terkekeh dan diikuti tawa dari beberapa temannya.

"Woy pada ketawa aja, tugas kalian udah belom." Teriak Bagas tidak santai.

"Udah, tinggal nama tanaman yang dimaksud kertas itu kita gatau."

"Cendana." Jawab El singkat.

"Ahhh iya ya... gue baru inget. Kan kayu cendana itu harum, dasar bego Ara hahah..." monolog Ara sambil terkekeh sendiri. Teman-temannya hanya bergidik ngeri dengan tingkah Ara.

Mereka pun bergegas melanjutkan penjelajahan mereka.

Sudah hampir 2 jam mereka menjelajahi hutan bagian selatan dengan mengikuti petunjuk dari osis. Sudah 3 tanaman berhasil ditanam dan 3 pita pula sudah dikumpulkan mereka. Sungguh memang jiwa anak Ips kompak. Mana suaranya anak Ips?

Mata mereka masih menajam meneliti setiap sudut hutan. "Itu dia!" Pekik Via yang membuat teman-temannya menoleh ke arah yang ditunjuk Via. Terlihat pita warna kuning ditempelkan di batang pohon pinus.

"Akhirnya..." ujar Bagas mengelap peluhnya. Hari semakin siang, panas sudah menyerang hutan.

"Baca cepetan, Gas. Panas ini udah." Titah Via mengipas-ngipas lehernya.

"Yee sabarr..." Bagas membuka kertas gulungan itu dan mulai membacanya keras-keras. "As-aspee spleenium nid- nidus, Asplenium nidus! Ah ela susah banget bacanya." Bagas mengeja nama ilmiah yang tertulis di kertas itu.

"Anjir mana kita tahu tumbuhan apa itu." Respon Beni yang bertugas memegang sekop sedari tadi.

"Ho'oh mana kita tahu. Apalah daya anak ips" ujar Joy yang memandangi dua tumbuhan di tangannya. 

Long Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang