32. Tak Terduga

112 35 11
                                    

LLS combak!
Happy reading💛

"So good! Ini hari pertama latihan kamu sudah 8, 9 kenanya, Ra. Mana melesetnya cuma dua kali lagi. Aduh, bu Jesi jadi optimis sekolah kita bakalan bawa piala lagi setelah dua tahun gak ikut event ini. Kamu semangat terus yah, nak." Puji bu Jesi melihat kemampuan Ara yang hebat.

"Terima kasih bu. Ara berkemas dulu ya bu?" Ujar Ara mulai melucuti quiver di pinggangnya, melepas fingger tab di jarinya, dan arm guard di lengan kirinya.

"Okeh. Besok kita latihan lagi yah. Seminggu kita latihan empat kali. Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu. Okey?" Ucap bu Jesi.

"Siap bu. Oh iya, Ara boleh simpan peralatan panahan Ara di gudang olahraga kan, bu? Supaya Ara gak harus bawa tiap hari gitu bu. B-boleh kan?" Tanya Ara sungkan.

"Boleh Ara. Apa yang enggak buat atlet panahan hebat kayak kamu." Jawab bu Jesi mencubit pipi chuby Ara gemas.

"Heheh... makasih bu Jesi yang cantik..." Ucap Ara dengan senyuman.

"Sama-sama sayang. Dan tambah lagi, bu Jesi yang cantik dan ahoy!" Ucap bu Jesi bersemangat.

"Iya bu Jesi yang cantik dan ahhoooyyyyy." ucap Ara menirukan bu Jesi. Lalu mereka berdua tertawa bersama. Memang Ara orang yang cepat akrab dengan siapapun. Ditambah lagi sifat manisnya itu yang membuat siapapun menjadi gemas.

"Ra, bu Jesi buru-buru sudah dijemput suami. Duluan yah." Pamit bu Jesi

"Iya bu, hati-hati." Jawab Ara. Bu Jesi langsung pergi tergopoh-gopoh dengan rempongnya. Seperti dikejar bencong pangkalan aja.

'Fyuhhh' hela nafas Ara menggembungkan pipinya. Hari ini melelahkan bagi Ara. Ia menyeka keringat di keningnya. "Capek banget hari ini. Apa mungkin udah lama gak olahraga kalia ya..." monolog Ara sambil mengipas wajahnya dengan tangan.

Ara menuju parkiran untuk mengambil vespasnya. Ketika sudah sampai di parkira, baru sadar. Ara menepuk jidatnya, "Astaga, gue baru sadar kalo vespa gue masih dibengkel. Aduh gue tadi gak minta jemput abang, lagi. Ah!" Ara lupa kalau tadi pagi ia diantar papanya ke sekolah, karena vespanya masih di bengkel. Ara mengambil ponselnya di dalam tas untuk menghubungi abangnya.

Ara mengotak-atik kontak di ponselnya mencari nama abangnya. Ketemu! Ara langsung memencet tombol hijau untuk menelvon.

'Maaf. Pulsa kamu senilai nol rupiah. Segera isi pulsa kam- tuut'

"Ah, gue lupa beli pulsa." Dengus Ara langsung mematikan sambungan tersebut.

"Gue chat ajalah." Monolog Ara. Namun, setelah di chat ternyata abangnya off. Membuat Ara semakin kesal saja.

"Alamak ini kan hari rabu, bang Bryan pasti bimbel. Makanya gak online." Gerutu Ara sendirian. Ia juga tidak mungkin minta jemput papanya karena papanya pasti sibuk di kantor. Mamanya? Mau jemput pakai apa?

Jalan satu-satunya Ara harus memesan ojol. Tapi sebelum ia memesannya ponsel Ara sudah mati- lowbat. "Sial!" Desis Ara sambil memegang jidatnya.

Ara melihat jam tangannya, sudah pukup lima sore. Tidak akan ada taksi atau kendaraan umum yang lewat. Ia mondar-mandir sambil menggigit kukunya. Sampai-sampai... brrugh! Kepala Ara menabrak sesuatu yang bidang, lantas Ara memengaduh dan mengelus jidat mulusnya ini. Seperkian detik Ara menengkok ke atas.

Long Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang