5. Dia lagi

289 63 130
                                    

Play in mulmed guys👆
Happy reading💛💛

"Apaan sih dia liat-liat "

Ketika mata hazel itu menangkap basah mata elang milik El, kedua pasang mata itu kembali bertautan. Namun, seperkian detik berikutnya El memalingkan wajahnya. Tak lupa juga dengan wajah dinginnya.

"Mati gue! Apaan sih gue pakek ngeliatin cewek bar-bar itu lagi." Gerutu El dalam hati.

"Cih udah ketahuan paparaziin gue juga, sok belagu tu wajah. Pen gue colok tuh mata! Ish, gak deh matanya bagus. Kan sayang... Eh! Apaan sih gue?" Monolog Ara tak jelas. Membuatnya seperti tidak waras berbicara sendiri. Ditambah lagi ia tak sadar bahwa pipinya menjadi merah seperti tomat busuk, eh?

"Ra, kok lo ngegurutu sendiri sih? Waras lo?" Tanya Via yang ada di sampingnya.

"Eh, e-e enggak! Apaan sih." Jawab Ara terbata-bata 'aih kenapa gue jadi salting.'

"Bener gak waras lo?" Heran siska melihat keanehan sahabatnya ini.

"Ishhh bukan. Waras gue ini," dengus Ara sambil memalingkan wajahnya.

"Terus kenapa wajah lo bulshing gitu hah??" Tanya rani sambil mencolek pipi Ara. Langsung saja Ara menutup pipinya dengan kedua tangannya.

"Loh, kok gue bulshing? Masa cuma gara-gara di pandang cowok itu." Ara yang asik membatin tiba-tiba kaget saat ke tiga temannya tertawa tepat di telinga Ara, ish dasar sengklek!

"HAHAHAHAHHHH! Ra, lo kok jadi aneh gitu hah??? Gue tau gue tauuu niih.." ucap Via gemas dengan kesaltingan Ara yang tak jelas.

"Hahahah, emang apa Vi?" Jawab Rani yang mulai reda dari tawanya. Sedangkan Siska masih saja terkekeh sambil mencolek pipi Ara.

"Dia pasti lagi jatuh cinta, ssttt..." bisik Via pada Siska dan Rani pelan, tapi tetap saja Ara dengar.

"Heh, lo gibahin gue??? Kuping gue ini denger mulut lemes kalian!" Tukas Ara sambil bersedekap. Ketiga temannya hanya terkekeh jahil sambil mencolek dagu Ara.

Kelakuan empat gadis itu tak lepas dari pandangan si pemilik mata elang. Ia juga ikut mengukir senyum yang sangat tipi, sampai-sampai tak terlihat. Apa yang membuat El tersenyum? Ya, pipi tembem yang sudah seperti tomat itu membuatnya tak tahan menahan senyumnya.

Tak sadar akan hal lain, ternyata ke tiga sahabat laknat El sudah berjalan kembali ke barisan. "Enak yah, temen-temennya di depan lagi dihukum situ malah duduk manis." Sindir Reyhan.

El menoleh kearah suara yang baru saja duduk disampingnya "Siapa suruh lo ribut."

"Udah yok cabut! Udah selesai tu bacotnya osis." Ucap Satria menengahi.

Osis menyuruh semua siswa untuk istirahat selama 30 menit. Karena panitia osis akan menyiapkan acara selanjutnya.

"Kita kemana?" Tanya Vano pada satria.

"Ke hatimuuuu" jawab satria alay sambil merangkul Vano.

"Jijik homo, anjir!" Kesal Vano menghempas kasar tangan Satria yang merangkul bahunya dengan manja, ewhh. Membuat Satria terjungkal dengan lebay, sebenarnya ia tak terjungkal hanya saja drama.

El yang berada di belakang satria menahan tubuh Satria yang terhuyung. "Dasar lembek, kek dodol!" Ketus El

"Uhh, abang El baik banget udah nolongin dedek." Lagi dan lagi alay.

"Lepas!" Sergah Reyhan tak terima.

"Apasih pelakor?" Dengus Satria pada Reyhan yang juga sama menghempas tangannya tak santai.

"El punya gue, lo yang pelakor!" Ucap Reyhan dengan wajah sok polosnya.

"Astaga! Lo berdua gak pernah diimunisasi rasa malu apa yah?" Geram El tak tahan dengan kekonsletan Satria Dan Reyhan yang tak tahu tempat. Bagaimana tidak? mereka berempat menjadi tontonan sekarang di lapangan utama.

El langsung meninggalkan mereka menyusul Vano yang sudah lebih dulu minggat. Mungkin Vano sekarang berada di mode warasnya.

Disisi lain, Ara yang mau tidak mau melihat kekonyolan tiga cowok yang tadi di hukum plus satu cowok yang menurut Ara sombong itu. Bagaimana bisa cowok cool itu memiliki sahabat konslet seperti itu.

"Ah kenapa, gue malah penasaran sama tuh cowok?" Gumam Ara.

"Hayyoo! liatin apa?" Rani mengagetkan Ara.

"Liatin upil lo tu ijo!" Sarkas Ara dan langsung bangkit diikuti oleh Siska yang ikut tertawa karena ucapan Ara.

"Ah masak ada upil sih? Vi coba liat." tanya Rani yang mencegah Via untuk mengikuti Ara. Dengan tidak tahu malunya membuka lubang hidung di hadapan Via.

"Iwh, ada tuh warna mejikuhibiniu." Jawab Via asal karena sudah jijik.

Ara, Siska, dan Via menuju kantin meninggalkan Rani yang masih sibuk dengan upilnya itu

Gajelas yah?:"(
Maaf masih amatiran.
Lanjut? Jangan lupa vote dan komen yah, biar aku semangat Up.
Luv u readers💛💛
Ig : _chachaa26

Double up gak yah?🤔

Long Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang