2. Mutiara Elsania

375 68 106
                                    

"MUTIARA ELSANIA! HEH BANGUN!" teriak Maya yang sedang membangunkan anaknya dengan menyebut nama lengkapnya karena sudah geram. Sudah 3x ia membangunkan anak bungsunya yang dengan santainya masih nyaman dengan selimut saat hari pertama MPLSnya.

"Eughh..." gadis dengan mata hazel bulat dan rambut sebahu ini melenguh, ia mengerjapkan matanya menerawang jam dinding yang ada di hadapannya.

"Astaga Mama!" Teriak gadis itu terlewat kencang.

"Gak usah teriakk! Aduh kuping mama..." gerutu Maya yang geram akan suara toa anaknya ini.

"Mama kok gak bangunin Ara sih!" Kesal gadis yang biasa dipanggil Ara itu dan langsung berlari ke kamar mandinya. Bagaimana tidak? Jam sudah menunjukkan pukul 06.25, sedangkan bel masuk sekolahnya jam 07.00

"Kamu aja yang kebo. Udah mama bangunin tiga kali tetep aja gak bangun. Makanya kalo dibangunin langsung bangun!" Ceramah Maya panjang kali lebar.

7 menit kemudian, Ara sudah selesai dengan ritual mandinya. Sungguh ini rekor tercepat dari mandi biasanya. Ara segera memakai seragam putih abu-abunya dan menyisir rambutnya. Ia tak sempat untuk menguncir rambutnya. Ia hanya menggunakan bedak bayi di pipi chubynya itu.

Setelah bersiap-siap dengan penampilannya, Ara mengecek alat-alat MPLSnya. Lengkap! Ara mengecek jam tangan warna army yang bertengger manis di tangannya. 06.40, gawat! Ara harus segera berangkat.

Ara turun dari kamarnya menuju ruang makan dengan tergesa-gesa sambil memasang tali sepatunya. Ia mengambil segelas susu coklat kesukaannya yang sudah disiapkan mamanya. Ara meminum habis susu itu dengan buru-buru. Tak lupa ia menjilati sisa susu di atas bibir ranumnya, sungguh menggemaskan!

"Ma, Ara berangkat!" Ara mencium tangan mamanya dan memeluknya.

"Loh gak sarapan, sayang?" Tanya mamanya.

"Gak sempat, Ma!" Ara pun beralih mencium tangan papanya, Fahri yang sedang sarapan.

"Pa, Ara berangkat." Tak lupa papanya mencium kening anak bungsunya.

"Kamu naik sepeda sendiri? Gak mau papa antar? Nanti kamu ngebut, bahaya, nak." Khawatir papanya.

"Santai pa, aman kok." Ucap Ara meyakinkan.

"Gak mau salim sama gue nih?" Itu suara kakaknya, Bryan.

"Oh iya lupa, heheh. Adik mu yang cantik pamit bang." Pamit Ara sambil mencium kedua pipi abang kesayangannya ini.

"Hemm, hati-hati lo naik sepedanya, jangan berasa jadi pembalap lo." Oceh abangnya yang kelewat dingin itu.

Bryan sudah duduk dibangku SMA kelas 12. Tapi, beda sekolah dengan Ara ditambah lagi waktu bel masuknya 07.30 sehingga membuat Bryan masih bersantai.

"Tunggu-tunggu! Ara ini bekalnya. Nanti dimakan. Hati-hati di jalan sayang. Semangat MPLSnya." Cegah Maya pada anaknya yag hendak berangkat.

"Uh mama emang paling pengertian."
Ara mencium pipi mamanya dan langsung bergegas.

"Assalamualaikum!" Teriak Ara.

"Waalaikumussalam..." jawab seisi rumahnya.

Ara menaiki motor vespa kesayangannya yang selalu menemaninya kemana pun. Jarak antara rumah dan sekolah barunya yaitu SMAN Angkasa tidak terlalu jauh, atau dekat. Butuh waktu 20-30 menit untuk sampai jika berkendara dengan kecepatan standar. Dan kali ini, Ara mengendarai vespanya dengan tidak santai! Ia mengebut dan mengabaikan banyak klakson dari orang-orang yang disalipnya karena cara berkendara ara yang sudah seperti pembalap. Ia tidak peduli, jam tangannya menunjukkan pukul 06.54.

"Gue gak boleh telat!" Gumamnya dalam hati

Hallo guys!
Dua tokoh utama udah pada kenal kan.
Semoga kalian suka🤗
Lanjut? Jangan lupa vote dan komen yah! Biar aku semangat terus buat up.
Luv u readerss💛
Ig : @_chachaa26

Long Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang