29. Panggil Bunda Aja

103 34 8
                                    

saat ini semua sedang makan bersama. Ditambah lagi El dan Satria yang berkaraoke menambah meriah perayaan ulang tahun Helena yang sederhana ini.

Setelah jam menunjukkan pukul 21.00 teman-teman El pamit pulang kecuali Ara. Karena ia menunggu El mengantarnya pulang.

"Ara kamu gak nginep aja disini? Udah malem. Nginep aja, yah. Besok berangkat sama El. Kan kamu bawa seragam." Pinta Helena pada Ara yang sedang asik bermain bersama Chacha dan Ali.

"Aduh... gimana ya tan? Ara gak bawa buku pelajaran buat besok. Ara juga ijinnya ke mama cuma mau bantu El ngerayain ultah tante." Tolak Ara harus. Bagaimana mungkin Ara menginap di rumah El, dan berangkat dengan El besok? Bisa viral dia di seantero SMA Angkasa.

"Yah... padahal Chacha masih mau main sama kak Ara." Ujar Chacha sedih.

"Ali juga masih betah sama kaka cantik." Ali pun menambahi.

"Hemm... kapan-kapan kakak main ke sini lagi ya." Ucap Ara meyakinkan keduanya.

"Ayo, gue anter." Ujar El sudah dengan setelan hoody hitamnya, dan tangan kirinya yang memegang jaket hitam. Ara mengernyit, 'sudah pakai hoody kok masih bawa jaket?' Lalu Ara bangkit dan berpamitan pada Helena dan Andrean.

"Om, Ara pamit ya."

"Iya, nak. Makasih yaa..." Ucap Andrean tulus.

"Tante... Ara pamit ya." Ara beralih menyalimi Helena.

Helena malah memeluk Ara. "Panggil bunda aja. Mulai sekarang jangan panggil tante lagi..." Ucap Helena menangkup kedua pipi Ara.

"I-iyaa tan, eh Bun. Makasih bunda." Ujar Ara gugup. Lalu Helena tersenyum dan memeluk Ara lagi.

"Yaudah... sering-sering kesini yah. Kalau bisa nginap disini. El, antar Ara hati-hati yah. Jangan sampai lecet!" Ucap Helena dengan rona penuh kebahagiaan.

"Iya bun." El lun ikut menyalimi bunda dan ayahnya.

Mereka keluar dari rumah El bersamaan. Tiba-tiba El memakaikan Ara jaket dari belakang. "Eh?" Ara terlonjak kaget.

"Biar gak dingin. Nanti lo masuk angin mual-mual dikira gue hamilin lo lagi." Ujar El sedikit menyunggingkan senyumnya tanda sedang bercanda. 'Kok manis banget sihh?' Batin Ara.

"Receh lo!" Ujar Ara menutupi kegugupannya.

El menuju bagasi mobilnya. "Kok naik mobil?" Tanya Ara.

"Lo pakek dress. Gue gak mau lo kesusahan kalo naik si Najwa kayak tadi." Ujar El membukaan pintu untuk Ara. Entah kerasukan dimana El bisa tiba-tiba semanis ini sikapnya.

"Kalo lo nganter gue pakek mobil kenapa lo kasih gue jaket? Kan di mobil gak keanginan." Ujar Ara saat sudah berada di dalam mobil bersama El.

"Pasang seltbelt nya." Ujar El mengabaikan pertanyaan Ara.

El mulai mengegas mobilnya keluar dari pekarangan rumahnya. Di perjalanan begitu hening. Tidak ada yang membuka suara. Karena bosan, akhirnya Ara mengantuk dan tertidur.

El melihat Ara yang sudah tertidur dengan menyenderkan kepalanya ke jendela pintu mobil. El yang melihatnya membawa Ara ke bahunya dengan hati-hati sambal tetap fokus menyetir. El menyetir dengan Ara yang tidur di bahunya. Sesekali El melirik Ara, menggemaskan. Ia lagi-lagi tak mampu menahan senyumnya.

"Ra... apa bener gue udah mulai suka sama lo? Masak secepat itu?" Lirih El.

Setelah beberapa menit, akhirnya El sudah sampai di rumah Ara. Ia menghembuskan napasnya. Dia jadi bingung harus membangunkan Ara atau tidak. Terlihat Ara sangat nyaman dengan posisi tidurnya ini.

"Gak tega gue bangunin dia." Gumam El. Dia memilih menggendong Ara ala Bridal style. Dengan sangat hati-hati El menggendong Ara untuk menuju ke rumahnya.

Nampak sosok remaja sepantaran dengan El sedang berdiri di depan pintu sambil bersedekap. El ingat, dia adalah laki-laki yang menjemput Ara waktu itu. "Lo apain Ara?" Ujar dingin dari laki-laki itu.

"Dia ketiduran di mobil." Jawab El seadanya. Lalu laki-laki itu membukakan pintu untuk El.

"Masuk." Titah lelaki itu tetap dengan aura dinginnya. El bisa merasakan itu.

"Assalamualaikum..." Ucap El saat melangkah masuk.

"Waalaikumussalam. Eh eh... yaampun ini Ara kenapa nak El?" Itu suara Maya yang tergopoh-gopoh meliat Ara berada di gendongan El.

"Gapapa, Tante. Dia ketiduran di mobil." Jelas El agar Maya tidak salah paham.

"Yasudah kamu bawa dia ke kamarnya." Titah Maya.

"Boleh, tan?" Tanya El memastikan.

"Iya boleh." Jawab Maya, sedangkan El hanya mengernyit tidak yakin.

"Gapapa ayo cepet sana pasti berat itu. Udah sana, tante percaya sama kamu. Itu di atas sana kamarnya." Ucap Maya meyakinkan. El bergegas menuju kamar Ara sesuai perintah Maya. Sebenarnya untuk soal menggendong Ara itu sama sekali tidak masalah, karena El sudah biasa mengangkat beban saat gym. dikira Ara sama kayak barbel gitu?,-

El meletakkan tubuh Ara dengan sangat pelan. Ia membenarkan posisi tidur Ara sekaligus bantal dan gulingnya. Tak lupa membukakan sepatunya. Terlihat sangat telaten dan sabar. El menyunggingkan senyumnya. 'Cantik' batin El. awas kesemsem loh.

El menyelimuti tubuh Ara sebatas dada lalu mengusap puncak kepala Ara. "Gue gak tau apa arti perasaan gue ke lo. Yang gue tau, gue selalu seneng setiap kali deket sama lo. Gue ngerasa ada kehidupan lagi di hati gue setelah hampir dua tahun gue nutup hati." Gumam El sambil memandangi wajah Ara.

Tanpa disadari, Ada yang menguping ucapan El dari luar kamar Ara. Bryan, abang Ara yang sedari tadi menapakkan wajah dinginnya pada El. Sengaja, untuk mengetes lelaki yang sudah berhasil membuat adiknya itu jatuh cinta.

El tersenyum lagi melihat Ara yang mulai memiringkan badannya mencari posisi nyaman. "Kan, gue jadi senyum-senyun gini." Ucap El terkekeh pelan sendiri.

El pun segera beranjak keluar dari kamar Ara. Sedangkan Bryan sudah ngacir masuk ke dalam kamarnya sendiri yang ada di sebelah kamar Ara.

El pamit pada Maya untuk langsung pulang. "Tante, El pulang ya. Salam sama Ara nanti kalo sudah bangun." Ujar El menyalimi tangan Maya.

"Iya... makasih yah sudah jagain Ara. Oh ya, mulai sekarang kamu panggil tante mama ya. Kamu sudah tante anggap anak tante. Gapapa kan?" Jelas Maya. El malah tersenyum senang. Entah mengapa bisa kebetulan sama seperti ini.

"Baik, Ma. Gapapa." Ucap El langsung. Maya pun tersenyum.

"Yasudah kamu hati-hati di jalan." Ucap Maya.

"Iya Ma, assalamualaikum." El pun segera membawa mobilnya membelah jalanan malam. Hari ini ia sangat senang, karena Ara. Entah kenapa sesederhana ini El bisa merasakan kebahagiaan yang setelah beberapa waktu hilang.

Menurut kalian El itu udah mulai suka gak sih sama Ara?
Hayoloh vote dong.
Lanjut? Komen duluuu😋
See you next chap🖐
Lov u readers.
ig: _chachaaa26

Long Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang