19. Pensi Dadakan

110 36 8
                                    

LLS comback❤
Vote dulu dong:")

Setelah semua selesai membangun tenda, osis mengintrupsi semua peserta camping untuk berkumpul karena akan ada arahan untuk agenda hari ini.

"Anak-anak karena kalian sudah membangun tenda, kita akan langsung ke agenda selanjutnya. Agenda kali ini cukup ringan saja, karena acara intinya besok. Jadi, agenda kali ini adalah persiapan api unggun plus pentas seni. Setiap kelas menampilkan satu pertunjukan seni bebas. Sengaja bapak baru beri tahu kalian, karena ini akan mengetes kekompakan kalian menyelesaikan tugas bersama yang dadakan." Begitu ulasan pak Mario yang mampu membuat semua peserta camping menggerutu karena belum mempersiapkan apapun

"Baik, mulai sekarang kalian berkumpul bersama teman sekelas kalian. Silahkan diskusikan bersama dan putuskan penampilan apa yang akan kalian suguhkan. Dan tak lupa kali ini ada hadiahnya untuk kelas yang pentas seninya bagus. Ada sangsi pula untuk kelas yang tidak ikut pensi." Lanjut pak Mario.

Lantas setelah pak Mario mengakhiri pengumumannya, semuanya berkumpul dengam teman sekelasnya. Mereka membahas pensi yang sudah seperti tahu bulan ini, dadakan.

"Ra, kelas kita mau tampil apa nih?" Tanya Via sambil memegangi Ara yang berjalan tertatih.

"Gak tau. Kita kumpul ajah dulu." Sahut Ara yang dibalas anggukan oleh Via.

"Nah itu temen sekelas kita udah ngumpul di sana." Tunjuk Via ke arah teman-teman sekelasnya. Ara dan Via pun ikut bergabung.

Terlihat El dan Bagas ada di depan sepertinya akan segera memulai diskusi.

"Untuk pensi nanti malem, apa ada yang mau ngisi dengan sukarela?" Tanya bagas selaku wakil ketua kelas. Semua siswa kelas X Ips 3 mengernyit akan pertanyaan konyol Bagas

"Kalian ada saran kita tampil apa nanti untuk pensi?" Giliran El yang bertanya.

"Gimana kalo stand up komedi?" Suara Gian tunjuk tangan.

"Kalo tari?" Suara Syela menyahuti

"Kalo atraksi sulap? Gue bisa beberapa trik sulap." Suara Rado ikut memberi saran.

"Dance modrn aja gimana?" Itu suara Naya yang salah satu anggota ekstra dance.

Dan banyak lagi saran yang dikemukakan oleh teman-teman El.

"Oke gue tampung. Kalo stand up komedi, apa lo udah siapin materi dan properti?" Tanya El pada Gian, dibalas gelengan oleh Gian.

"Kalo gitu jangan ambil resiko, garing." Sahut Bagas.

"Kalo atraksi sulap, gue gak raguin lo Do, tapi apa properti udah lo bawa?" Tanya bagas beralih pada Rado. Rado pun menggeleng.

"Untuk Tari atau dance apa cukup kalian latihan beberapa jam kedepan? Dan apakah musik, kostum tidak harus diseragamkan?" Ujar El menatap Syela dan Naya. Syela pun menggeleng. El hanya memejamkan matanya dan menghembuskan napasnya.

"Kalo Dance modern kita kan gak harus pakek kostum seragam, cukup bebas aja." Naya bersuara.

"Lo mau ngedance sendiri?" Itu suara Bagas, lalu Naya pun menyengir.

"Iya ya, gue lupa kalo temen dance gue beda kelas." Ucap Naya cengengesan yang di hadiahi sorakan dari teman-temannya.

Selang beberapa detik keaadan menjadi hening. Semua tampak berpikir. Krik krik krik

"Gue ada ide!" Itu suara Farhan yang berhasil mengagetkan teman-temannya. Semua mata menyorot pada Farhan.

"Gimana kalo kita tampilin atraksi silat? Gue, sama lo El. Sama ini si Erdin juga ternyata anak silat." Jelas Farhan. Farhan adalah salah satu teman satu sanggar dengan El, silat. Sedangkan Erdin memang sekeluarganya adalah pesilat.

Ara menatap El tak percaya, "Dia anak silat? Keren juga." Monolog Ara dalam benaknya yang sedari tadi hanya menyimak.

"Nah, ide bagus tuh. Gue setuju. Properti pendukung kan bisa dari kayu-kayu disini nih kita cari nanti." Ucap Bagas menyetujui.

"Gak bisa." Tegas El datar. Sontak semua heran pada El yang menolak mentah-mentah saran Farhan dan Bagas.

"Kita butuh persiapan latihan yang cukup supaya gak ada kendala saat pertunjukan. Pertunjukan kita itu ekstream dan banyak resikonya. Lo mau tanggung jawab?" Jelas El berhasil membuat Farhan dan Erdin menepuk jidatnya. Ini gara-gara pak Mario yang membuat pensi ini dadakan. Semua menjadi susah.

"Gue ada saran!" Via menunjuk tangan. Via pun menjadi sorotan.

"Gimana kalo nyanyi ajah? Ara bisa nyanyi. Dan mungkin ada yang bisa main alat musik kan bisa kolab tuh. Tadi gue liat Vano kelas sebelah bawa gitar. Kita pinjam aja." Jelas Via menuturkan sarannya. Sedangkan Ara sudah melotot pada Via. Bisa-bisanya dia mengorbankan Ara untuk pensi ini.

"Gak, gak ada. Gue gak mau!" Tolak Ara, semua teman-temannya menoleh pada Ara seperti berharap pada Ara.

Ara menatap satu persatu temannya yang menampakakan puppy eyesnya. "Apasih kalian pakek puppy eyes gitu ah. Mau gue colok mata kalian? Gue gak mau." Lanjut Ara memalingkan wajahnya dari pandangan berharap semua temannya, kecuali El.

"Ayo lah ra... masak lo gak mau. Gue sekalian mau pinjam pianika sama kakak gue di osis. Kan enak tu nyanyi diiringi pianika." Ujar Racka memohon. Semua temannya mengangguk setuju.

"Gak gue gak mau." Ketus Ara tetap pada pendiriannya. Ara malas jika harus jadi tontona.

"Lo harus mau!" Tegas El. Ara pun menoleh pada El yang seenak jidatnya memakasa.

"Lo nyanyi, gue main gitar, Racka main pianika. Udah fix." Tegas El lagi. Semua teman-temannya pun setuju.

"Ayolah Ra. Demi kelas." Bujuk Via dengan pupy eyes nya. Ara mendengus ia paling tak tahan dengan pupy eyes teman-tema laknatnya ini.

"Iya iya! Puas kalian?!" Ucap Ara tidak santai. Semua pun bersorak legah.

El pun mencetak senyum miringnya mendengar persetujuan Ara. Entah lah, El merasa puas saag ini. "Ayo kita latian sekarang!" Titah El pada Ara dan Racka.

"Kita latihan disana aja. Enak tempatnya adem." Pinta Ara dengan wajah yang tetap jutek.

"Kalian duluan aja. Gue mau ke tenda osis dulu. Mau ambil pianika ke kakak gue." Ujar Racka bergegas untuk meminjam pianika pada kakaknya.

Ara pun berjalan mendahului dengan tertatih. El pun mengikuti dari belakang. "Ra, gue pinjem gitar Vano dulu." El berbalik untuk mengambil gitar. Ara hanya mengangguk.

Ara duduk ditepian air dan mencelupkan kakinya ke dalam air sungai yang dingin. Ia menatap air terjun, sungguh pemandangan yang menenangkan. Ara memejamkan matanya seraya menunggu El dan Racka sampai.

💛💛💛

"Jadi lo mau nyanyi lagu apa Ra?" Tanya Racka yang sudah siap dengan pianika di genggamannya.

"Emmm say you want lat go?" Tawar Ara pada kedua temannya.

Keduanya pun mengangguk. Ara pun mulai menyesuaikan nadanya, begitu pun El dan Racka yang menyesuaikan nada alat musiknya dengan Ara.

Mereka pun mulai latihan sambil menikmati pemandangan air terjun di depan mereka.

Mereka pun mulai latihan sambil menikmati pemandangan air terjun di depan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga kalian suka💛
Jangan lupa Vote!
Lanjut? Komen yah.
See youu💛
_chachaaa26

Long Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang