92. The Door Is Open

75 19 27
                                    

Udah double up nih!!! Vote jangan lupa yah...

AUTHOR MAU INGETIN KALIAN BUAT IKUTAN #QNALLS
RULESNYA ADA DI BAWAH YAH!!!

Happy Reading Kesayangan Author🤍
Play mulmed juga biar feelnya mummer🤭
***

Vespa kuning sudah sampai di halaman rumah El. Ara membuka helmnya, dan turun. Baru satu langkah menuju teras rumah El, terdengar suara Najwa yang masuk ke halaman rumah El. Ya, sebenarnya sedari tadi El mengikutinya dari belakang. Sedangkan Ara acuh saja dengan kedatangan El, ia langsung menuju teras rumah El. Rumah siapa coba.

Ara berjijit untuk memencet bel, namun tiba-tiba tangannya di hentikan oleh El.

"Masuk," titah El membukakan pintu, lalu masuk lebih dulu. Ara pun tak mau ambil ribet, ia langsung mengikuti El dari belakang.

'Gila banget takdir ya... Baru beberapa jam gue dihancurin sama orang ini, dan sekarang gue harus jalan di belakang dia seperti orang bodoh,' batin Ara meringis.

"Assalamualaikum, Bundaaaa!" panggil El memasuki ruang makan, ia tahu pasti bundanya masih bergelut di dapur dengan resep-resep barunya.

"Eh? Waalaikumsalam... Kalian akhirnya datang," kaget Helena langsung mengelap tangannya pada celemek yang ia gunakan.

Helena menghampiri Ara dan El. Tapi, pandangannya tertuju pada Ara yang matanya sembap dan penampilannya yang agak lusuh.

"Eh Ara? Kamu kenapa sayang?" tanya Helena yang mengabaikan tangan El yang mengadah untuk bersalaman. Mau tak mau El ikut beralih memandang Ara.

'Disakitin sama anak bunda,' ucap Ara yang tentu saja hanya dalam hati.

"Em, emang kenapa bunda? Ara gapapa kok," gagu Ara. Helena hendak menjawab, namun sudah didahului El.

"Bunda gamau terima salim dari anaknya?" kesal El.

"Eh iya, yaampun sampai lupa." El pun menyalimi tangan bundanya, lalu bergantian dengan Ara.

Setelah Ara mencium tangan Helena, tangan Helena tergerak untuk menangkup pipi Ara. Ia menatap Ara lekat, sungguh Helena tahu dari mata hazel milik Ara sudah bisa dipastikan bahwa gadis ini sedang tidak baik-baik saja.

"Bunda, El ke kamar dulu." El langsung pergi ke kamarnya. Ia sungguh tidak sanggup berada di dekat Ara lebih lama. Hatinya sakit tanpa sebab hanya karena menatap wajah itu.

Helena mnegerti saat melihat El memilih pergi. Kesedihan ini ada sangkut pautnya dengan El. Hanya terdengar helaan napas berat dari Helena.

'Pasti ini ada hubungannya dengan Agys. Kasihan sekali anak ini. Apa El sudah memutuskan pilihannya?" batin Helena menerka-nerka.

Ara melihat Helena terdiam entah kenapa. Ara pun berinisiatif untuk memulai percakapan.

"Oh iya bunda, kenapa bunda mau ketemu Ara?" tanya Ara yang membuyarkan lamunan Helena.

Helena tersenyum lalu membawa Ara ke ruang tamu untuk duduk. Setelah duduk Helena mengelus rambut Ara dengan kasih sayang. Ara pun tersenyum pada wanita yang sebelumnya Ara pikir akan menjadi bunda mertuanya. Ah, ternyata keinginan itu hanya angan.

Helena menatap Ara penuh kasih sayang seperti putrinya sendiri.

'Apa aku tanyain sekarang masalah El dan Ara? Ah, kayaknya jangan deh, pasti Ara masih tidak sanggup,' batin Helena menimbang-menimbang.

Long Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang