60. Ara Pelakunya

147 42 133
                                    

Dengan hati-hati Ara membuka pagar rahasia di belakang pohon rimbun taman sekolah yang hanya diketahui beberapa orang saja, termasuk Ara. Ia mendapatkan kunci itu dari Satria yang menitipkannya tadi saat Satria sudah berhasil membolos. Ya, Ara tadi membantu Satria dan Reyhan bolos. Hebat gak tuh wkwk...

Dengan susah payah akhirnya gembok pagar berkarat itu tebuka. Kalian semua ingat? Ara itu ceroboh. Saat Ara hendak melangkahkan kakinya, tanpa sengaja ia menginjak kayu kering yang menimbulkan suara. Ara memejamkan matanya berharap tidak ada siapapun yang mendengar.

Saat terasa sudah aman, Ara pun langsung keluar dari situ. Tak lupa Ara menutup kembali pagar berkarat itu. Lagi dan lagi, Ara ceroboh. Ara melepas gembok pagar itu sembarang sehingga menimbulkan bunyi.

"Siapa itu?" Terdengar suara bariton yang sepertinya adalah satpam yang berjaga di sekitaran situ. Lantas Ara panik, disaat seperti ini otaknya tidak berjalan. Bukannya kabur, Ara malah menggigit bibir bawahnya menahan gugup, kakinya gemetar. Suara langkah kaki itu semakin mendekat ke arah Ara. Ara tetap diam tak berkutik. Ah greget!

Ketika suara langkah itu sudah semakin dekat..... Kena kau! Tiba-tiba ada tangan yang menarik Ara menjauh dari tempat itu.

Orang itu langsung membawa Ara berlari. Mau tidak mau Ara berlari mengikui langkah orang itu. Ara memandangi orang di depannya yang sedang membawanya berlari. Alah, kau ternyata.

Saat sudah berada di tempat ramai mereka berhenti. "El, lo lari kenceng banget. Gue capek ih." Omel Ara ngos-ngosan.

"Lo yang lemot! Untung gue tarik, kalau gak lo pasti udah diciduk satpam itu." Kesal El yang juga mengatur nafasnya.

Ara hanya diam tak menanggapi ucapan El. "Ayok ikut gue." El menarik Ara menuju Najwanya yang ia parkir di depan warung Bu Suti, tempat siswa biasanya membolos.

"Mau kemana?" Tanya Ara saat sudah naik ke atas Najwa.

"Kantor polisi." Jawab El.

"Ngapain?" Tanya Ara.

"Jeblosin lo ke penjara!" Tegas El lalu mengegas Najwanya.

Ara kaget dan tidak paham, "emang gue salah apa?" Tanya Ara.

"Lo pelakunya." Ucap El penuh penekanan.

Ara memukul bahu El keras. "Sembarangan lo!"

El menyeringai di balik helm fullfacenya. 'Lo gak bisa lepas dari gue, Ra.' Batin El.

~LLS~

El dan Ara sudah sampai di kantor polisi. El langsung menggandeng Ara setelah turun dari Najwanya.

"El lepas, gue gak salah El! Jangan asal nuduh, lo. Main tarik-tarik, emang gue kambing." Ucap Ara meronta-ronta.

"Diem atau gue cium!" Sarkas El.

Untuk sekarang Ara akan melawan. El juga tidak akan berani menciumnya di tempat umum, kan?. Eh kok ngarep?

"Bodoamat! Lo asal nuduh!" Balas Ara tak takut. Tapi, cengkraman El lebih kuat.

"Lo pelakunya Ra! Gue tau itu." Tegas El lagi.

"Gilak kali lo! Jelas-jelas lo liat gue waktu itu ada di dekat ayah Andrean. Kenapa lo asal tuduh. Gaada ota-" ocehan Ara terpotong saat El meletakkan jarinya di bibir Ara.

"Shhhtt. Lo pelakunya, jangan ngebantah. Lo yang udah nyuri hati gue. Jadi lo harus gue penjarain. Penjarain di hati gue." Jelas El dengan suara beratnya dan pandangan teduhnya yang menatap lekat mata hazel Ara. Alamak, kebangetan nih kang kasep gombalnya. Jangan senyum-senyum kalian bacanya ya.

Long Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang