Jika aku memang tidak ditakdirkan untuknya, maka aku akan mengulang mendaftarkan diri sampai aku memenuhi syarat agar bisa ditakdirkan untuknya.
Bus dengan lampu warna-warni terlihat sangat cantik ketika ia melaju menembus gelapnya langit malam. Pemberhentiannya yang selalu menuju ke halte untuk menjemput para penghasil nafkah bagi supirnya itu pun selalu menyapa setiap penumpangnya. Begitu pula Kevin dan Kesya yang dengan hangatnya disapa oleh seorang bapak pekerja keras, si supir bus.
"Sore menjelang malam neng gelis, cak bagus" sapa supir bus itu ramah kepada Kesya dan Kevin yang baru saja ingin naik kedalam bus tersebut.
"Sore menjelang malam juga pak" sapa Kevin tidak kalah hangat kepada supir bus tersebut. Kesya hanya melemparkan senyum ramah kepada supir bus tersebut dengan sedikit menundukkan kepalanya.
Kevin sebenarnya sedikit tidak enak dengan suasana bus yang selalu ramai penumpang tersebut, ia seharusnya memilih taxi untuk menghantarkannya ke rumah sakit, namun jika Kesya yang sudah mengajak dirinya, ia pun tidak akan menolaknya.
Bus ini adalah bus kota yang siap menghantarkan penumpangnya pergi ke tempat tujuannya, namun masih didalam kota bukan diluar kota, tetapi tetap saja, penumpang bus dari bapak supir ramah ini selalu diramaikan dengan pekerja kantoran dan pelajar yang baru saja pulang dari kegiatan mereka.
Kesya mendongakan wajahnya, ketika ia melihat semua kursi bus tersebut telah terisi dengan para penumpang yang sudah terlihat lelah dengan kegiatan mereka.
"Kesya!" hingga panggilan tersebut, membuat Kesya semakin mendongakan kepalanya lebih tinggi untuk melihat siapa seseorang yang memanggil dirinya.
Kesya tersenyum ketika berhasil melihat siapa seseorang itu, ia menoleh kepada Kevin yang tepat berada dibelakangnya dan mengisyaratkan Kevin untuk mengikutinya untuk pergi ke kursi belakang bus tersebut.
"Kelvin?" tanya Kevin ketika ia melihat laki-laki berseragam berbeda dengan dirinya, tengah tersenyum kepada Kesya dan mengisyaratkan Kesya untuk duduk disampingnya, yang kebetulan hanya tersisa kursi disamping Kelvin yang kosong.
"Sya, duduk bareng gue sini!" perintah Kelvin sambil menepuk-nepuk kursi tersebut.
Kesya masih berpegang dengan pegangan bus yang berada di atasnya, ia melirik Kevin sekilas yang sudah sangat jelas menampilkan wajah masam, tidak suka dengan perkataan Kelvin.
"Gak! Kesya gak boleh duduk berdua sama lo!" kesal Kevin.
Bus sudah mulai berjalan lagi, mau tidak mau Kevin harus berpegang erat pada pegangan yang berada diatas kepalanya.
"Lho? Emang lo gak kasian sama Kesya? Lo biarin Kesya berdiri?" balas Kelvin yang langsung berdiri mempersilahkan Kesya untuk duduk di kursi dekat jendela bus.
"Sini Sya duduk!" lanjut Kelvin lagi.
Kesya yang memang sudah sangat lelah, dan ingin sekali duduk, dengan senang hati, ia melangkahkan kakinya dan duduk di kursi dekat jendela yang menjadi tempat duduk favoritenya didalam bus tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYBOY (ON GOING)
Roman pour AdolescentsPLEASE DON'T BE SILENT READERS SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW DULU YA TEMAN-TEMAN BIAR BISA BACA PART YANG KAU PRIVATE💗 #7 In Cerita baru (17-10-2018) Akhirnya gue nemuin kemustahilan didalam hidup gue. -Kevin Erlangga, CEO of 800 mantan. Ditulis di ta...