Sabtu sore, sebenarnya adalah waktu yang pas untuk seseorang berolahraga sore ataupun sekedar bermain sepeda berkeliling disekitar perumahan.
Namun berbeda dengan Kevin, ia memilih untuk terus berkutat pada layar laptopnya, sedangkan Adit dan Dika telah pamit untuk pulang sedari tadi dengan alasan mereka ingin bermalam mingguan.
Walaupun mereka berdua telah mengajak Kevin utuk ikut bersama mereka, namun Kevin menolaknya alasannya adalah ia ingin berhibernasi sepuasnya didalam kamarnya.Namun bukan bersantai yang kini Kevin lakukan, itu hanya sebuah alasan belaka, yang kini Kevin lakukan adalah berusaha mencari info sedalam-dalamnya tentang Kesya Ananda.
Bukan apa apa, namun Kevin dibuat penasaran oleh Kesya, mulai dari sikap Kesya, kemudian sikap Adit yang tiba-tiba berubah aneh, itu semua membuat Kevin harus mencari tau sendiri.
Dan disinilah ia sekarang, duduk manis dimeja belajarnya, membuka semua aplikasi yang menampilkan biodata Kesya.
Mulai dari tanggal lahir Kesya, nama lengkap Kesya hingga kini ia telah mengantongi nomor ponsel Kesya.
Kevin tersenyum ketika kini ia telah mempunyai nomor ponsel Kesya, bahkan nomor tersebut masih aktif dan dapat dihubungi.
Kegiatan Kevin terhenti ketika sebuah dering telepon menggema diseluruh kamar super mewah milik Kevin, Ia menggeser kursi berodanya untuk mendekati letak telepon rumahnya.
"Apa?" ucap Kevin tanpa ingin berbasa-basi, bukan apa-apa ia tak ingin waktunya terbuang percuma.
"Tuan, nyonya memerintahkan turun untuk makan malam"
Mendengar suara salah satu pelayannya yang menyuruh dirinya untuk bergabung untuk makan malam, Kevin hanya berdeham kecil, kemudian ia bangkit dari duduknya menuruti perintah mamanya.
Kevin muncul setelal lift terbuka, dan kini ia telah berada pada lantai dua kediaman keluarga Erlangga. Disana terlihat beberapa pelayan yang tengah sibuk menyiapkan makanan dan terlihat Probo, ayah Kevin beserta Falicia, mama Kevin telah duduk rapih dimeja makan.
Mempunyai 3 anggota keluarga membuat meja makan yang super luas dan memanjang ini menjadi sangat renggang, namun itu dapat ditutupi dengan berbagai macam hidangan yang tersaji dimeja makan tersebut.
"Hey Boy, hayu kita makan hayu" panggil Falicia kepada anak semata wayangnya.
Kevin hanya mengangguk kemudian duduk pada tempat yang telah disiapkan oleh pelayan-pelayannya.
Etika saat sedang makan sangat diterapkan oleh keluarga Erlangga, contohnya saat sedang makan tidak ada yang boleh membuka suara, kecuali setelah mereka selesai makan. Makan malam ini terbilang cukup monoton karena semuanya sibuk dengan makanan mereka masing-masing.
Hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang saling beradu sebagai pemecah sunyi diruangan tersebut.
"Jadi gimana keadaan sekolah Vin?" Probo mulai anggkat bicara ketika kini mereka telah usai menghabiskan makanan mereka masing-masing.
"Aman pa" jawab Kevin seadanya sambil membersihkan sekitar mulutnya dengan tissu yang telah disiapkan.
"Bagus, lalu misi papa? udah?" lanjut Probo lagi yang membuat Kevin menyengir kuda.
"Belum pa hehe"
Probo terlihat terkekeh sekilas kemudian ia kembali anggkat suara "Gimana sih, papa udah pesen patung kamu buat ikon sekolah"
"Lah niat banget pa" kekeh Kevin lagi, jika kalian bertanya tentang sifat Probo alias Papa Kevin, maka jawabannya adalah, sifat Probo tak akan pernah jauh-jauh dari kata konyol dan agak sedikit humoris.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYBOY (ON GOING)
Roman pour AdolescentsPLEASE DON'T BE SILENT READERS SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW DULU YA TEMAN-TEMAN BIAR BISA BACA PART YANG KAU PRIVATE💗 #7 In Cerita baru (17-10-2018) Akhirnya gue nemuin kemustahilan didalam hidup gue. -Kevin Erlangga, CEO of 800 mantan. Ditulis di ta...