"Kamu udah tau kan? tolong jangan kasihani aku"
-KesyaAnanda30'4
Dear diary.
Aku gak pengen makan hari ini bun, ayah ada diluar kamar ini, aku gak mau ketemu ayah bun, aku takut. Takut buat keluar kamar untuk sekedar makan bun jangan marahin aku ya bun karena gak makan.-KesyaAnanda
Kesya menutup buku bersampul coklat yang senantiasa menjadi kegiatan rutin Kesya, bukan seperti remaja biasanya yang memilih bermain ponsel Kesya lebih memilih menulis dan mencurahkan semua isi hati Kesya kepada buku lusuh yang telah ia simpan dan jaga selama bertahun tahun ia hidup dibumi ini.
Seakan-akan buku tersebutlah sebagai keluarga dan sahabatnya, yang senantiasa menjadi pendengar yang baik tentang semua curahan hatinya, ia akan merasa tenang jika ia telah menulis dibuku tersebut.
Hari ini jadwal Kesya akan tetap diam didalam kamar, sambil mendengarkan lagu-lagu Favoritenya dan mempelajari kembali materi-materi yang sempat ia dapatkan disekolah tadi, ia tidak cerdas dan memiliki otak melampui jenius, ia hanya gadis SMA biasa yang mempunyai kemampuan standar, namun ini kelebihan Kesya, ia sangat pandai mengingat semua materi pelajaran, dengan menggunakan metode "Buka lagi setelah dijelaskan" itu sangat memudahkan Kesya untuk mengingat kembali.
Kesya bersenandung kecil ketika ia tengah mendengarkan lagu favoritenya sambil terus memperhatikan materi-materi yang tadi belum sempat dipahami oleh Kesya.
Hingga suara ketukan pintu dari luar mengganggu konsentrasi Kesya.
Saat itu juga, Kesya merasakan atmosfir suhu kamarnya berubah menjadi sangat dingin, degup jantung Kesya tak dapat berbohong bahwa kini ia sedang merasakan takut yang luar biasa.
Mengingat ayahnya sedang berada dirumah, dan dapat melukainya kapan saja membuat Kesya buru-buru beranjak dari kursi meja belajarnya, bermaksud untuk mengunci pintu kamarnya yang sempat lupa ia kunci.
Namun Kesya kalah cepat, pintu bernuansa putih tersebut telah terbuka dan menampilakan wajah yang paling Kesya takuti didunia ini, Dava sang ayah.
Jika banyak anggapan bahwa seorang ayah adalah idola pertama untuk anak laki-lakinya dan cinta pertama untuk anak perempuannya, namun berbeda bagi Kesya, Dava ayahnya adalah iblis pertama didalam kehidupan Kesya.
Raut wajah Dava tak dapat terbaca oleh Kesya, satu yang Kesya tau bahwa sang ayah kini sedang didalam pengaruh minumam keras, bau alkohol yang menyeruak didalam indra penciumannya telah menjelaskan semuanya.
"Ayah? ada apa?" Kesya mundur, ketika tiba-tiba Dava berjalan mendekat dengan tatapan yang sangat mengerikan bagi Kesya, yaitu tatapan kosong yang penuh dengan arti.
Dava masih tak bergeming, ia masih terus berjalan mendekati Kesya yang kini sudah tidak dapat lagi berjalan mundur, karena kini punggungnya telah bertemu dengan dinding dingin kamarnya.
"A-ayah?" Kesya semakin merasa sangat ketakutan, ketika kini Dava membelai rambut panjang Kesya kemudian mencium kening Kesya dengan lembut, seperdetik Kesya merasakan gejolak baru dalam tubunnya, gejolak yang belum pernah ia rasakan sebelummya, bukan ketakutan seperti sebelumnya namun kehangatan yang kini ia rasakan.
Namun gejolak tersebut bergeser sangat jauh dan tergantikan dengan rasa takut lagi, rasa takut yang lebih dari sebelummnya, ketika Dava tiba-tiba tertawa sekencang-kencangnya, tawa bernada licik tersebut membuat Kesya bergidik ngeri, seperti tawa seorang penjahat yang berhasil melakukan suatu kejahatan.
Dan Kesya membenci tawa tersebut.
"Ckckck Dona Dona masih cantik aja hahah" Kesya menutup matanya, kini air mata yang Kesya tahan sebelumnya runtuh begitu saja, ketika tadi Ayahnya menyebutkan nama seseorang yang sangat Kesya rindukan saat ini, Dona nama dari ibunya, wanita tercantik yang Kesya punya dibumi dan dihatinya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYBOY (ON GOING)
Roman pour AdolescentsPLEASE DON'T BE SILENT READERS SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW DULU YA TEMAN-TEMAN BIAR BISA BACA PART YANG KAU PRIVATE💗 #7 In Cerita baru (17-10-2018) Akhirnya gue nemuin kemustahilan didalam hidup gue. -Kevin Erlangga, CEO of 800 mantan. Ditulis di ta...