Bagian 7

2.5K 156 3
                                        

"Apa gue nyerah aja ya?"
-KevinErlangga-

🐊🐊🐊

"Satu atau dua pilih aku atau dia? yaaaa keduanya aaa"
"Dua atau satu pilih dia atau aku? yaaa keduanya aaa"

"Tarikk mang!"

"Yihaaaaaa!!!"

"Lanjut lagu laen! "

"Yok MUSIK!"

"Pacarku emang banyak satu hari bisa lima
tak perlu PDKT baru kenal langsung jadi!
Duh aduh emang asik punya pacar seabrek udah bosen yang ini, cari lagi yang lain! Tak ada malam--"

Dika maupun Adit keduanya kompak membungkam mulut mereka sendiri setelah mereka mengadakan konser dadakan dibelakang kelas, yang berhasil membuat kelas mereka menjadi tontonan gratis sesaat.

Ketika bos mereka, Kevin datang dengan malasnya masuk kedalam kelas, kemudian langsung membanting tasnya dengan kasar dimeja dekat dimana Adit berdiri menjadikan meja tersebut adalah panggung kecil.

Seketika suara yang tadinya terdengar sangat riuh menjadi sepi, anak-anak yang menjadi band dadakan dengan meja dan ember sebagai musik mereka seketika bubar begitu pula dengan para penonton yang tadinya sibuk mengintip dari kaca jendela hanya untuk menyaksikan kegaduhan yang bisa dibilang tidak berguna, namun cukup menghibur.

Entah mengapa aura yang dipancarkan Kevin kali ini sangat berbeda, membuat dua sahabat dekat Kevin berjalan menghampiri dimana Kevin sedang duduk dengan kaki ia angkat keatas meja.

"Yo yo yo yo what's up man what happen?"
Dika kembali berulah, tanpa disuruh Dika naik keatas meja dimana kaki Kevin berselonjor santai, dan dengan cekatan ia memijat kaki Kevin, biasanya jika aura yang ditampilkan Kevin berbeda hanya ada dua kemungkinan, yaitu lelah atau galau.

"Kenapa lo Vin?" kini gantian Adit yang mengoreksi sang kapten, ia tidak melakuakan hal sama yang dilakukan Dika karena ia tau bahwa Kevin sekarang tidak lelah, jadi bisa diambil kesimpulan kemungkinan yang kedua yaitu, galau.

"Tadi gue sekolah bareng Kesya" jawab Kevin enteng.

Jauh diluar dugaan Kevin, respon kedua sahabatnya melenceng jauh dari dugaannya.

"YES!" Adit dan Dika berseru kompak sambil bertos ria dihadapan Kevin, tepat dihadapan Kevin, mereka tidak tau jika suasana hati Kevin tidak sedang baik kali ini.

"Selangkah lebih maju, good job man"
Seru Adit sambil menepuk nepuk bahu Kevin semangat.

"Mobil oh mobil!" kini Dika yang sangat semangat, membayangkan Kevin diberikan mobil mewah keluaran terbaru yang hanya ada satu di Indonesia, bisa dibayangkan bagaimana tajirnya seorang Kevin. Dan bagaimana keuntungan yang dapat Dika dan Adit dapatkan, mereka juga akan bisa ikut mengendarai mobil tersebut dan ber-selfi ria untuk pamer di sosmed.

"Gak semudah yang kalian bayangin!" akhirnya Kevin anggak bicara, gerah rasanya jika terus-terusan mendengar cletukan kedua sahabatnya tentang mobil mewah yang akan segera jadi miliknya.

"Gak mudah gimana? Lo kan udah lumayan deket bro"

"Yoi come on bro!"

Kevin makin prustasi, bukan apa-apa, hanya saja Adit maupun Dika tidak mengetahui bagaimana sulitnya menakluki hati perempuan yang satu ini, Kesya benar-benar sangat berbeda, jika perempuan lain bisa Kevin dapatkan hanya 24 jam tetapi berbeda dengan Kesya, apa mungkin ia bisa dapatkan Kesya? Ya walaupun diberi waktu 7 kali 24 jam?

"Dia itu cewek yang aneh, kaku dan,,argh! susah pokoknya gue dapetin dia!" Kevin mengacak-ngacak rambutnya prustasi, entah mengapa ia menjadi sangat prustasi hanya ingin mendapatkan satu perempuan.

"Iya sih, gue liat juga si Kesya itu kalem banget, polos pendiem lagi" Adit berusaha mengingat wajah Kesya saat pertama kali ia datang kesekolah ini.

"Hooh, gue juga ngerasa gitu, masak waktu dateng kesekolah, dia nunduk terus, cari permen karet bekas kali ya?"

Mendengar cletukan Dika yang seperti itu membuat tangan Adit refleks menabok kepalanya. "GOBLOK NYET!" semprot Adit yang direspon kekehan oleh Dika.

Sedangkan Kevin, ia sama sekali tidak berminat untuk gabung dengan Adit dan Dika, kini ia sedang dilanda kegalauan ia dikaitkan dengan dua pilihan

Nyerah? atau berjuang?

Mengingat sikap Kesya yang seperti memberikan peringatan kepada Kevin untuk tidak berusaha memasuki kehidupan Kesya membuat Kevin berpikir untuk mengambil pilihan pertama, Menyerah.

Tapi bagaimana dengan kesepakatan sang ayah, yang tiggal selangkah lagi?

"Apa gue nyerah aja ya?" mendengar Kevin berkata seperti itu membuat Adit maupun Dika saling tukar tatap, dengan wajah yang cengo dan mulut ternganga.

Bagaimana bisa Kevin berpikir seperti itu, disaat mobil itu ada didepan mata, tinggal satu langkah saja.

"Lo mau nyerah disaat langkah lo tinggal bentar lagi?" Adit berusaha tenang untuk menghadapi seorang Kevin.

"Iya Vin, masak mobilnya mau dihempas gitu aja? Kan parah parah parah!"

Kevin terlihat berpikir sesaat. Jujur ia masih diambang-ambang, keputusannya belum dikatakan finish tapi setidaknya berjuang terlebih dahulu lebih baik ketimbang menyerah sebelum perang.

"Oke, selagi raga Kevin masih ada, gue bakalan terus berjuang"

Akhirnya Adit dan Dika dapat tersenyum lega mendengar keputusan Kevin, mereka segera merangkul Kevin dan saling manumpukan satu tangan mereka didepan dada, siap untuk meneriaki yel-yel kebanggaan mereka.

"MISI SEORANG PLAYBOY? MAJU TERUS JANGAN KASIH KENDOR, AYEY!"

Setelah mengucapkan yel-yel kebanggaan, mereka saling bertos ria bertepuk tangan heboh, ya walaupum cuma mereka yang heboh, yang lainnya hanya menatap aneh ketiganya.

Mereka tidak peduli, karena inilah mereka.

🐊🐊🐊

🐊🐊🐊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Makin kesini makin aneh wkwkw
lanjut gak sih?

PLAYBOY (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang