Bagian 51

45 2 0
                                    

(Baca ulang dulu yuk part sebelumnya karena part ini bakalan nyambung banget kawand)

-Best quote "Ini semua tentang takdir, aku berpasrah pada keadaan, membiarkan kenyataan membawaku pada akhir kisah sukaku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Best quote
"Ini semua tentang takdir, aku berpasrah pada keadaan, membiarkan kenyataan membawaku pada akhir kisah sukaku".

🐊🐊🐊

Adit meninggalkan Karin yang masih berada di atas rooftop, satu-satunya yang menjadikan alasan mengapa dirinya cepat-cepat pergi meninggalkan Karin sendiri adalah, keberadaan Aldo yang ternyata memang telah berdiri di belakang mereka berdua saat itu.

Ia menghentikan langkahnya, melirik kearah atas, berusaha melihat keberadaan Karin, memastikan Karin akan baik-baik saja.

Perasaan bersalah memang sepenuhnya menjalar di dalam hatinya, namun ia juga merakasan lega yang luar biasa, pada akhirnya ia dapat melepaskan diri sepenuhnya dari Karin.

Tidak berniat menggantung perasaan Karin, Adit hanya tidak ingin satu-satunya jalannya untuk tetap menjaga Kesya hilang begitu saja. Namun ternyata apa yang ia lakukan, telah menyakiti perasaan Karin. Mungkin awalnya akan baik-baik saja, namun ternyata berakhir tanpa pernah ia duga.

Adit mengusap wajahnya kasar, ia menghembuskan nafas berat, mungkin pada akhirnya, ia memang harus percaya kepada takdir, seberapa kuat ia berusaha, ia tidak akan bisa memutar balikan fakta, takdir dan kenyataan.

***

Aldo masih mematung ditempatnya, menyaksikan semua yang terjadi diantara Karin dan Adit. Tidak ada rasa sakit yang ia rasakan lebih dari ini, ketika melihat betapa Karin mencintai Adit, bukan dirinya.

Karin terlihat sangat kacau, ia berkali-kali berteriak prustasi, masih belum menyadari keberadaan Aldo. Aldo mengambil dua langkah maju, berniat untuk mendekat ke arah Karin.

"GUE SAYANG SAMA LO DIT, GUE SUKA SAMA LO, KENAPA LO JAHAT BANGET SAMA GUE!?" teriak Karin lagi.

Aldo kembali berhenti melangkah, satu titik air mata turun begitu saja dari sudut matanya.

Ia memelankan langkahnya, kini kakinya memilih mundur, ia berniat untuk pergi dan menjauh dari Karin, namun dengan cepat ia kembali berhenti. Karin memanggil namanya.

"Aldo?"

Aldo mengusap wajahnya kasar, ia berusaha menghilangkan jejak air mata dari wajahnya, setelah dirasa sudah, ia membalikkan tubuhnya, sedikit mengembangkan senyumnya ke arah Karin.

"Weh Rin, gue cuma mau bilang-" Aldo tidak melanjutkan ucapannya, ketika melihat Karin menatap dirinya dengan tatapan nyalang.

"Rin?" tanya Aldo ragu, ia tidak mengerti mengapa Karin menampilkan wajah, seperti ingin membunuhnya.

PLAYBOY (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang