Ketik "Hadir" untuk up ke part selanjutnya 🐊💗 udah? Oke makasih semuanya, happy reading.
Terlalu banyak membuat ekspetasi, membuat aku tersadar bahwa, hidup ini bukan hanya tentang kita dan mimpi kita.
-Karin Zeroprata-🐊🐊🐊
Tidak ada lagi tenda yang berdiri disekitar puncak, hanya ada beberapa barang yang nantinya akan diangkat menuju mobil untuk dibawa kembali ke asalnya.
Masih sangat pagi, bahkan matahari belum sepenuhnya naik ke permukaan, membuat seluruh partisipasi masih merasakan kantuk yang luar biasa, seperti Dika dan Kevin yang sudah tidur kembali di dalam bus yang akan membawa mereka pulang nantinya.
"Ayo cepat semuanya, pastikan tidak ada yang tertinggal, karena kita gak akan punya waktu lagi buat puter balik!" suara Pak War sudah biasa di dengar oleh seluruh siswa, tidak heran mengapa semuanya hanya mengangguk lemas.
Lemas karena mereka masih merasa kantuk akibat kemarin, pesta api unggun sangat meriah dan akan menjadi sebuah penyesalan besar, jika ditinggalkan untuk tidur.
Kesya mengemas seluruh bawaannya, sekaligus mengecek kembali, apakah ada barangnya atau tidak barang Karin yang tertinggal.
Ia melirik dimana Karin berdiri, ia juga mengemas semua barang bawaannya. Kini, hanya ada hening ketika mereka berdua bersama, tidak seperti biasanya yang dipenuhi oleh ocehan Karin kepada Kesya.
Karin menjadi sangat pendiam.
Karin mengangkat seluruh barang bawaannya, ketika dirasa semuanya telah masuk kedalam tasnya. Masih dengan perasaan yang sama, Karin melewati Kesya yang masih berdiri ditempatnya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Kesya mendongakkan wajahnya, ia membalikkan tubuhnya, melihat kepergian Karin, yang semakin menjauh dari pandangannya. Tidak tau harus bersikap bagaimana, akhirnya Kesya memilih untuk diam.
Setelah meletakkan seluruh barang bawaannya, Karin berniat untuk langsung masuk ke dalam bus, namun suara salah satu guru muda, membuat Karin harus rela mengurungkan niatnya.
"Karin, tolong kamu bawa semua gelas plastik dan piring plastik di tenda dapur ya, kalau gak bisa bawa sendiri, kamu minta bantuan teman kamu ya!" perintah ibu guru tersebut.
Karin menggangguk sembari memaksakan senyumnya. Ia menuruti perintah ibu guru tersebut, berjalan kearah tenda dapur yang sudah tidak berdiri lagi, barang-barang yang ada di dalamnya, sudah berada diluar area, siap untuk dianggkut kedalam mobil khusus peralatan dapur.
"Ck" Karin berdecak kesal, ketika seluruh gelas dan piring plastik yang sudah berada ditangannya, harus terjatuh. Ia kembali menyusun ulang gelas-gelas dan piring plastik tersebut, namun lagi-lagi ia kehilangan keseimbangannya.
"Ck" decakan berkali-kali tersebut keluar dari mulut Karin. Suasana hati yang masih tidak baik, mendukung seluruh ketidaknyamanan ini.
"Sini Rin, biar aku bantu" Kesya mencoba, mengambil beberapa piring dan gelas yang berada ditangan Karin.
"Gak usah!" sinis Karin, ia menepis tangan Kesya menggunakan sikunya.
"It's ok Rin, kamu gak bisa bawa semuanya" timpal Kesya lagi, ia masih berusaha menjangkau piring plastik tersebut dari tangan Karin.
Karin berdecak kesal, ia kembali menjauhkan piring dan gelas plastik tersebut. "Gue bilang gak usah ya gak usah!" kini nada bicara Karin mulai meninggi, ia merasa sangat muak.

KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYBOY (ON GOING)
Teen FictionPLEASE DON'T BE SILENT READERS SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW DULU YA TEMAN-TEMAN BIAR BISA BACA PART YANG KAU PRIVATE💗 #7 In Cerita baru (17-10-2018) Akhirnya gue nemuin kemustahilan didalam hidup gue. -Kevin Erlangga, CEO of 800 mantan. Ditulis di ta...