PLEASE DON'T BE SILENT READERS
SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW DULU YA TEMAN-TEMAN BIAR BISA BACA PART YANG KAU PRIVATE💗
#7 In Cerita baru (17-10-2018)
Akhirnya gue nemuin kemustahilan didalam hidup gue.
-Kevin Erlangga, CEO of 800 mantan.
Ditulis di ta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Maka bisa begitu..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🐊🐊🐊
Seminggu sudah berjalan, dimana Kesya yang hidupnya penuh dengan ancaman dan ketakutan, bisa ia atasi dengan kehadiran beberapa orang yang menyayangi Kesya, contohnya teman-temannya, Kak Venus, bahkan Kevin.
Sekembalinya Venus untuk kembali bekerja di Bandung cukup membuat Kesya lagi-lagi merasa was-was akan nasib dirinya jika harus berhadapan dengan Dafa, ayahnya. Namun, entah mengapa, akhir-akhir ini rasanya, ia lebih dari kata aman, karena Dafa seperti tengah melakukan aktifitas lain yang membuat dirinya sibuk akan aktifitas tersebut.
Walaupun ia sangat amat jarang berinteraksi dengan ayahnya, namun Kesya sangat bersyukur, karena dengan kesibukan baru ayahnya, Dafa terlihat jarang menyentuh minuman beralkohol seperti sebelumnya.
Dan jika ia ditanya, apakah hubungan dirinya dengan Kevin masih baik-baik saja, Kesya pasti akan menjawab, bahwa hubungan dirinya dengan Kevin lebih dari kata baik-baik saja. Kevin adalah salah satu sosok yang membuat hari-hari Kesya menjadi lebih berwarna, mengukir setiap inci senyuman yang tercetak diwajah cantik Kesya dan selalu berhasil mengubah suasana hati Kesya menjadi bisa tetap mensyukuri hidupnya. Tidak ada lagi kata, ia ingin pergi dari bumi, melainkan, ia ingin terus berada di dibumi. Terlepas dari semua hal pilu yang menimpa Kesya, Kevin benar, pasti akan ada alasan, mengapa manusia masih tetap diizinkan untuk hidup.
Namun Kesya hari ini tidak dapat melihat senyuman berlesung pipi milik Kevin, karena Kevin tidak dapat menjemput dirinya seprti biasa, ia harus merelakan satu masa dimana tidak dapat berangkat bersama Kesya, karena Kevin memiliki urusan pribadi yang tidak bisa ia tinggalkan.
Dan disinilah Kesya sekarang, duduk menghadap kaca bus yang biasanya menghantarkan dirinya untuk pergi kemanapun yang ia ingin.
Suasana pagi yang masih sangat sejuk,dapat dirasakan Kesya, ketika dirinya turun dari bus tersebut, tepat di depan sebuah sekolah ternama. Tidak banyak siswa yang Kesya lihat, hanya ada beberapa siswa yang baru saja menapaki kaki mereka disekolah tersebut, mengingat masih terbilang sangat pagi.